bali.RAGAMUTAMA.COM, BANGLI – Kehadiran libur Hari Raya Galungan membawa angin segar bagi Desa Wisata Penglipuran yang terletak di Bangli, Bali.
Gelombang kunjungan wisatawan, baik dari mancanegara maupun domestik, membanjiri Desa Wisata Penglipuran selama perayaan Galungan yang berlangsung dari Selasa (22/4) hingga Kamis (24/4).
Menurut catatan pengelola Desa Wisata Penglipuran, puncak kunjungan wisatawan terjadi pada Rabu (23/4) saat Hari Raya Galungan, mencapai angka 5.000 orang.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan hari-hari biasa di bulan April 2025, yang rata-rata mencatat 3.000 kunjungan per hari.
Peningkatan ini juga terlihat signifikan, yaitu sekitar 42 persen, dibandingkan dengan momen Hari Raya Galungan enam bulan sebelumnya.
“Secara keseluruhan, terjadi peningkatan sebesar 42 persen dibandingkan dengan Galungan sebelumnya,” kata Wayan Sumiarsa, Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, seperti dikutip dari Antara.
“Kenaikan ini didominasi oleh wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 15 persen, sementara turis domestik mengalami peningkatan sebesar 40 persen,” tambahnya.
Wayan Sumiarsa menjelaskan bahwa daya tarik utama bagi wisatawan adalah keindahan penjor serta tradisi unik masyarakat setempat selama perayaan Galungan.
Saat Galungan tiba, warga adat Desa Wisata Penglipuran menyelenggarakan rangkaian Ngerebeg, sebuah tradisi yang melibatkan prosesi mengelilingi desa dan dapat disaksikan secara langsung oleh para pengunjung.
“Suasana desa yang semarak dengan hiasan penjor menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara maupun domestik,” ungkap Wayan Sumiarsa.
“Mereka ingin merasakan secara langsung suasana sakral dan meriahnya Hari Raya Galungan,” lanjutnya.
Wayan Sumiarsa juga menyoroti peran generasi muda dalam menciptakan penjor yang indah, mengemas atraksi budaya secara menarik, serta memanfaatkan potensi ruang-ruang desa seperti hutan bambu sebagai daya pikat bagi wisatawan.
Oleh karena itu, warga Desa Penglipuran bersatu padu memajukan sektor pariwisata, sejalan dengan upaya pelestarian tradisi dan budaya yang diwariskan.
Salah satu upaya tersebut adalah menggelar Ngelawang, yaitu pertunjukan barong keliling yang menjadi tontonan wisata tambahan yang bisa dinikmati oleh para pengunjung.
Pentas khas yang selalu hadir setiap Galungan dan Kuningan ini tidak hanya menarik minat wisatawan dari luar daerah, tetapi juga dari berbagai wilayah di Bali.
Hal ini terbukti dari pantauan pengelola yang mencatat bahwa 50 persen pengunjung pada Kamis (24/5) lalu adalah warga Bali yang merayakan Umanis Galungan.
Wayan Sumiarsa memperkirakan bahwa kunjungan ke Desa Wisata Penglipuran akan terus meningkat menjelang Hari Raya Kuningan yang jatuh pada Sabtu, 3 Mei 2025 mendatang.
Pada periode tersebut, Bali akan memasuki musim kunjungan wisata studi.
“Saat ini, sudah mulai berdatangan anak-anak sekolah dari luar Bali yang berkunjung ke Penglipuran untuk mempelajari tradisi dan budaya. Berdasarkan informasi dari biro perjalanan, kami berharap tren positif ini akan terus berlanjut hingga bulan Mei,” pungkas Wayan Sumiarsa. (lia/RAGAMUTAMA.COM)