Panjang Umur Orang Indonesia: Angka Harapan Hidup Kini 72,39 Tahun

- Penulis

Sabtu, 1 Februari 2025 - 12:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suyadi Ari Wiranto kini berusia 80 tahun. Ia sudah tidak bekerja, sehari-hari menyibukkan diri dengan merawat tanaman yang ada di rumah bersama istri dan anaknya. Selain itu, Suyadi juga mengisi waktunya dengan menonton televisi atau membaca koran. Namun, saat ini sudah setengah bulan dirinya tidak membaca koran lantaran loper koran langganannya sedang sakit.

“Ya aku sekarang sudah enggak ngapa-ngapain. Pagi dari habis subuh sampai jam 9 ngurusin [diri] aku sendiri. Paling duduk-duduk nonton acara di TV, nonton berita biar enggak jenuh,” kata Suyadi saat berbincang dengan kumparan pada Jumat (31/1).

Sebagai orang yang pernah terkena stroke pada 2014 silam, Suyadi mengaku tidak ada pantangan dari dokter terkait makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Namun, dia memang rutin mengonsumsi obat darah tinggi sehari tiga kali dan obat pengencer darah setiap hari Senin tiap pekannya.

“Aku itu enggak ada usaha yang begini-begitu. Akunya jalani saja. Kalau perlu minum obat ya minum obat,” pungkasnya.

Harapan Hidup Terus Naik

Suyadi adalah salah satu orang di Indonesia yang usianya lebih tinggi daripada angka harapan hidup (AHH). Menurut laporan BPS berjudul ‘Statistik Penduduk Lanjut Usia 2024’, AHH 2024 kini ada di angka 72,39 tahun.

Harapan hidup yang terus meningkat pun menyebabkan konsekuensi lain. BPS memaparkan bahwa Indonesia masuk dalam struktur penduduk tua. Maksudnya adalah, penduduk berusia 60 tahun ke atas sudah lebih dari 10 persen dari total penduduk.

Fenomena struktur penduduk tua sudah terjadi di Indonesia sejak tahun 2021. Angka ini terus bertambah hingga diprediksi pada 2050 nanti, piramida penduduk Indonesia berbentuk stasioner. Artinya, puncak piramida akan terlihat semakin melebar, yang berarti Indonesia berada dalam fase menua.

Penuaan penduduk (ageing population) ini merupakan proses transisi demografi sebagai hasil dari perubahan angka kelahiran dan kematian yang tinggi menjadi angka kelahiran dan kematian yang rendah.

Baca Juga :  Andrea Dian Berbagi 3 Tips Menjaga Motivasi Olahraga

Penyebab pertambahan persentase penduduk tua ini disebabkan oleh meningkatnya AHH. AHH adalah perkiraan rata-rata jumlah tahun seseorang dapat hidup sejak lahir. AHH juga merupakan metrik untuk menilai kesehatan suatu masyarakat. Jumlah penduduk dan angka harapan hidup penduduk merupakan hasil estimasi yang merujuk pada data sensus.

AHH di Indonesia menunjukkan tren peningkatan dari 70,78 tahun di tahun 2015 menjadi 72,39 tahun di tahun 2024. Angka harapan hidup pada 2024 berarti setiap penduduk yang lahir pada 2024 berpeluang memiliki kesempatan hidup hingga 72,39 tahun.

Faktor Meningkatnya Angka Harapan Hidup

Dalam laporan BPS, disebutkan bahwa perbaikan di bidang kesehatan, akses pendidikan, ketenagakerjaan, kualitas hidup, serta berbagai aspek sosial ekonomi lainnya menjadi faktor meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka kematian.

Secara garis besar, kondisi kesehatan lansia semakin membaik dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari laporan BPS terkait kondisi kesehatan yang dijabarkan dengan rincian angka keluhan kesehatan dan angka kesakitan (morbiditas) lansia.

Arti dari keluhan kesehatan adalah lansia yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami seperti batuk, pilek, dll, maupun karena penyakit akut, penyakit karena kecelakaan, kriminalitas, atau keluhan kesehatan lainnya. Sedangkan, angka kesakitan lansia adalah kondisi ketika seorang lansia mengalami keluhan kesehatan dan mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari.

Angka keluhan kesehatan dan angka kesakitan lansia di tahun 2024 masing-masing berada di angka 42,81 persen dan 20,71 persen. Angka ini menunjukkan tren yang menurun jika dibandingkan dengan tahun 2016.

