WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat American Airlines dan helikopter militer Black Hawk pada Rabu (29/1/2025) malam, kembali mengungkap tantangan besar bagi pilot saat mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington DC.
Para pilot komersial di Amerika Serikat (AS) sudah lama menyuarakan kekhawatiran mereka terkait ruang udara sempit di sekitar bandara yang terletak di pusat ibu kota AS tersebut.
Kompleksitas jalur penerbangan dan potensi tabrakan dengan penerbangan militer membuat pendaratan di bandara ini menjadi salah satu yang paling menantang di “Negeri Paman Sam”.
Baca juga: Penyebab Tabrakan American Airlines Belum Diketahui, Investigasi Masih Berjalan
Dilansir dari Reuters, pilot Rick Redfern membagikan pengalaman pribadinya tentang insiden serupa yang nyaris terjadi hampir satu dekade lalu.
Ia harus bermanuver cepat untuk menghindari helikopter Penjaga Pantai yang terbang rendah di atas Sungai Potomac.
“Kontrol lalu lintas udara langsung memperingatkan helikopter untuk menjauh, dan saya harus bermanuver cepat. Itu terjadi siang hari, dengan jarak pandang jelas. Di malam hari, semuanya jauh lebih sulit,” ujar Redfern.
Jalur penerbangan rumit
Bandara Ronald Reagan memiliki jalur penerbangan kompleks. Pesawat yang hendak mendarat di landasan pacu 33 harus melakukan manuver tajam dari sisi timur Sungai Potomac agar tidak melanggar wilayah udara terbatas di sekitar Gedung Putih dan Pentagon.
“Tikungan dari sisi timur sepanjang sungai untuk berbelok ke landasan pacu sangat sempit,” tambah Redfern.
Tantangan semakin besar karena perbedaan sistem komunikasi antara penerbangan komersial dan militer.
Pesawat dari kedua sektor ini menggunakan frekuensi radio yang berbeda, sehingga komunikasi langsung sulit dilakukan. Kondisi ini berkontribusi pada meningkatnya risiko kecelakaan di wilayah udara yang padat tersebut.
Baca juga: Tabrakan American Airlines: 14 Pemain Seluncur Indah Tewas, Termasuk Calon Bintang AS
Catatan insiden dengan helikopter
Rekaman insiden di Bandara Ronald Reagan menunjukkan bahwa sejak 1980-an, pilot telah melaporkan berbagai kejadian nyaris celaka, khususnya terkait helikopter.
Dari 46 insiden yang tercatat dalam Sistem Pelaporan Keselamatan Penerbangan, 26 di antaranya melibatkan nyaris tabrakan dengan helikopter.
Dalam laporan pada 1989, seorang pilot menyatakan bahwa dalam 4,5 tahun penerbangannya ke Bandara Reagan, ia sudah tujuh kali hampir bertabrakan dengan helikopter.
Rekaman lalu lintas udara juga menunjukkan bahwa sebelum tabrakan terbaru terjadi, pengontrol lalu lintas udara sempat menginstruksikan helikopter Angkatan Darat untuk tetap berada di belakang jet American Airlines.
Namun, tabrakan tetap terjadi di ketinggian sekitar 300 kaki.
Baca juga: Ini Pesan Terakhir Korban Tabrakan American Airlines, Suami Langsung Cemas
Evaluasi keamanan di wilayah terbang Washington DC
Insiden ini kembali memunculkan pertanyaan tentang efektivitas prosedur pemisahan lalu lintas udara antara penerbangan komersial dan militer.
Daniel Driscoll, calon Panglima Angkatan Darat AS, menilai ada kemungkinan prosedur tersebut harus ditinjau ulang.
“Kita mungkin harus mempertimbangkan kembali apakah latihan militer seperti ini sebaiknya dilakukan di wilayah udara yang sibuk seperti Washington, DC,” kata Driscoll dalam sidang Senat.
Saat ini, Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) bersama Angkatan Darat AS tengah melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti tabrakan American Arilines, dan mempertimbangkan kemungkinan perubahan aturan penerbangan di wilayah tersebut.
Baca juga: Tak Ada Korban Selamat, Tabrakan American Airlines dan Black Hawk Jadi yang Terburuk dalam 24 Tahun