Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengungkap modus kecurangan baru dalam UTBK di Universitas Diponegoro (Undip). Peserta ujian terbukti menyembunyikan kamera ponsel mini di dalam ciput kerudung mereka.
Ketua Umum Panitia SNPMB, Eduart Wolok, menjelaskan bahwa selain kamera tersembunyi di ciput, peserta juga menggunakan alat transmiter yang dipasang di kuncir rambut.
Transmitter ini memungkinkan peserta terhubung dengan penjoki yang menjawab soal ujian secara diam-diam. Kelicikan metode ini sungguh mengejutkan.
“Di Undip, kami temukan kamera ponsel terpasang di ciput. Diduga, transmitter terpasang di kuncir rambut, terhubung dengan alat bantu dengar di telinga. Ukuran alat bantu dengarnya? Sekecil keping dua logam Rp500,” jelas Eduart dalam konferensi pers di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).
Selain itu, Eduart melaporkan penemuan kecurangan lain di Pusat UTBK Universitas Sumatra Utara (USU), yaitu kamera tersembunyi di dalam kacamata. Modus ini berhasil dibongkar, mengakibatkan penangkapan 7 penjoki yang membantu 30 peserta.
“Bayangkan, kacamata ini lolos detektor logam, namun di balik rangkanya terpasang kamera dan mikrofon. Kami hampir tidak menemukannya. Terungkap berkat laporan peserta lain. Tujuh penjoki yang membantu 30 peserta berhasil ditangkap,” terangnya.
Lebih lanjut, Eduart menyebutkan praktik pemalsuan dokumen peserta dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (AI). Kasus manipulasi foto peserta dengan foto penjoki merupakan yang paling banyak ditemukan.
“Modus ini melibatkan empat kartu peserta dengan satu foto yang dimanipulasi menggunakan AI. Foto di kartu peserta diubah-ubah,” ungkap Eduart.
Di Pusat UTBK Universitas Jember, ditemukan perangkat terhubung ke jaringan eksternal yang disembunyikan di atas kardus printer dalam lemari. Ini menunjukkan kecurangan yang terorganisir dan terencana dengan baik.
“Di Universitas Jember, kami temukan perangkat yang dipasang oleh oknum internal sebagai proxy untuk menghubungkan PC peserta dengan jaringan eksternal. Perangkat ini disembunyikan di atas kardus printer dalam lemari,” ujarnya.
“Ini menunjukkan kecurangan yang terstruktur dan terencana. Bukti-bukti yang ditemukan menunjukkan adanya perencanaan yang matang dan penggunaan alat-alat yang tidak biasa. Ini jelas merupakan kecurangan terorganisir,” imbuhnya.