Persidangan antimonopoli Google telah memicu minat beberapa perusahaan teknologi besar untuk mengakuisisi Google Chrome. Di antara perusahaan yang tertarik tersebut adalah OpenAI, pengembang ChatGPT, dan Yahoo. Google sendiri tengah menghadapi tuntutan untuk melepaskan bisnis platform pencariannya.
Perusahaan lain yang turut menyatakan ketertarikannya adalah Perplexity, pengembang mesin pencari berbasis kecerdasan buatan, Perplexity AI.
Brian Provost, Manajer Umum Yahoo Search, dalam kesaksiannya di Washington mengungkapkan bahwa Yahoo tengah mengembangkan prototipe peramban internal. Alasannya, sekitar 60% permintaan pencarian dilakukan melalui peramban web. Yahoo sedang melakukan negosiasi dengan beberapa perusahaan lain terkait akuisisi peramban, meskipun Provost enggan menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut.
- Pembuat ChatGPT, OpenAI Tertarik Beli Google Chrome
- Google Diminta Segera Lepas Google Chrome dan OS Android
- Yahoo Down, Riwayat Raksasa Uzur yang Sempat Tolak Pinangan Microsoft
Provost menjelaskan bahwa mengembangkan peramban sendiri membutuhkan waktu enam hingga sembilan bulan. Oleh karena itu, membeli Google Chrome dianggap sebagai strategi yang lebih cepat dan efektif untuk meningkatkan jangkauan Yahoo.
“Google Chrome merupakan pemain strategis paling penting di dunia web,” ujar Provost seperti dikutip dari The Verge, Minggu (27/4). Ia memperkirakan pangsa pasar pencarian Yahoo dapat meningkat signifikan, dari 3% menjadi lebih dari 10%, jika berhasil mengakuisisi Chrome.
Ia memperkirakan akuisisi tersebut akan membutuhkan dana puluhan miliar dolar. Namun, Yahoo yakin dapat mengamankan pendanaan tersebut berkat dukungan dari Apollo Global Management, pemilik Yahoo.
Meskipun Apollo memiliki merek peramban NetScape, Provost menyatakan bahwa NetScape tidak dianggap sebagai mesin pencari yang aktif.
Sementara itu, Nick Turley, Kepala Produk OpenAI, juga menyatakan minat OpenAI untuk membeli Google Chrome dalam kesaksiannya di persidangan yang sama. “Jika Chrome tersedia untuk dibeli, tentu kami akan mempertimbangkannya,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (22/4).
OpenAI sebelumnya pernah mengajukan permintaan kepada Google untuk menggunakan teknologi Chrome guna meningkatkan ChatGPT, namun ditolak Google dengan alasan melibatkan terlalu banyak pesaing.
Turley menjelaskan bahwa mesin pencari sangat penting bagi ChatGPT untuk memberikan jawaban yang faktual dan terkini. Platform AI ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat menjawab 80% pertanyaan pengguna tanpa bantuan mesin pencari eksternal. Saat ini, OpenAI menggunakan Microsoft Bing untuk melatih ChatGPT.
Google sendiri belum berencana menjual Chrome dan akan mengajukan banding atas putusan pengadilan.
Dokumen persidangan menunjukkan Google sebelumnya mempertimbangkan perjanjian eksklusif dengan beberapa mitra yang mencakup aplikasi pencarian, AI, dan Chrome. Namun, perjanjian tersebut akhirnya dilonggarkan dengan beberapa mitra seperti Samsung, Motorola, AT&T, dan Verizon.
Department of Justice (DoJ) meminta pengadilan untuk melarang Google memberikan pembayaran sebagai imbalan atas penempatan aplikasi pencariannya sebagai aplikasi default di perangkat baru, dan mengusulkan agar Google membagikan data pencarian kepada para pesaingnya untuk meningkatkan persaingan.