Neraca Perdagangan Pengaruhi Pasar: Rekomendasi Saham Pilihan Minggu Ini

- Penulis

Senin, 14 April 2025 - 05:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Pada penutupan perdagangan Jumat, 11 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat berada di level 6.262. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan, yakni sekitar -3,9 persen, jika dibandingkan dengan posisi pada pekan sebelumnya. Di tengah tren penurunan IHSG ini, investor asing terus melakukan aksi jual (out flow) yang mencapai nilai Rp5,3 triliun di pasar reguler.

David Kurniawan, Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menjelaskan dari sudut pandang teknikal, bahwa IHSG masih kesulitan untuk melewati area Moving Average 20 (MA20).

“Area resistance di angka 6500 menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar. Area ini telah berulang kali diuji sebagai support dan berhasil dipertahankan sejak tahun 2022,” ungkap David dalam pernyataan tertulisnya pada hari Minggu, 13 April 2025.

1. Sentimen pemicu pelemahan IHSG pekan lalu

Menurut David, terdapat dua sentimen global dan satu sentimen domestik yang menjadi penyebab utama pelemahan IHSG pada pekan lalu. Dari sisi global, terdapat sentimen terkait harga emas dan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

David menjelaskan bahwa harga emas mengalami lonjakan hingga melewati angka 3.200 dolar AS per ons. Kenaikan ini didorong oleh melemahnya nilai dolar AS dan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven seiring dengan volatilitas pasar dan ketegangan perdagangan yang berkelanjutan. Para investor cenderung beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan nilai terhadap potensi penurunan ekonomi dan fluktuasi mata uang.

Terkait kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, pemerintah AS kembali menerapkan tarif impor yang tinggi, termasuk tarif sebesar 145 persen terhadap produk-produk dari China. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

“Dampak dari kebijakan ini terasa di berbagai pasar saham di seluruh dunia, termasuk Indonesia. IHSG mengalami penurunan tajam hingga mencapai 7,9 persen pada tanggal 8 April 2025,” jelas David.

Baca Juga :  XLSMART Merger Disetujui: Siap Hadir Lebih Kuat di Pasar

Dari sisi domestik, David menyoroti pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenai dampak tarif AS terhadap perekonomian Indonesia. Dampak tersebut diperkirakan akan mengurangi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3 hingga 0,5 poin persentase.

Namun, dengan adanya masa penundaan selama 90 hari, pemerintah berencana untuk melakukan deregulasi, pemotongan pajak, dan pelonggaran kebijakan impor. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul, menjaga stabilitas ekonomi, dan menarik kembali minat investor.

3 Cara Mudah Melakukan Analisis Fundamental Sebelum Membeli Saham

3 Cara Mudah Melakukan Analisis Fundamental Sebelum Membeli Saham

2. Sentimen yang wajib diwaspadai pekan ini

Untuk pekan ini, David mengingatkan para trader untuk mewaspadai dua sentimen utama, yaitu neraca perdagangan Indonesia dan dividend yield. Perlu diingat bahwa perdagangan pada pekan ini akan berlangsung selama empat hari saja, mengingat hari Jumat, 18 April 2025, merupakan hari libur nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan untuk mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia untuk bulan Maret 2025 pada pekan ini. Data ini menggambarkan selisih antara nilai ekspor dan impor, sehingga seringkali dijadikan indikator awal untuk mengetahui kondisi ekonomi dan kinerja sektor riil.

“Surplus neraca perdagangan yang melebihi ekspektasi dapat menjadi sentimen positif bagi pasar saham, terutama untuk sektor komoditas seperti CPO, batu bara, dan logam. Sebaliknya, defisit atau surplus yang lebih kecil dari perkiraan dapat menekan nilai tukar Rupiah dan memicu kekhawatiran di kalangan investor, yang berpotensi menyebabkan aksi jual, terutama dari investor asing,” papar David.

