Ragamutama.com – Sebuah kejutan taktik mewarnai kemenangan telak AC Milan atas Udinese dengan skor 4-0. Dalam laga tersebut, Rossoneri, di bawah arahan Sergio Conceicao, menerapkan formasi yang tak lazim, yakni 3-4-3.
Pertandingan pekan ke-32 Serie A antara Udinese dan Milan ini digelar di Blueenergy Stadium, Friuli, pada Jumat, 11 April 2025.
Keputusan pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, memainkan formasi 3-4-3 menjadi sorotan. Pasalnya, sebelum pertandingan, Conceicao lebih sering mengindikasikan penggunaan formasi 4-4-2.
Inilah momen pertama di musim ini di mana Il Diavolo Rosso bermain dengan skema tiga bek.
Di jantung pertahanan, trio Fikayo Tomori, Matteo Gabbia, dan Strahinja Pavlovic dipercaya untuk mengawal lini belakang.
Sementara itu, barisan tengah diisi oleh Alex Jimenez, Youssouf Fofana, Tijjani Reijnders, dan Theo Hernandez.
Di lini depan, Luka Jovic didapuk sebagai ujung tombak, disokong oleh Christian Pulisic di sisi kanan dan Rafael Leao di sisi kiri.
Strategi ini terbukti jitu. AC Milan berhasil meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 4-0.
Gol-gol kemenangan I Rossoneri dicetak oleh Leao pada menit ke-42, Pavlovic (45′), Hernandez (74′), dan Reijnders (81′).
Para pemain AC Milan mengungkapkan kegembiraan mereka atas performa dan hasil yang diraih berkat formasi baru ini.
“Formasi 3-4-3 bekerja dengan sangat baik hari ini. Harus saya akui, saya sangat menyukainya,” ujar Pulisic, seperti dikutip dari BolaSport.
Leao juga menimpali, “Kami bermain dengan baik, saya merasa nyaman dengan sistem ini.”
Matteo Gabbia pun merasakan hal yang sama, menikmati perannya dalam skema tiga bek.
“Kami semua merasa nyaman. Saya pikir pelatih telah menemukan solusi yang sangat bagus.”
“Saya benar-benar menikmati bermain dengan pola tiga bek,” lanjutnya.
Pelatih Conceicao kemudian menjelaskan keuntungan dari penggunaan formasi 3-4-3 ini.
“Ketika jeda internasional lalu, kami telah mencoba formasi ini dengan pemain yang ada,” ungkapnya.
“Namun, kami tidak bisa langsung mengubah formasi begitu saja,” tambahnya.
“Sekarang kami memiliki waktu satu minggu untuk melatih formasi ini, dan para pemain menyambut ide ini dengan positif,” jelasnya.
Conceicao melihat bahwa timnya bermain solid dan seimbang, dan skema 3-4-3 mampu memaksimalkan potensi agresivitas kedua bek sayap tim.
“Kita semua tahu bahwa Theo Hernandez adalah salah satu bek terbaik di dunia dalam hal kontribusi menyerang.”
“Kemudian, dalam fase bertahan, saya menginginkan lebih banyak agresi,” imbuhnya.
“Jadi, mungkin dengan sistem ini, dia bisa lebih terlindungi,” kata Conceicao menambahkan.
Bagi para penggemar AC Milan, formasi 3-4-3 tentu mengingatkan pada musim 1998-1999.
Pada musim tersebut, Milan, di bawah asuhan Alberto Zaccheroni, menerapkan formasi serupa, yang sebelumnya berhasil ia terapkan di Udinese.
Meskipun para pemain Rossoneri awalnya mengalami kesulitan beradaptasi, dengan sedikit modifikasi menjadi 3-4-1-2, AC Milan secara mengejutkan berhasil meraih gelar juara Liga Italia pada musim itu.