RAGAMUTAMA.COM – Pemerintah Indonesia baru saja mencetak penerbitan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi dolar AS dan euro. Transaksi ini berhasil menghimpun dana segar sebesar US$ 2 miliar (Rp32,42 triliun) dari global bond dolar AS dan EUR 1,4 miliar (Rp23,46 triliun) dari global bond euro, dengan total keseluruhan mencapai Rp55,88 triliun.
Langkah strategis ini diumumkan Kementerian Keuangan RI pada Kamis (9/1/2024), menggunakan format SEC Shelf Registered.
Proses penerbitan dimulai Rabu pagi, 8 Januari, di sesi Asia, dengan penawaran SUN euro menyusul saat pasar Eropa dibuka.
Respon pasar global sangat positif, mencatat total permintaan sebesar US$ 6,1 miliar dan EUR 2,5 miliar, memungkinkan pemerintah untuk menurunkan imbal hasil (yield) yang ditawarkan.
Empat Seri Global Bond atau Obligasi Global Indonesia yang Laku Keras
- RI0130: Global bond dolar AS dengan tenor 5 tahun hingga 15 Januari 2030. Kuponnya sebesar 5,25% dan yield 5,30%. Seri ini terjual senilai US$ 900 juta dengan harga 99,783.
- RI0135: Tenor 10 tahun, jatuh tempo pada 15 Januari 2035. Dengan kupon 5,60% dan yield 5,65%, seri ini laris terjual sebesar US$ 1,1 miliar pada harga 99,622.
- RIERU0133: Global bond euro dengan tenor 8 tahun hingga 15 Januari 2033. Kupon 3,875% dan yield 3,917%. Total penjualan mencapai EUR 700 juta dengan harga 99,716.
- RIERU0137: Berdenominasi euro dengan tenor 12 tahun hingga 15 Januari 2037. Seri ini menawarkan kupon 4,125% dan yield 4,251%, serta terjual EUR 700 juta di harga 98,835.
Penerbitan ini bertujuan mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Keempat seri SUN memperoleh peringkat layak investasi dari lembaga internasional seperti Moody’s (Baa2), Standard & Poor’s (BBB), dan Fitch (BBB). Obligasi ini akan terdaftar di Bursa Efek Singapura dan Bursa Efek Frankfurt.
Cadangan Devisa 2025 Diproyeksi Melonjak
Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang, memprediksi cadangan devisa Indonesia akan meningkat signifikan, didukung oleh penerbitan global bond tersebut berikutnya pada 15 Januari 2025. Dengan nilai penerbitan diperkirakan antara US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,75 miliar, posisi cadangan devisa pada Januari 2025 diproyeksikan melampaui rekor Desember 2024 yang mencapai US$ 155,72 miliar.
“Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan strategi pemerintah dalam menarik arus masuk devisa dari sektor pajak, jasa, dan minyak-gas, serta menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global,” jelas Hosianna.
Dengan cadangan devisa yang kini setara 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri, Indonesia berada di posisi yang jauh di atas standar internasional sebesar 3 bulan impor. Sukses penerbitan global bond ini sekaligus menguatkan optimisme terhadap stabilitas ekonomi nasional di tahun mendatang.