Sementara itu, dividend yield yang tinggi dari sektor perbankan memberikan daya tarik tersendiri di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Namun, potensi terjadinya aksi jual setelah cum date dan tekanan global dapat memicu pergerakan harga yang kurang stabil.

Baca Juga :  Harga Saham Blue Chip Tertekan, Analis Nilai Saham Bank Ini Murah & Layak Beli

Strategi investasi jangka menengah dan analisis fundamental tetap menjadi hal yang krusial. Sebagai contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI akan memasuki masa cum date pada tanggal 14 April dan ex date pada tanggal 15 April dengan estimasi dividend yield sebesar 8-9 persen.

4 Keuntungan Membeli Saham Bank untuk Pemula

4 Keuntungan Membeli Saham Bank untuk Pemula

3. Rekomendasi saham pekan ini

Dengan mempertimbangkan sentimen-sentimen yang telah disebutkan di atas, PT Indo Premier Sekuritas memberikan rekomendasi beberapa saham yang layak untuk dipantau pada pekan ini. Berikut adalah ulasan singkatnya:

1. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Pada pekan ini, BBNI akan mendekati tanggal cum date dan ex date. Potensi keuntungan dari dividen yang dapat diperoleh setara dengan yield sebesar 8-9 persen. Tentu saja, yield ini lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito atau rata-rata Surat Berharga Negara (SBN).

2. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)

Saat ini, harga acuan HRTA telah mencapai area all time high. Emiten-emiten seperti HRTA yang bergerak di bidang emas, khususnya perhiasan, akan mendapatkan keuntungan dari kondisi pasar saat ini. Jika harga acuan emas dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, ada potensi peningkatan pendapatan HRTA yang cukup signifikan pada tahun 2025.

3. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)

INKP mengumumkan perolehan laba bersih sebesar 424,3 juta dolar AS, yang menunjukkan peningkatan sebesar 3,12 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 411,46 juta dolar AS. Secara teknikal, saat ini INKP sedang membentuk pattern intensity di area support, dan jika berhasil breakout, saham ini akan cukup menarik untuk investasi jangka pendek.

Berita Terkait

Simulasi Lengkap: Harga Gadai Emas 1 Gram di Pegadaian Hari Ini
Rupiah Terkoreksi: Analisis Pelemahan Rupiah 15 April 2025 Terhadap Dolar AS
IHSG dan NYSE Menguat: Peluang Trading BTC & ETH di Tengah Pasar Volatil?
Pefindo Ungkap Tantangan Penerbitan Obligasi Korporasi di Tahun 2025
Sarimelati Kencana (PZZA) Catat Perbaikan Kinerja di Sepanjang Tahun 2024
Intel Jual Mayoritas Saham Perusahaan Akuisisi: Selamatkan Bisnis Chip?
IHSG Sesi I Menguat, Rupiah Tertekan di Rp 16.807 per Dolar AS
Update Saham Hari Ini: 28 Emiten Cetak Kenaikan!

Berita Terkait

Selasa, 15 April 2025 - 16:15 WIB

Simulasi Lengkap: Harga Gadai Emas 1 Gram di Pegadaian Hari Ini

Selasa, 15 April 2025 - 15:27 WIB

Rupiah Terkoreksi: Analisis Pelemahan Rupiah 15 April 2025 Terhadap Dolar AS

Selasa, 15 April 2025 - 14:27 WIB

IHSG dan NYSE Menguat: Peluang Trading BTC & ETH di Tengah Pasar Volatil?

Selasa, 15 April 2025 - 14:03 WIB

Pefindo Ungkap Tantangan Penerbitan Obligasi Korporasi di Tahun 2025

Selasa, 15 April 2025 - 13:47 WIB

Sarimelati Kencana (PZZA) Catat Perbaikan Kinerja di Sepanjang Tahun 2024

Berita Terbaru

sports

Cesc Fabregas Tolak AC Milan: Transfer Gagal Terungkap!

Selasa, 15 Apr 2025 - 17:35 WIB