JAKARTA, KOMPAS.com – Seorang pria bernama Soyib (31) ditangkap oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan pada Kamis (27/2/2025).
Ia diduga menyuntikkan air ke dalam daging ayam potong untuk meningkatkan bobot jualannya.
Penangkapan tersebut dilakukan di salah satu tempat pemotongan ayam di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada pukul 00.41 WIB.
Baca juga: Penjual Ayam Gelonggongan di Kebayoran Lama Ditangkap; Beroperasi Sejak 2021, Omzet Jutaan Rupiah
Soyib kini menghadapi ancaman hukuman serius karena dituduh melanggar Pasal 62 Ayat (1) juncto Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Jika terbukti bersalah, ia dapat dijatuhi hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda hingga Rp 2 miliar.
Bukan pemilik sebenarnya
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bima Sakti menjelaskan, Soyib bukanlah pemilik tempat pemotongan ayam, melainkan seorang pekerja.
“Untuk motif, pelaku mencari keuntungan dari penjualan ayam, yang di mana bobot awal atau sebelum digelonggongkan berbeda sekitar satu sampai dua ons,” kata Bima saat diwawancarai di Kebayoran Lama pada Jumat (28/2/2025).
Baca juga: Penjual Ayam Gelonggongan Raup Omzet hingga Rp 10 Juta Per Hari
Meski Soyib bertindak sendiri, Bima memastikan bahwa pemilik tempat pemotongan tersebut mengetahui praktik ilegal yang dilakukan oleh Soyib.
Penyidik saat ini sedang mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap keterlibatan pihak lain dalam kasus ini dengan memeriksa sejumlah saksi.
Keuntungan besar dari praktik curang
Omzet dari tindakan curang Soyib cukup menggiurkan. Bima mengungkapkan, keuntungan yang diperoleh dari praktik ini bisa mencapai Rp 10 juta per hari.
“Untuk pemotongan yang bisa dilakukan oleh saudara SY, dalam satu hari bisa sampai 100 hingga 200 ayam potong, yang dijual mulai harga Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per ekor,” jelasnya.
Soyib sendiri tidak memiliki keahlian khusus untuk melakukan aksinya ini. Ia mengaku belajar dari rekan kerjanya yang sebelumnya juga pernah bekerja di tempat pemotongan ayam tersebut.
Baca juga: Ayam Gelonggongan di Kebayoran Lama Disuntik Air Kotor, Apa Dampaknya jika Dikonsumsi?
“Untuk bisnis ini dijalankan pengakuan dari tersangka saudara SY, yang bersangkutan sudah menjalani mulai dari tahun 2021,” ujar Bima.
Pakai air kotor
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan Hasudungan A Sidabalok mengungkapkan, Soyib menyuntik ayam gelonggong menggunakan air kotor.
“Yang perlu kami cermati adalah air yang digunakan itu berasal dari air kotor,” katanya saat dijumpai di Pasar Kebayoran Lama.
Kandungan bakteri dalam air kotor tersebut dapat mengkontaminasi ayam yang telah disuntik, menyebabkan kualitas daging menurun.
“Kemudian konsistensinya (daging) juga akan menjadi lembek karena banyak air, dia akan berbau amis,” jelas Hasudungan.
Meskipun ia meyakini tidak ada dampak signifikan bagi konsumen, Hasudungan memperingatkan tentang potensi risiko dari mengonsumsi ayam yang disuntik air kotor.
Baca juga: Waspada, Begini Ciri-ciri Ayam Gelonggongan yang Dijual Pedagang Nakal
Cara membedakan ayam gelonggongan
Hasudungan juga memberikan beberapa ciri-ciri ayam gelonggongan yang dijual oleh pedagang nakal.
“Yang pertama itu, terlihat lebih basah dari ayam pada umumnya. Kalau ayam pada umumnya itu kan lembap, ya, kalau ini basah,” ungkapnya.
Aroma amis dari ayam potong yang disuntik air juga akan lebih tajam dibandingkan ayam yang biasa.
Ketika ditanya soal kemungkinan ayam gelonggongan dihinggapi lalat, Hasudungan menjelaskan bahwa hal tersebut seringkali terjadi.
“Kalau berbau lebih amis, pasti lalat juga lebih banyak. Tetapi, jika tidak dihinggapi lalat, kadang-kadang itu karena dikasih formalin, beda lagi kasusnya,” ujarnya.
Baca juga: Tempat Potong di Kebayoran Lama Jadi Praktik Gelonggong Ayam, Sudin KPKP: di Luar Jangkauan Kami
Ia juga menambahkan bahwa kulit ayam gelonggongan akan terasa lebih licin.
Saat pembeli menggantung atau mengangkat ayam gelonggongan, biasanya akan keluar lebih banyak air. Padahal, ayam yang normal umumnya hanya terasa lembap.
“Kalau misalnya dimasak ya, dia (ayam) penyusutannya ini drastis banget. Misalnya kalau tiba-tiba kita ungkep itu jadi kecil begitu. Kemudian kalau misalnya digoreng itu air itu benar-benar nyiprat gitu,” ungkap Hasudungan.
Saat dikonsumsi, ayam gelonggongan memiliki rasa yang kurang enak dibandingkan dengan ayam yang tidak disuntik air.