Persaingan Ketat Banyangi Kinerja Semen Indonesia (SMGR), Cek Rekomendasi Analis

- Penulis

Jumat, 21 Februari 2025 - 08:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dihadapi persaingan yang ketat di tengah konsumsi daya beli yang lemah. Program 3 juta rumah dari pemerintah diharapkan kembali menyegarkan permintaan semen domestik.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Kevin Halim melihat bahwa persaingan yang ketat telah menyebabkan pangsa pasar SMGR menurun. Meskipun telah mengakuisisi PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) pada tahun 2023 lalu, namun pangsa pasar masih terus menurun sejak pandemi.

‘’Kami yakin posisi nooer 1 di pasar dengan pangsa pasar dominan sekitar 50% sebenarnya membuat SMGR rentan terhadap persaingan. SMGR telah mencoba mengatasi masalah ini dengan menggunakan lebih banyak merek pesaing, namun hal ini tidak berhasil,’’ ujar Kevin dalam riset 18 Januari 2025.

Kevin menilai wajar apabila SMGR berada pada posisi yang kurang menguntungkan karena jaringan pabriknya yang luas dan berada di posisi pertama di industri semen.

Jaringan operasi SMGR yang luas menghadirkan kerugian dalam lingkungan yang lesu saat ini, di mana tingkat pemanfaatan atau utilisisasi berada pada titik terendah dalam sejarah.

  SMGR Chart by TradingView  

Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan produsen semen terbesar di Indonesia dengan pangsa kapasitas sebesar 49,3% dan pangsa pasar sebesar 40,7% per November 2024. SMGR mengoperasikan 9 pabrik terpadu di seluruh Indonesia dengan total kapasitas sebesar 50,6 juta ton.

‘’Dengan utilisasi yang rendah, beban biaya untuk memelihara pabrik-pabrik ini sering kali lebih besar daripada manfaat memiliki jaringan operasional yang luas. Hal ini terlihat dari menurunnya margin EBITDA SMGR, yang tertekan oleh berkurangnya efisiensi,’’ jelas Kevin.

Baca Juga :  IHSG Diprediksi Terkoreksi: Daftar Saham Potensial untuk Dibeli

Maybank Sekuritas mengamati bahwa SMGR telah menghadapi masalah biaya yang signifikan sejak kuartal IV-2023 karena lonjakan biaya overhead manufaktur. Masalah ini berlanjut hingga kuartal III-2024 dengan margin Ebitda SMGR pada kuartal tersebut tetap rendah di angka 14,4%.

Kevin memaparkan, manajemen SMGR mengaitkan peningkatan biaya manufaktur dengan peningkatan biaya dalam operasi bisnis non semen. Sebagai catatan, pada kuartal III – kuartal IV 2024, SMGR memperkenalkan produk baru yang disebut precision interlock brick (PIB).

Hanya saja, kontribusi produk PIB tersebut kemungkinan baru akan mencapai 1,4 – 2,0% dari pendapatan, mengingat semua fasilitas masih dibangun yang diharapkan rampung sepenuhnya pada tahun 2029.

Analis Mirae Asset Sekuritas Andreas Kristo Saragih memaparkan bahwa kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) lebih lemah daripada pesaingnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Hal itu sejalan dengan lemahnya konsumsi semen domestik.

Secara kumulatif, penjualan semen domestik tercatat turun -0,4% YoY menjadi 63,79 juta ton di 2024. Kendati ada katalis seperti proyek ibu kota baru (IKN) di Kalimantan, insentif pemerintah untuk sektor properti, dan masuknya volume Semen Grobogan, konsumsi semen secara keseluruhan masih lemah.

Andreas menyoroti, SMGR mencatat volume penjualan semen domestik turun di bulan Desember 2024 menjadi 2,57 juta ton, lebih rendah -9,3% MoM dan -19,5% YoY. Secara total, penjualan semen domestik SMGR di tahun 2024 turun -5,4% YoY menjadi 31,3 juta ton, dengan pangsa pasar terkontraksi -2,6ppt YoY menjadi 49,1%.

