Obligasi Global Indonesia Diminati Pasar Internasional

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 9 Januari 2025 - 14:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – Pemerintah Indonesia baru saja mencetak penerbitan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi dolar AS dan euro. Transaksi ini berhasil menghimpun dana segar sebesar US$ 2 miliar (Rp32,42 triliun) dari global bond dolar AS dan EUR 1,4 miliar (Rp23,46 triliun) dari global bond euro, dengan total keseluruhan mencapai Rp55,88 triliun.

Langkah strategis ini diumumkan Kementerian Keuangan RI pada Kamis (9/1/2024), menggunakan format SEC Shelf Registered.

Proses penerbitan dimulai Rabu pagi, 8 Januari, di sesi Asia, dengan penawaran SUN euro menyusul saat pasar Eropa dibuka.

Respon pasar global sangat positif, mencatat total permintaan sebesar US$ 6,1 miliar dan EUR 2,5 miliar, memungkinkan pemerintah untuk menurunkan imbal hasil (yield) yang ditawarkan.

Empat Seri Global Bond atau Obligasi Global Indonesia yang Laku Keras

  1. RI0130: Global bond dolar AS dengan tenor 5 tahun hingga 15 Januari 2030. Kuponnya sebesar 5,25% dan yield 5,30%. Seri ini terjual senilai US$ 900 juta dengan harga 99,783.
  2. RI0135: Tenor 10 tahun, jatuh tempo pada 15 Januari 2035. Dengan kupon 5,60% dan yield 5,65%, seri ini laris terjual sebesar US$ 1,1 miliar pada harga 99,622.
  3. RIERU0133: Global bond euro dengan tenor 8 tahun hingga 15 Januari 2033. Kupon 3,875% dan yield 3,917%. Total penjualan mencapai EUR 700 juta dengan harga 99,716.
  4. RIERU0137: Berdenominasi euro dengan tenor 12 tahun hingga 15 Januari 2037. Seri ini menawarkan kupon 4,125% dan yield 4,251%, serta terjual EUR 700 juta di harga 98,835.
Baca Juga :  IHSG Anjlok Lagi, Sesi I Turun 2,24 Persen ke 6.458

Penerbitan ini bertujuan mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Keempat seri SUN memperoleh peringkat layak investasi dari lembaga internasional seperti Moody’s (Baa2), Standard & Poor’s (BBB), dan Fitch (BBB). Obligasi ini akan terdaftar di Bursa Efek Singapura dan Bursa Efek Frankfurt.

Baca Juga :  Cara Beli Saham Nvidia dengan Aman dan Menguntungkan

Cadangan Devisa 2025 Diproyeksi Melonjak

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang, memprediksi cadangan devisa Indonesia akan meningkat signifikan, didukung oleh penerbitan global bond tersebut berikutnya pada 15 Januari 2025. Dengan nilai penerbitan diperkirakan antara US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,75 miliar, posisi cadangan devisa pada Januari 2025 diproyeksikan melampaui rekor Desember 2024 yang mencapai US$ 155,72 miliar.

“Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan strategi pemerintah dalam menarik arus masuk devisa dari sektor pajak, jasa, dan minyak-gas, serta menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global,” jelas Hosianna.

Dengan cadangan devisa yang kini setara 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri, Indonesia berada di posisi yang jauh di atas standar internasional sebesar 3 bulan impor. Sukses penerbitan global bond ini sekaligus menguatkan optimisme terhadap stabilitas ekonomi nasional di tahun mendatang.

Berita Terkait

Harga Emas Dunia Tergelincir Tajam, Ini Penyebabnya
Indonesia Perkuat Ekosistem Perdagangan Sarang Burung Walet dengan Mitra Tiongkok
Impor Indonesia Februari 2025 Meningkat 2,3%, Lampaui Proyeksi Pasar
Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2025, Surplus Menurun Akibat Defisit Migas
SMBC Indonesia Catat Laba Rp2,8 Triliun di 2024, Jenius Tumbuh 16%
Komut Harum Energy Lawrence Barki Borong 6,23 Juta Saham HRUM
Harga Emas Antam Turun di Bawah Rp 1,7 Juta Per Gram, Waktunya Beli?
IHSG Anjlok Lagi, Sesi I Turun 2,24 Persen ke 6.458

Berita Terkait

Sabtu, 22 Maret 2025 - 10:24 WIB

Harga Emas Dunia Tergelincir Tajam, Ini Penyebabnya

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:01 WIB

Indonesia Perkuat Ekosistem Perdagangan Sarang Burung Walet dengan Mitra Tiongkok

Senin, 17 Maret 2025 - 12:17 WIB

Impor Indonesia Februari 2025 Meningkat 2,3%, Lampaui Proyeksi Pasar

Senin, 17 Maret 2025 - 12:17 WIB

Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2025, Surplus Menurun Akibat Defisit Migas

Kamis, 6 Maret 2025 - 11:33 WIB

SMBC Indonesia Catat Laba Rp2,8 Triliun di 2024, Jenius Tumbuh 16%

Berita Terbaru