Pasar Saham Asia Tertekan: Tarif Impor AS Hambat Pemulihan

- Penulis

Rabu, 9 April 2025 - 14:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“`html

Ragamutama.com – Pasar saham di kawasan Asia mencoba bangkit pada hari Selasa (8/4/2025), setelah mengalami penurunan drastis sehari sebelumnya. Sentimen negatif ini dipicu oleh pengumuman penerapan tarif baru oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Ancaman Trump terkait potensi tindakan lebih lanjut terhadap China, ditambah respons tegas dari Beijing, memperdalam kekhawatiran pasar. Banyak pihak khawatir bahwa perseteruan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini akan semakin memanas.

Sejak pengumuman tarif berskala besar oleh Trump, yang melibatkan sejumlah negara mitra dan pesaing, pasar global mengalami tekanan yang cukup besar. Langkah ini meningkatkan ketidakpastian dalam perdagangan internasional, memicu spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya resesi global, dan menyebabkan penurunan nilai pasar sejumlah perusahaan hingga mencapai triliunan dollar AS.

Meskipun diliputi kekhawatiran mendalam, para investor berupaya untuk memulihkan sebagian dari kerugian yang telah terjadi.

Di Tokyo, indeks saham Jepang berhasil mencatatkan lonjakan lebih dari enam persen, sedikit meredakan kerugian signifikan yang terjadi pada hari Senin (7/4/2025).

Kenaikan ini didorong oleh pertemuan antara Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, dengan Trump, yang diharapkan dapat meredakan ketegangan di antara kedua negara.

Akan tetapi, ancaman Trump untuk memberlakukan tarif tambahan sebesar 50 persen terhadap China, sebagai balasan atas kebijakan pembalasan Beijing dengan tarif 34 persen, meningkatkan potensi terjadinya konfrontasi yang lebih besar di antara kedua negara.

Trump menegaskan bahwa penerapan tarif tersebut akan terus berlanjut jika China tidak mematuhi peringatan yang diberikan oleh Amerika Serikat.

Baca Juga :  IHSG Anjlok Parah! Trading Halt Hentikan Perdagangan Perdana

Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa negaranya tidak akan pernah menerima tindakan semacam itu dan memperingatkan bahwa langkah tersebut adalah sebuah kesalahan yang sangat besar.

“Jika AS bersikeras menempuh jalannya sendiri, China akan memberikan perlawanan sampai akhir,” ujarnya pada hari Selasa (8/4/2025), seperti yang dilansir oleh kantor berita AFP.

Di tengah suasana ketidakpastian ini, Trump meminta seluruh warga Amerika untuk tetap kuat, berani, dan sabar, sambil berharap pasar dapat segera pulih kembali.

Di pasar Asia lainnya, pergerakan saham menunjukkan variasi. Di Hong Kong, indeks saham berhasil mencatatkan kenaikan lebih dari dua persen, meskipun masih berjuang untuk menutup kerugian besar yang terjadi pada hari Senin (7/4/2025) dengan penurunan lebih dari 13 persen, yang merupakan penurunan harian terbesar sejak tahun 1997.

Bursa saham lainnya, seperti Sydney, Seoul, Wellington, dan Manila, juga mencatatkan kenaikan.

Shanghai juga mengalami kenaikan setelah Bank Sentral China menjanjikan dukungan kepada Central Huijin Investment untuk menjaga stabilitas di pasar modal.

Namun, di Taipei, indeks saham justru mengalami penurunan lebih dari empat persen, memperpanjang kerugian sebelumnya yang mencapai 9,7 persen. Singapura juga mengalami tekanan jual yang signifikan.

Di Indonesia, aktivitas perdagangan dihentikan sementara (trading halt) segera setelah pembukaan pasar, akibat penurunan lebih dari sembilan persen, sebagai dampak dari kembalinya investor setelah menikmati libur panjang.

Bursa saham Vietnam juga terpengaruh dengan penurunan sebesar lima persen, sebagai dampak dari penerapan tarif yang berlaku terhadap negara tersebut.

Baca Juga :  IHSG Berhasil Rebound Pagi Ini, Dibuka Menguat 0,15% ke Level 6.805

Beberapa analis memperingatkan bahwa ketegangan ini berpotensi untuk terus berlanjut, bahkan semakin memburuk. Vincenzo Vedda, Kepala Investasi Global di DWS, menyatakan bahwa jika tidak ada kebijakan yang membatalkan tarif dalam beberapa minggu ke depan, risiko terjadinya krisis ekonomi global dapat meningkat, serupa dengan guncangan harga minyak yang terjadi pada pertengahan tahun.

Chris Weston dari Pepperstone menambahkan bahwa kemungkinan China untuk membatalkan kebijakan tarifnya sangat kecil, sehingga besar kemungkinan Trump akan melanjutkan kebijakannya dengan memberlakukan tarif tambahan sebesar 50 persen.

Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, dalam pertemuan dengan para pemegang saham menyatakan bahwa meskipun belum dapat dipastikan apakah tarif akan menyebabkan resesi, kebijakan tersebut jelas akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. “Penerapan tarif baru-baru ini kemungkinan akan meningkatkan inflasi,” ujarnya.

Perang dagang ini juga menjadikan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, sebagai pusat perhatian.

Para ekonom memprediksi bahwa pengambilan keputusan terkait suku bunga akan menjadi semakin sulit, dengan beberapa pihak memprediksi potensi pemangkasan suku bunga akan meningkat pada akhir tahun.

Saira Malik, Kepala Investasi di Nuveen, menyatakan bahwa perdebatan seputar pemangkasan suku bunga kini beralih dari kekhawatiran tentang inflasi menjadi kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Mereka memperkirakan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Fed meningkat, dengan probabilitas yang mengarah pada enam hingga tujuh pemangkasan hingga tahun 2026.

“`

Berita Terkait

Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!
Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan
IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?
BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?
Kapitalisasi Pasar BEI Berubah: BBCA Ungguli BREN, Analis Beri Rekomendasi Saham
IHSG Berpotensi Naik Turun: Analisis Saham BSDE, SIDO, BRPT Terbaru
Pramono Anung Rombak Bank DKI: Direktur IT Dicopot, Rebranding & IPO Disiapkan
Cicil Emas vs Gadai Emas BSI: Mana Lebih Untung?

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 09:39 WIB

Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!

Rabu, 16 April 2025 - 09:35 WIB

Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan

Rabu, 16 April 2025 - 09:31 WIB

IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?

Rabu, 16 April 2025 - 09:11 WIB

BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?

Rabu, 16 April 2025 - 08:39 WIB

Kapitalisasi Pasar BEI Berubah: BBCA Ungguli BREN, Analis Beri Rekomendasi Saham

Berita Terbaru

society-culture-and-history

9 Patung Yesus Tertinggi di Dunia: Salah Satunya Megah Berdiri di Indonesia!

Rabu, 16 Apr 2025 - 09:47 WIB

finance

IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?

Rabu, 16 Apr 2025 - 09:31 WIB