Sepanjang 2016 hingga 2024, angka keluhan kesehatan dan kesakitan lansia turun hampir 7 persen. Meski begitu, angka keluhan kesehatan lansia berada di puncaknya pada 2018 di angka 51,28 persen. Sedangkan angka kesakitan lansia berada di puncaknya saat 2017 di angka 26,72 persen.

Angka harapan hidup lansia juga erat kaitannya dengan kepemilikan jaminan kesehatan tiap lansia. Kepemilikan jaminan kesehatan bagi lansia merupakan hal yang penting mengingat kondisi fisik lansia yang menurun seiring pertambahan usia. Hal ini mengakibatkan besarnya anggaran yang perlu dikeluarkan untuk menjaga kesehatan lansia.

Baca Juga :  Penuhi Standar, 20 Produk Kantong Nikotin ZYN Kini Boleh Dipasarkan di AS

Dari tahun 2015 hingga 2024, kepemilikan jaminan kesehatan menunjukkan tren yang meningkat. Di tahun 2015 tercatat lebih dari setengah penduduk lanjut usia sudah memiliki jaminan kesehatan, baik itu jaminan kesehatan nasional maupun swasta. Angka itu kian meningkat hingga pada 2024 terjadi peningkatan kurang lebih 24 persen. Tercatat 78,65 persen lansia di Indonesia memiliki jaminan kesehatan.

Jaminan kesehatan yang dibahas dalam laporan ini mencakup Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mencakup Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (non-PBI), dan juga Jaminan Kesehatan Swasta yang mencakup Asuransi Swasta dan juga Asuransi dari Perusahaan/Kantor.

Kepemilikan jaminan kesehatan ini turut membantu lansia dalam memperoleh fasilitas kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari catatan persentase lansia yang menggunakan jaminan kesehatan untuk rawat jalan dan rawat inap.

Persentase lansia yang menggunakan jaminan kesehatan untuk rawat jalan pada 2018 berada di angka 67,39 dan 84,01 persen pada 2024. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan penggunaan jaminan kesehatan sebesar 16 persen. Sejalan dengan tren rawat inap, lansia yang menggunakan jaminan kesehatan untuk rawat jalan juga turut meningkat, dari 44,7 persen pada 2018 menjadi 56,1 persen pada 2024

Kondisi kesehatan lansia merupakan gambaran dari kesehariannya. Salah satu aspek yang menjadi faktor active ageing menurut World Health Organization (WHO) adalah perilaku merokok.

Pada 2024, hampir seperempat (24,02 persen) dari total populasi lansia lansia merokok dalam sebulan terakhir dan sebagian besar di antaranya masih merokok setiap hari. Namun secara umum, angka aktif merokok pada lansia juga menunjukkan tren yang menurun.

Reporter: Aliya R Putri

Berita Terkait

Andrea Dian Berbagi 3 Tips Menjaga Motivasi Olahraga
Penuhi Standar, 20 Produk Kantong Nikotin ZYN Kini Boleh Dipasarkan di AS
Cara Ganti Kelas BPJS Kesehatan Online dan Syaratnya

Berita Terkait

Sabtu, 1 Februari 2025 - 14:27 WIB

Andrea Dian Berbagi 3 Tips Menjaga Motivasi Olahraga

Sabtu, 1 Februari 2025 - 14:09 WIB

Penuhi Standar, 20 Produk Kantong Nikotin ZYN Kini Boleh Dipasarkan di AS

Sabtu, 1 Februari 2025 - 12:27 WIB

Panjang Umur Orang Indonesia: Angka Harapan Hidup Kini 72,39 Tahun

Sabtu, 1 Februari 2025 - 09:46 WIB

Cara Ganti Kelas BPJS Kesehatan Online dan Syaratnya

Berita Terbaru

Mudah! Begini Cara Buka File Di Linux (dok. Istock)

RagamTips

Mudah! Begini Cara Buka File Di Linux

Sabtu, 1 Feb 2025 - 18:25 WIB

Panduan Lengkap Cara Memindahkan File Di Linux (dok. Istock)

RagamTips

Panduan Lengkap Cara Memindahkan File Di Linux

Sabtu, 1 Feb 2025 - 18:25 WIB

fashion-and-style

Inspirasi Gaya Minimalis dengan Sentuhan Palet Pastel

Sabtu, 1 Feb 2025 - 14:37 WIB