Ragamutama.com – Penemuan arkeologi yang menakjubkan kembali hadir dari reruntuhan kota Pompeii, Italia. Kali ini, dua patung dengan ukuran nyaris setara manusia dewasa berhasil ditemukan tersembunyi di dalam sebuah makam kuno, berlokasi di dekat Porta Sarno, gerbang kota yang terkenal di Pompeii.
Kedua figur ini, yang terpahat langsung pada dinding makam, diyakini oleh para ahli sebagai relief pemakaman yang secara visual mewakili individu-individu yang pernah disemayamkan di area tersebut.
Berdasarkan keterangan resmi dari Pompeii Archaeological Park, komplek makam ini ditemukan di sebuah area nekropolis yang kaya akan kuburan kremasi. Keunikan makam ini terletak pada dindingnya, yang memiliki beberapa ceruk yang dahulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan guci berisi abu jenazah, serta relief patung seorang wanita dan seorang pria yang berdiri berdampingan dengan anggun.
Para peneliti memperkirakan bahwa relief berharga ini berasal dari era Republik Akhir Romawi, sekitar abad ke-2 hingga ke-1 sebelum Masehi. Keberadaan makam dengan ornamen patung seperti ini tergolong langka di wilayah Italia selatan, sehingga menjadikan penemuan ini memiliki nilai historis yang luar biasa.
Meskipun para ahli menduga bahwa kedua figur tersebut merupakan pasangan suami istri, identitas pasti mereka masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. “Mungkin saja itu suaminya, atau bahkan putranya,” ungkap Gabriel Zuchtriegel, direktur taman arkeologi Pompeii, kepada The Guardian. “Sayangnya, tidak ada prasasti yang ditemukan, sehingga kami tidak bisa memastikan dengan pasti siapa mereka.”
Sosok Wanita Elit dan Simbol Religius
Detail fisik patung-patung tersebut mengungkap petunjuk mengenai status sosial tinggi yang mereka miliki. Sosok pria digambarkan mengenakan toga sederhana, sementara wanita tampak anggun dalam balutan mantel besar yang dikenakan di atas tuniknya, dipercantik dengan berbagai perhiasan yang mewah. Di antara perhiasan tersebut terdapat anting berbentuk amphora, cincin pernikahan yang elegan, gelang yang berkilauan, dan kalung dengan liontin lunula berbentuk bulan sabit.
Lunula, sebuah jimat pelindung, lazim dikenakan oleh para gadis Romawi hingga saat mereka menikah, diyakini memiliki kekuatan untuk menangkal roh-roh jahat. Pada tangan kanannya, sosok wanita ini memegang sehelai daun salam—yang secara tradisional digunakan oleh para imam Romawi dalam ritual penyucian—sementara tangan kirinya menggenggam sebuah wadah silinder yang kemungkinan berisi gulungan naskah penting.
“Penampilannya menunjukkan bahwa ia adalah wanita penting dari kalangan elit lokal,” jelas Zuchtriegel. “Ada juga kemungkinan bahwa ia adalah seorang pendeta wanita dari dewi Ceres, mengingat ia membawa tanaman dan sesuatu yang menyerupai gulungan papirus.”
Ceres: Dewi Kesuburan dan Peran Perempuan di Roma Kuno
Ceres, dalam mitologi Romawi, adalah dewi pertanian, kesuburan, dan keibuan yang sangat dihormati. Ia seringkali diasosiasikan dengan bulan, karena fase-fase bulan diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil panen. Hal ini dapat menjelaskan mengapa sosok wanita pada relief tersebut mengenakan liontin lunula.
Menjadi seorang pendeta wanita merupakan posisi sosial tertinggi yang dapat diraih oleh perempuan Romawi, yang pada umumnya memiliki peran terbatas di ranah domestik. Para pendeta wanita memimpin berbagai ritual di kuil-kuil dan terlibat aktif dalam prosesi keagamaan, terutama yang dipersembahkan kepada dewi Ceres.
“Ia adalah dewi pertanian dan biji-bijian, tetapi juga dewi kesuburan dan kehidupan baru. Ceres sangat diagungkan,” tutur Sophie Hay, seorang arkeolog asal Inggris yang tengah bekerja di Pompeii.
Nilai historis patung-patung ini tidak hanya terletak pada usia mereka yang renta, tetapi juga pada kualitas ukirannya yang sangat mendetail dan kemungkinan penggambaran seorang pendeta perempuan. Temuan ini memberikan wawasan yang berharga mengenai praktik keagamaan masyarakat Pompeii pada masa lalu dan membuktikan bahwa Ceres memainkan peran penting dalam agama resmi kota tersebut.
Relief pemakaman yang memukau ini akan dipamerkan dalam sebuah pameran bertajuk “Menjadi Perempuan di Pompeii Kuno” yang akan segera dibuka bulan ini di taman arkeologi Pompeii. Pengunjung akan berkesempatan untuk menyaksikan secara langsung proses pembersihan dan konservasi patung-patung tersebut oleh para ahli yang berdedikasi.