“`html
Ragamutama.com –, Padang – Dengan tatapan penuh konsentrasi, Fahru Gunnardi tampak asyik menawarkan produk kerajinan kulitnya secara daring. Ia memanfaatkan fitur live streaming di platform TikTok, bertempat di salah satu ruangan yang disediakan oleh Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi dan UMKM Sumatra Barat, pada hari Senin, 28 April 2025. Sosoknya adalah seorang pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang turut berpartisipasi dalam Bazar peluncuran kegiatan #JuraganUMKM. Program ini diinisiasi oleh Kementerian UMKM, bekerja sama dengan TikTok Shop dan Tokopedia.
Igun, sapaan akrabnya, adalah seorang perajin kulit yang memulai perjalanan bisnisnya pada tahun 2019. Ia memutuskan untuk banting setir setelah sebelumnya berkarir sebagai seorang programmer dan karyawan di sebuah perusahaan korporat. Namun, momentum penting dalam strategi pemasarannya terjadi pada awal Januari 2024. Setelah mendapatkan pelatihan mengenai TikTok Shop dari PLUT, Igun bersama sang istri memberanikan diri untuk masuk ke dalam platform tersebut.
Ia mengenang bahwa lima hari pertama terasa berat tanpa adanya penjualan. Hal ini hampir membuatnya putus asa. “Awalnya, kami bahkan kesulitan berbicara di depan kamera, seringkali terbata-bata dan merasa grogi,” ungkap pemilik merek dagang Lokak Leather Craft ini.
Namun, berkat dukungan dari sang istri dan interaksi positif dengan para penonton, situasi perlahan mulai berubah. Pada hari kelima, pesanan pertama akhirnya tiba, sebuah pencapaian yang dirayakan Igun dengan membuat story khusus di akun media sosialnya.
Sejak momen itu, Igun berkomitmen untuk melakukan siaran langsung setiap hari. Selama 109 hari berturut-turut, ia membagi waktunya menjadi 4-5 sesi siaran, dengan durasi 1-2 jam per sesi. Bahkan, beberapa sesi berlangsung hingga 4-5 jam saat larut malam.
Strategi ini membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Dari penjualan online yang sebelumnya hanya berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 500.000 per bulan melalui Facebook dan Instagram, omzetnya melonjak signifikan hingga mencapai Rp 4,6 juta pada bulan Februari dan Rp 4,9 juta pada bulan Maret 2024 menjelang Hari Raya Lebaran. “Kami belum pernah mencapai angka sebesar itu di platform online,” ujarnya dengan nada takjub.
Lebih lanjut, Igun menjelaskan bahwa Card Wallet—dompet kartu dengan konsep “cashless”—menjadi produk yang paling diminati di TikTok Shop. Produk ini awalnya dibuat berdasarkan permintaan dari konsumen, kemudian dimodifikasi dan ternyata mendapatkan respons yang luar biasa.
Terkait harga, Igun menjelaskan bahwa penetapannya didasarkan pada bahan baku yang digunakan dan kompleksitas proses pembuatannya. Semakin rumit prosesnya, semakin tinggi pula harga jual produk tersebut. Harga dompet termahal yang mereka jual adalah Rp 600.000. “Kami menentukan harga berdasarkan tingkat kesulitan, biaya bahan baku, dan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan,” jelasnya.
Saat ini, perbandingan omzet antara penjualan online dan offline telah mencapai angka 70:30, yang menunjukkan bahwa penjualan digital jauh lebih mendominasi dibandingkan dengan penjualan konvensional. Istri Igun juga memegang peranan penting dalam operasional bisnis, mulai dari menjahit, melakukan siaran langsung, hingga mengemas produk.
“Sekarang, kami tidak terlalu mempermasalahkan jumlah penonton. Yang terpenting adalah terjadi closing,” tuturnya.
Bagi Igun, kualitas interaksi dengan para penonton jauh lebih berharga daripada sekadar nilai penjualan. Sesi malam hari menjadi favoritnya karena tingginya tingkat interaksi, di mana para penonton seringkali bertanya tentang cara merawat produk kulit.
Meskipun telah merasakan manisnya kesuksesan, pria yang belajar kerajinan kulit secara otodidak melalui YouTube ini mengakui bahwa masih banyak hal yang perlu dipelajari, terutama dalam hal pembuatan konten. “Kami masih pure membuat live saja,” katanya. Ia pun bertekad untuk terus mengasah kemampuannya demi mengembangkan bisnisnya lebih jauh.
Sementara itu, Tokopedia dan TikTok Shop bekerja sama dengan Kementerian UMKM RI dalam program “Juragan UMKM” untuk melatih puluhan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di berbagai wilayah, termasuk Padang. Program yang diluncurkan pada hari Senin, 28 April 2025, ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UMKM dalam memanfaatkan konten video guna meningkatkan penjualan.
“Melalui Creators Lab, kami memberikan edukasi kepada para kreator, baik affiliate maupun penjual, mengenai pemanfaatan konten video pendek dan live streaming di era discovery e-commerce,” ujar Vonny Ernita Susamto, Direktur Tokopedia dan TikTok E-commerce di Padang.
Vonny menjelaskan bahwa keputusan berbelanja saat ini cenderung dipengaruhi oleh konten video TikTok. Hal ini terbukti dari data selama bulan Ramadan tahun ini, di mana live streaming di TikTok ditonton sebanyak 2,8 miliar kali. Bahkan, transaksi di TikTok Shop melalui live streaming saat sahur mengalami peningkatan hingga 24 kali lipat.
Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza menyatakan bahwa pemerintah menargetkan 30 juta UMKM terdigitalisasi pada tahun 2025. “Dalam satu tahun ke depan, sebanyak 22.000 pengusaha mikro akan terhubung melalui Workshop Digital Juragan UMKM yang tersebar di 50 titik PLUT,” kata Helvi.
Melalui kolaborasi ini, Kementerian UMKM berharap kontribusi sektor ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dapat meningkat hingga 8-9 persen pada tahun 2025.
Workshop di Padang diikuti oleh 50 pengusaha mikro dengan materi yang mencakup pengenalan kreator afiliasi, pengembangan personal branding, perancangan skrip video, strategi pembuatan konten, dan edukasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk mendukung praktik “#JualanNyaman”. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu – Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (PLUT KUMKM) Sumatra Barat.
Para peserta juga diajarkan cara mendapatkan status “Power Shop” atau “Mall” di TikTok Shop untuk meningkatkan kepercayaan pembeli dan potensi pendapatan mereka.
Pilihan Editor: Cuan Besar Afiliator Lokapasar
“`