Ragamutama.com – Jenazah Paus Fransiskus telah disemayamkan di Basilika Santa Maria Maggiore pada hari Sabtu, 26 April 2025.
Sejak kepergian Bapa Suci pada Senin, 21 April 2025, perhatian dunia terpusat pada Vatikan.
Semasa hidup, sebelum berpulang, Paus Fransiskus kerap menerima saran dan pertimbangan terkait berbagai tindakannya dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, di balik keramahannya dan kasih sayangnya yang besar, beliau tetap bekerja tanpa lelah, bahkan terkadang mengabaikan nasihat dari orang-orang terdekatnya.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Vatikan, Uskup Agung Paul Gallagher, yang pada awalnya sempat memiliki perbedaan pendapat dengan almarhum.
“Satu hal yang selalu membuat saya terkesan padanya – meskipun awalnya tidak selalu saya setujui – adalah keberaniannya dalam menghadapi tantangan,” kata Uskup Agung Gallagher, seperti dikutip dari BBC pada Sabtu (26/4/2025).
“Beliau tidak pernah menghindar dari masalah, dan itu menunjukkan keberanian yang luar biasa,” lanjutnya.
Kekosongan Pascakepergian Paus Fransiskus
Selama ini, Uskup Agung Gallagher telah menjadi pendamping setia Paus Fransiskus dalam berbagai urusan kenegaraan.
Kepergian Bapa Suci ternyata meninggalkan duka mendalam dan kekosongan yang signifikan bagi Menteri Luar Negeri Vatikan tersebut.
“Beliau adalah suara bagi mereka yang tak terdengar, sangat menyadari bahwa mayoritas orang tidak memiliki kekuatan dan kendali atas nasib mereka,” ungkap Uskup Agung.
“Saya rasa beliau merasa dapat memberikan kontribusi untuk memperbaiki keadaan bagi mereka,” tambahnya.
Menjabat sejak tahun 2014, Uskup Agung Gallagher telah mendampingi Paus Fransiskus dalam berbagai perjalanan kenegaraan penting.
Menurut kesaksian Uskup Agung, almarhum Paus memiliki kepedulian yang mendalam terhadap kemanusiaan.
Beliau sangat tersentuh ketika melihat penderitaan para migran, serta wanita dan anak-anak yang terperangkap dalam konflik.
Uskup Agung menceritakan bahwa Paus Fransiskus merasakan penderitaan mereka “dengan sangat mendalam”.
Berdasarkan penuturan Uskup Agung, almarhum Paus terus bekerja dengan intensitas tinggi, hampir tanpa waktu istirahat.
Gallagher bahkan berpendapat bahwa Paus mungkin sudah 66 atau 67 tahun tidak mengambil liburan.
Paus Fransiskus: Sosok yang Peduli pada Migran
Sejak awal masa jabatannya, Paus Fransiskus sering mengunjungi negara-negara yang selalu didambakan oleh para pembantunya.
Perjalanan pertama Paus setelah dilantik adalah bertemu dengan para migran di Pulau Lampedusa, Italia.
Di antara 60 negara yang dikunjungi, Uskup Agung Gallagher mengingat bahwa perjalanan ke Republik Afrika Tengah menimbulkan kekhawatiran di antara para penasihat.
Menurut penuturannya, para penasihat Paus Fransiskus berusaha mengingatkan akan potensi bahaya perjalanan tersebut.
“Beliau hanya menjawab, ‘Baiklah, saya akan pergi, dan jika tidak ada yang mau ikut, saya akan pergi sendiri,’ yang tentu saja membuat kami merasa malu,” kenangnya.
Sesuai dengan keinginannya, Paus Fransiskus mengunjungi Republik Afrika Tengah pada tahun 2015.
Selain itu, orang-orang yang ditemui Paus juga seringkali mengejutkan orang-orang di sekitarnya.
“Beliau selalu ingin mengejutkan kami dengan siapa saja yang bersedia beliau temui dan ajak bicara. Terkadang lembaga ini (Vatikan) akan memperingatkan untuk lebih berhati-hati, tetapi beliau tidak mau mendengarkan,” paparnya.
Kepedulian Paus terhadap migran tercermin dalam upayanya mengingatkan para pejabat bahwa mereka adalah manusia, bukan sekadar “angka”.
Di sisi lain, Paus pernah terlihat tertidur saat menghadiri acara-acara resmi dengan para politisi dan kepala negara. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa beliau kurang menikmati pertemuan dengan tokoh-tokoh besar tersebut.
Dalam wawancara ini, Uskup Agung Gallagher memberikan tanggapannya mengenai dugaan para pengamat tentang ekspresi Paus.
Ia mengakui bahwa Paus Fransiskus lebih senang berinteraksi dengan orang-orang biasa.
Pesan Terakhir Paus Fransiskus untuk Uskup Agung Gallagher
Uskup Agung berpendapat bahwa Paus memiliki banyak dimensi, tetapi beliau adalah sosok yang “sangat mudah didekati” dan “sangat normal”. Padahal, beliau menduduki posisi tertinggi di Gereja Katolik Vatikan.
Terakhir, Uskup Agung mengungkapkan kata-kata terakhir Paus kepadanya sebelum meninggal dunia.
“Saya sering berbagi anekdot dengannya, dan beliau juga menyukai hal-hal semacam itu. Hal terakhir yang beliau katakan kepada saya, dua minggu lalu, adalah, ‘Jangan kehilangan selera humormu’,” ucapnya.
Sementara itu, upacara pemakaman Paus Fransiskus telah dilaksanakan dan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari seluruh dunia.
Makam Bapa Suci akan dibuka untuk umum mulai hari Minggu, 27 April 2025.