KOMPAS.com – Pasar apartemen strata atau kondominium di Jakarta akhirnya siuman dan bangkit dari pingsan pada akhir tahun 2024.
Setelah jeda selama dua kuartal, dua proyek baru hadir, yaitu Two Sudirman dan LRT City Tebet Tower Lotus, dengan total 536 unit.
Associate Director Leads Property Indonesia Martin Samuel Hutapea mengatakan, hal ini meningkatkan pasokan kumulatif sebesar 0,3 persen (year-on-year) menjadi 259.900 unit.
“Namun, terbatasnya proyek baru mencerminkan kehati-hatian pengembang di tengah melemahnya permintaan,” ujar Martin.
Baca juga: Apartemen Karya Arsitek Singapura di BSD City Mulai Serah Terima Kunci
Tingkat penjualan sedikit menurun 0,1 persen (quarter-on-quarter) menjadi 82,7 persen akibat proyek baru.
Namun, dibandingkan tahun 2023, tingkat penjualan relatif stabil karena sedikitnya proyek baru dan permintaan yang masih lemah.
Insentif PPN 100 persen yang kembali diberlakukan perlu diimbangi dengan peningkatan progres konstruksi dan strategi pemasaran inovatif untuk menarik pembeli.
Sementara permintaan kumulatif meningkat 0,3 persen (year-on-year) mencapai 215.064 unit pada kuartal empat 2024, dengan 693 unit terjual sepanjang tahun.
Dibandingkan tahun 2023, permintaan tahunan 2024 masih menurun. Insentif PPN 100 persen hanya berlaku untuk proyek yang sudah ada, tidak untuk proyek konstruksi.
Berita penurunan kelas menengah dan dampaknya pada daya beli juga menjadi faktor lemahnya permintaan.
Harga Naik Tipis
Adapun harga jual di Jakarta CBD dan prime area naik tipis 1,8 persen dan 0,8 persen (year-on-year) menjadi Rp 57,5 juta per meter persegi dan Rp 47,5 juta per meter persegi.
Martin mengatakan, kenaikan harga ini didorong oleh kelanjutan pembangunan proyek, meskipun permintaan masih lesu.
Baca juga: Dipicu Keberadaan Ekspatriat, Pasar Apartemen Sewa Diprediksi Terus Membaik
Perpanjangan insentif PPN 100 persen hingga 2025 dan target pertumbuhan ekonomi 8 persen diharapkan mendorong pemulihan pasar properti, khususnya kondominium.
Kenaikan tarif PPN untuk properti mewah menjadi 12 persen diperkirakan tidak berdampak signifikan bagi pembeli kelas atas. Pasar properti mewah diproyeksikan tetap stabil.
Kendati demikian, Martin menyarankan pengembang untuk beradaptasi dengan tren pasar dan kebijakan pemerintah untuk memaksimalkan peluang pada tahun 2025.
“Kolaborasi pemerintah dan pengembang akan menjadi kunci. Pemerintah dapat mempertimbangkan insentif tambahan bagi proyek konstruksi, dengan syarat pengembang menjaga progres pembangunan, untuk membangun kepercayaan dan menjaga stabilitas pasar,” tuntas Martin.