Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) membeberkan belanja modal atau capex untuk subholding hulu migas mencapai US$6,8 miliar tahun ini.
Sepanjang 2026 sampai dengan 2029, Pertamina mengalokasikan belanja modal untuk kegiatan hulu migas mencapai US$33,3 miliar.
Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Siddik Badrudin mengatakan perseroannya bakal mengantisipasi setiap risiko yang mungkin muncul dari rencana belanja modal saat ini.
Baca Juga : Pertamina Dapat Tawaran Kelola Blok Migas di Suriname
“Terdapat sejumlah risiko yang perlu kita hadapi dalam hal penyerapan capex, kita bicara soal capex sekitar US$60 miliar kita mesti yakinkan risikonya teratasi,” kata Siddik saat Mandiri Investasi Forum (MIF) di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Adapun, Pertamina mengalokasikan belanja modal mencapai US$67,4 miliar untuk periode 2025 sampai dengan 2029. Sebagian besar alokasi itu sekitar US$40,1 miliar dialihkan pada bisnis hulu migas.
Baca Juga : : Pertamina Tancap Gas Cari Minyak Usai AS Cabut dari Perjanjian Paris
Sementara itu, alokasi US$20,7 miliar diarahkan untuk proyek hilir dan midstream. Selanjutnya alokasi sekitar US$5,4 miliar dialihkan untuk proyek subholding energi baru terbarukan atau Pertamina RNE.
Adapun, sisanya sekitar US$1,2 miliar bakal digunakan untuk pembiayaan lainnya.
Baca Juga : : BPH Migas Perketat Distribusi Solar Subsidi, Pertamina Tunggu Regulasi
“Setiap proyek mesti diselesaikan on time, balik modal dan dasarnya mesti tidak ada keterlambatan dalam pengembalian modal dan risiko operasi,” tuturnya.
Di sisi lain, alokasi belanja modal untuk kegiatan infrastrutkur hilir dan midstream tahun ini menapai US$4,9 miliar. Sementara itu, alokasi untuk Pertamina RNE sebesar US$1,1 miliar sepanjang 2025.
“Pada akhirnya kita mesti memastikan risiko finansial semuanya teratasi,” tuturnya.