BOLASPORT.COM – Tunggal putri Jepang, Tomoka Miyazaki, mulai mendapat sorotan setelah performa dia yang makin menurun padahal sudah sukses mendobrak peringkat 7 dunia BWF.
Salah satu kekalahan terbarunya adalah ketika dia dipercaya dalam skuad Jepang yang berlaga di Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025.
Miyazaki justru menunjukkan performa menurun dan puncaknya adalah ketika dia dikalahkan Xu Wen Jing saat Jepang menghadapi China di semifinal.
Duel antara juara dunia junior 2022 vs juara dunia junior 2024 itu ternyata kembali dimenangi Xu.
Miyazaki masih belum menemukan jalan keluar untuk menaklukkan Xu.
Baca Juga: Jonatan Christie Masih Pulihkan Cedera, Anthony Ginting Belum Pasti Tampil pada All England Open 2025
Sementata di kancah BWF World Tour, tahun ini pemain 18 tahun itu juga masih belum greget.
Dari Malaysia Open, India Open, hingga Indonesia Masters, Miyazaki menelan kekalahan dengan menyesakkan.
Dua kali kalah dari Pornpawee Chochuwong dan Ratchanok Intanon dari Thailand, dan satu kali dikalahkan Mia Blichfeldt asal Denmark.
Jika melihat permainan dia, Miyazaki seperti hilang arah dan tidak percaya diri.
Padahal, tahun lalu saat dia membuat kejutan ke final China Open 2024, permainannya masih enak untuk dilihat.
Sedangkan tahun ini, banyak unforced error yang merugikan dirinya sendiri.
Usut punya usut, kekalahaan demi kekalahan itu ternyata tidak lepas dari perasaan tertekan Miyazaki setiap kali berlaga.
“Saya merasakan lebih banyak tekanan sekarang, karena ada lebih banyak perhatian yang tertuju pada saya,” kata Tomoka Miyazaki.
“Tetapi saya ingin mengubah tekanan itu menjadi kekuatan,” ujarnya.
Sebagai remaja anak SMA, mental dia masih terus diuji untuk mencapai konsistensi.
Lesatannya cenderung cepat dari saat masih berads di level junior dan sering diterjunkan ke ajang-ajang senior.
Dia juga mulai dilabeli sebagai penerus Akane Yamaguchi bahkan berpotensi jadi pesaing An Se-young (Korea Selatan).
Namun, kenaikan karier yang super kilat itu tak melulu mendatangkan imbas positif.
Perhatian jauh lebih menyirot Miyazaki di Negeri Sakura. Apalagi bila mengingat dia masih duduk di bangku sekolah SMA..
“Untuk mencapai level yang lebih tinggi, saya perlu membangun kekuatan mental,” kata Miyazaki.
“Di situlah kekurangan saya. Padahal di situlah kekuatan terbesar para pemain di top dunia,” imbuh dia menyadari.
Dalam masa transisi ke level senior, fisik Miyazaki sejatinya telah banyak meningkat.
Dia tidak lagi sekurus beberapa tahun lalu, ototnya mulai terbentuk dan dia juga tahan reli.
Namun, Miyazaki masih merasa ada yang kurang dari latihan fisiknya.
“Tubuh saya telah banyak berubah selama setahun terakhir, seperti yang dikatakan oleh pelatih fisik saya,” katanya.
“Tetapi saya tidak merasa begitu kuat di tubuh bagian atas saya, dan saya ingin membangun kekuatan di bagian tengah dan tubuh bagian atas saya,” tandasnya.
Saat ini, Miyazaki tengah menantikan masa-masa kelulusannya di SMA Komersial dan Teknik Yanai, di Yamaguchi, Jepang, yang dikenal sebagai sekolah powerhouse bulu tangkis.
Dia akan lulus pada musim semi tahun ini dan bertekad mendedikasikan fokusnya ke karier sebagai pemain sepenuhnya.
“Saya akan lulus SMA setelah bulan Maret,” kata Miyazaki.
“Saya belajar dengan giat, tetapi saya tidak bisa belajar sepenuhnya karena saya melihat masa depan saya di bulu tangkis.”
“Jadi, saya ingin menyelesaikan studi saya sampai sini dulu,” ujarnya.
Baca Juga: Banjir Kritikan Setelah Juara, Kampiun Thailand Masters 2025 Buka Suara Soal Perilakunya