Ragamutama.com – Pasar modal Indonesia langsung menunjukkan reaksi setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami koreksi signifikan, menyusut hingga 9,19 persen dan menyentuh level 5.912,06 pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (8/4).
Menanggapi dinamika pasar tersebut, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pandangannya bahwa fundamental ekonomi Indonesia secara keseluruhan masih dalam kondisi solid dan menjanjikan. Ia juga menyoroti tingkat utang dan inflasi Indonesia yang relatif rendah dibandingkan dengan banyak negara di dunia.
Penjelasan ini disampaikan oleh Prabowo dalam wawancara eksklusif berjudul ‘Presiden Prabowo Menjawab’ bersama enam pemimpin redaksi media nasional. Sesi wawancara tersebut berlangsung di kediaman beliau di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, sebagaimana dikutip pada Selasa (8/4).
Dedi Mulyadi Ultimatum Kendaraan yang Beroperasi Harus Plat Jawa Barat: Jangan Ngerusak Jalan di Sini, Bayar Pajak di Provinsi Lain
“Menurut penilaian saya, fundamental ekonomi kita sangat kuat. Reaksi di pasar saham tidak membuat saya khawatir berlebihan, karena kita memiliki ketahanan dan kapasitas untuk berinvestasi. Utang kita, jika dibandingkan dengan banyak negara lain, termasuk yang terendah secara proporsional. Inflasi kita juga termasuk yang terendah di dunia,” ujar Prabowo.
Beliau menambahkan bahwa pergerakan pasar modal merupakan refleksi dari mekanisme pasar yang wajar, dengan siklus naik dan turun yang tak terhindarkan.
Di sisi lain, menanggapi kebijakan terbaru terkait tarif impor perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Donald Trump, Prabowo menyatakan optimisme bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan ini.
“Saya sangat menyayangkan situasi ini, namun ini adalah realitas yang dihadapi oleh seluruh dunia. Saya percaya bahwa fondasi kita kuat, dan apapun yang terjadi, saya yakin kita akan mampu bertahan. Kita telah melewati berbagai krisis sebelumnya, seperti tahun 1998, 2008, termasuk pandemi Covid-19. Kuncinya adalah persatuan dan kerukunan,” tegas Prabowo.
Ia mengakui bahwa industri dalam negeri berpotensi menghadapi dampak yang cukup berat, terutama industri padat karya seperti tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur.
Namun, Prabowo menegaskan komitmennya untuk proaktif mencari solusi dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.
“Saya akan segera berdiskusi dengan para tokoh industri untuk mencari jalan keluar dan memitigasi kesulitan yang mungkin timbul,” tutupnya.