KOMPAS.com – Profesi dokter punya peran penting untuk menjaga kesehatan masyarakat. Selain menjalankan tugasnya di rumah sakit atau klinik, dokter juga punya peluang karier lain.
Ada peluang karier lain yang masih ada kaitannya dengan profesi dokter, yakni travel medicine.
Profesi ini cocok bagi dokter yang memiliki minat di bidang kesehatan sekaligus hobi traveling.
Dilansir dari laman Unair, Sabtu (1/3/2025) travel medicine adalah disiplin ilmu yang berfokus pada kesehatan wisatawan sebelum, selama, dan setelah perjalanan.
Baca juga: Prospek Kerja Jurusan Proteksi Tanaman dan Pilihan PTN, Ada UGM dan IPB
Peluang karier travel medicine
Program Studi Kedokteran Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi turut berperan dalam membekali calon dokter dengan keterampilan khusus dalam bidang tersebut.
Penempatan di sekitar kawasan wisata
KPS Kedokteran FIKKIA, Muhammad Nazmuddin dr MSc menyebut banyak peluang karier terbuka bagi dokter yang ingin menekuni travel medicine.
Seorang dokter bisa bekerja pada klinik khusus vaksinasi dan travel medicine, rumah sakit dengan pelayanan kesehatan perjalanan. Bahkan, bisa juga membuka praktik sendiri.
Selain itu, dokter di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memiliki peran penting dalam pengawasan kesehatan pelaku perjalanan.
Termasuk vaksinasi, skrining penyakit menular, dan pengendalian wabah terminal perjalanan internasional.
Industri pariwisata juga membuka kesempatan luas bagi dokter dalam kapal pesiar, maskapai penerbangan, serta layanan haji dan umroh yang membutuhkan tenaga medis untuk menangani kesehatan wisatawan.
“Bagi calon dokter yang ingin menjadikan perjalanan sebagai bagian dari profesi mereka sekaligus berkontribusi dalam kesehatan global. Travel medicine menawarkan pilihan karier yang menjanjikan dan penuh petualangan,” papar dosen yang arkab disapa dr Didin seperti dikutip dari laman Unair.
Baca juga: Jurusan Kriminologi, Pelajari Kejahatan tapi Punya Prospek Kerja Cerah
Studi lanjut dan riset
Selain pilihan karier yang luas, bidang tersebut juga menawarkan berbagai peluang studi lanjut dan sertifikasi.
Dokter dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang master atau PhD dalam travel medicine atau tropical medicine.
Selain itu, sertifikasi seperti Certificate in Travel Health (CTH) dari International Society of Travel Medicine (ISTM) dapat meningkatkan kredibilitas di bidang tersebut.
“Bagi yang tertarik pada aspek spesifik perjalanan, sertifikasi dalam aviation medicine atau maritime medicine juga tersedia untuk bekerja di industri penerbangan atau kelautan,” terang dr Didin.
Riset bidang kedokteran pariwisata itu juga merupakan bidang yang menarik. Berbagai topik penyakit infeksi pada pelaku perjalanan seperti malaria, demam berdarah, dan tuberkulosis menjadi perhatian.
Efek perjalanan jarak jauh terhadap kesehatan yang membuat jet lag dan deep vein thrombosis seringkali ditemukan.
“Selain itu, tren wisata medis yang mencakup pasien bepergian untuk transplantasi organ atau fertilisasi in vitro (IVF) semakin berkembang. Juga membutuhkan perhatian khusus dari tenaga medis profesional,” ungkapnya.
Unair Banyuwangi memiliki sumber daya akademik yang kuat untuk mendukung travel medicine.
Baca juga: Jurusan Akuakultur Belajar Apa? Cek Juga Prospek Kerjanya
Dengan dosen yang berpengalaman dalam kedokteran tropis, kesehatan lingkungan, epidemiologi, serta medis darurat, mahasiswa dapat memperoleh pemahaman mendalam tentang tantangan kesehatan dalam perjalanan.
Jejaring dengan industri pariwisata juga memungkinkan pengembangan layanan kesehatan perjalanan yang lebih luas.