Baca Juga :  Cipta Perdana Lancar (PART) Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Penguasa Malaysia

Kinerja SMGR berbanding terbalik dengan INTP dengan penjualan domestik mencapai 1,69 juta ton, lebih rendah -3,6% MoM tetapi tumbuh 2,6% YoY. Secara kumulatif, penjualan semen INTP tumbuh sebesar 8,4% YoY menjadi 18,93 juta ton dan pangsa pasar meningkat menjadi 29,7% di 2024.

‘’Performa yang bertolak belakang antara SMGR dan INTP,’’ kata Andreas kepada Kontan.co.id, Kamis (20/2).

Menurut Andreas, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi lemahnya permintaan semen. Mulai dari aktivitas konstruksi yang lesu setelah pemilihan daerah bulan November, curah hujan yang lebih tinggi, serta larangan truk akhir tahun, yang akhirnya berdampak lebih besar pada penjualan semen kantong.

Mirae Asset Sekuritas memandang, prospek sektor semen tetap hati-hati karena permintaan yang terus melemah, kontribusi semen curah yang meningkat, dan persaingan harga yang semakin ketat. Namun, terdapat potensi kenaikan yang lebih tinggi bagi emiten sektor semen seperti SMGR dan INTP, mengingat harga sudah turun dalam dalam sebulan terakhir.

Menurut Kevin, Semen Indonesia (SIG) pertama-tama mungkin perlu mengatasi biaya manufaktur terlebih dahulu untuk kembali ke jalur profitabilitas. Di samping itu, program 3 juta rumah oleh pemerintah dapat mendorong pertumbuhan SMGR dengan potensi peningkatan sebesar 16% – 30% terhadap pendapatan SMGR untuk tahun fiskal 2025.

Secara keseluruhan, Kevin menyarankan Hold untuk SMGR dengan target harga sebesar Rp 2.900 per saham. Sedangkan, Andreas merekomendasikan Buy untuk SMGR dengan target harga Rp 4.240 per saham.

Berita Terkait

Prodia Bagikan Dividen Jumbo, Siap Ekspansi Optimistis di 2025
Jadwal Lengkap dan Cara Mendapatkan Dividen Pam Mineral
Waspada Sell in May: Analisis dan Prediksi Pasar Saham Indonesia
Sukses IPO: Pendiri CHAGEE Jadi Miliarder dengan Kekayaan Fantastis!
Direktur Anak Usaha SMGR Meninggal Dunia: Kabar Duka dari Danantara
Singapura Incar Konsesi AS: Obat-obatan & Chip AI Jadi Prioritas
Direktur Utama RBT Suparta Meninggal: Kasus Korupsi Timah Terhenti?
Panduan Lengkap: 7 Jenis HAKI dan Manfaat Ekonominya Bagi Kreator

Berita Terkait

Selasa, 29 April 2025 - 06:31 WIB

Prodia Bagikan Dividen Jumbo, Siap Ekspansi Optimistis di 2025

Selasa, 29 April 2025 - 05:51 WIB

Jadwal Lengkap dan Cara Mendapatkan Dividen Pam Mineral

Selasa, 29 April 2025 - 05:11 WIB

Waspada Sell in May: Analisis dan Prediksi Pasar Saham Indonesia

Selasa, 29 April 2025 - 03:27 WIB

Sukses IPO: Pendiri CHAGEE Jadi Miliarder dengan Kekayaan Fantastis!

Selasa, 29 April 2025 - 00:39 WIB

Direktur Anak Usaha SMGR Meninggal Dunia: Kabar Duka dari Danantara

Berita Terbaru

Urban Infrastructure

Depok Tata Ulang Tahura: Wisata Heritage Lebih Menarik

Selasa, 29 Apr 2025 - 06:12 WIB

finance

Jadwal Lengkap dan Cara Mendapatkan Dividen Pam Mineral

Selasa, 29 Apr 2025 - 05:51 WIB