Ragamutama.com JAKARTA. Di tengah dinamika pasar global yang dipengaruhi oleh eskalasi tensi perang dagang dan tren penurunan nilai kripto, OKX, sebagai salah satu exchange kripto terkemuka di dunia, baru-baru ini merilis laporan proof of reserves (PoR) yang ke-29. Laporan periodik ini menyajikan data terkini mengenai jumlah aset yang dikelola untuk kepentingan pengguna, dengan fokus pada bulan Maret 2025.
Laporan tersebut mengungkap bahwa terdapat US$ 24,6 miliar aset utama yang tersimpan sebagai jaminan dana pengguna. Aset-aset krusial ini mencakup BTC (bitcoin), ETH, USDT, serta USDC. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Proof of reserve dalam ekosistem kripto merupakan sebuah mekanisme verifikasi esensial yang membuktikan bahwa suatu platform kripto memiliki cadangan aset yang memadai untuk memenuhi seluruh saldo yang dimiliki penggunanya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan membangun kepercayaan di antara para pengguna.
Laporan proof of reserves berfungsi sebagai sarana penting untuk memvalidasi keberadaan dana pengguna. Melalui implementasi teknologi kriptografis yang canggih, pengguna OKX dapat memastikan bahwa dana mereka diamankan dengan rasio 1:1 dan tersedia untuk ditarik kapan saja mereka membutuhkannya.
Ketersediaan aset yang memadai juga memelihara tingkat likuiditas yang sehat dalam platform. Hal ini sangat penting untuk memastikan kelancaran aktivitas investasi dan perdagangan. Implementasi Proof of Reserves semakin banyak diadopsi oleh berbagai exchange sebagai wujud komitmen terhadap perlindungan dan keamanan dana pengguna.
Harga Bitcoin (BTC) Anjlok, Nilai Altcoin Ikut Terkoreksi
“Dalam beberapa tahun terakhir, OKX secara konsisten meningkatkan kualitas laporan proof of reserves, termasuk upaya signifikan dalam mengurangi ukuran file dari 2,55 GB menjadi hanya 598 KB. Hal ini mempermudah setiap pengguna untuk memverifikasi keberadaan aset mereka dengan lebih efisien,” demikian pernyataan resmi dari OKX dalam rilis yang diterima Kontan.co.id pada hari Jumat (4/4).
Secara eksternal, laporan ini tunduk pada audit komprehensif yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber terkemuka, Hacken. OKX juga terus berupaya memperkuat keamanan platform melalui berbagai inisiatif. Pertama, penerapan sistem cold dan hot wallet yang canggih.
Kedua, implementasi sistem otorisasi transaksi berbasis multi-signature, yang memerlukan beberapa tanda tangan untuk setiap transaksi. Ketiga, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi potensi ancaman. Keempat, penyediaan dana asuransi senilai miliaran dolar sebagai jaminan untuk menangani skenario darurat.
Seiring dengan peningkatan pesat jumlah pengguna dan volume transaksi dalam satu tahun terakhir, penting bagi investor untuk memilih platform kripto dengan sistem keamanan dan perlindungan yang solid.
Di samping itu, masyarakat juga diimbau untuk senantiasa berhati-hati dalam berinvestasi di aset kripto. Beberapa langkah penting untuk menjaga keamanan akun kripto termasuk mengaktifkan sistem autentikasi dua faktor, menggunakan kode anti-phishing, serta menghindari interaksi dengan pihak-pihak yang tidak dikenal.