JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu alat utama sistem senjata (alutsista) milik TNI Angkatan Udara (AU) adalah pesawat Super Hercules C-130J.
Saya, Nicholas Ryan Aditya, wartawan Kompas.com, berkesempatan untuk pertama kalinya menjajal naik pesawat ini.
Tak sendirian, saya juga bersama awak media lainnya naik pesawat tersebut dalam rangka memenuhi undangan Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau).
Kami berangkat dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, pada Rabu (19/2/2025) sekitar pukul 07.30 WIB dengan tujuan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
Baca juga: Pesawat Casa TNI AU Mampu Distribusikan MBG jika Diminta Pemerintah
Sebelum naik pesawat, kami melakukan foto bersama di apron Lanud Halim.
Seorang kawan yang mengetahui bahwa hari ini saya pertama kali naik Hercules pun menjelaskan sedikit tentang pesawat pabrikan Amerika Serikat (AS) tersebut.
Sebab sebelumnya, banyak bayang-bayang ketidaknyamanan ketika naik pesawat ini. Salah satunya, soal suhu panas di kabin pesawat yang membuat tubuh berkeringat.
Selain itu ada juga bayangan pendaratan yang keras karena merupakan penerbangan militer.
“Tenang wae (saja), ini pesawat paling baru katanya. Mungkin lebih dingin (suhu di kabinnya). Ini pesawat ‘Badak’,” kata jurnalis Harian Kompas, Arya Dwi kepada saya sembari berjalan menuju kabin pesawat.
Saya terheran mengapa pesawat ini disebut “Badak”.
Apakah benar karena ketangguhan pesawat ini telah teruji di lintas medan dan membuat penumpangnya tak perlu khawatir?
Saya pun ingin langsung merasakan sensasinya.
Saat masuk pesawat, di hadapan saya adalah kabin yang jelas berbeda dengan pesawat komersial. Tidak ada kursi dengan nomor yang berbaris.
Yang ada justru kabin ala militer di mana kursi fleksibel berwarna merah, dengan setiap penumpangnya duduk berdekatan.
Baca juga: Viral, Video Prajurit Mencuci Pesawat F-16 Seperti Cuci Mobil, Ini Penjelasan TNI AU
Barang-barang bawaan juga menjadi satu dengan kursi penumpang. Jangan bayangkan ada sandaran yang empuk, sebab pesawat ini memang didesain untuk militer.
Sandaran punggung para penumpang terbuat dari tali temali berwarna merah.
Sungguh, ini pertama kali bagi saya melihat langsung kabin pesawat militer dan mungkin tak banyak orang yang bisa menikmati pengalaman seperti ini.
Kabin dingin, jendela di atas kepala
Tak disangka, apa yang jadi bayangan saya sebelumnya bahwa suhu kabin Hercules terasa panas justru tidak terjadi.
Yang saya rasakan adalah suhu kabin pesawat yang didatangkan dari Georgia, AS, ini tetap dingin.
Karenanya, ada yang menyarankan sebelumnya, agar rekan-rekan media mengenakan jaket ketika naik pesawat ini.
Dinginnya suhu kabin mulai terasa saat pesawat lepas landas atau takeoff.
Baca juga: Siap Ikut Retreat di Magelang, Benyamin Davnie Bakal Naik Pesawat
Hal baru lainnya adalah saya tidak bisa melihat pemandangan luar dari jendela pesawat. Pasalnya, setiap penumpang duduk di kursi berjejer di mana letak jendela ada di atas kepala.
Hanya beberapa bagian tempat duduk penumpang yang berdekatan langsung dengan jendela.
Alhasil, sepanjang penerbangan, saya lebih banyak tidur hingga mendarat atau landing halus di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Suara bising jadi teman
Perlu diingat kembali bahwa pesawat Super Hercules berbeda dengan pesawat komersial.
Maka dari itu, jangan heran jika saat naik pesawat ini terdengar suara mesin yang bising.
Setiap penumpang Hercules wajib terbiasa dengan suara bising tersebut.
Baca juga: Pesawat Airbus A400M Pesanan TNI AU Akan Tiba November 2025
Sejatinya, tidak sepanjang penerbangan suara bising dari mesin pesawat ini terdengar.
Namun, suara bising itu cukup memekikkan telinga saya sampai landing di Malang pada pukul 09.00 WIB.
Spesifikasi pesawat Hercules
Pesawat yang dipesan Indonesia dari Amerika Serikat ini memiliki panjang 34,69 meter, tinggi 11,9 meter, dan lebar sayap 39,7 meter.
Sementara, panjang kompartemen kargo Super Hercules C-130J mencapai 16,9 meter, lebar 3,12 meter, dan tinggi 2,74 meter.
Dengan dimensi lebih besar, Super Hercules C-130J bisa membawa beban maksimal hingga 20 ton.
Super Hercules C-130J ditenagai oleh empat turboprop Rolls-Royce AE 2100D yang bisa menyemburkan 4.700 tenaga kuda.
Baca juga: KSAU: Enam Pesawat Tempur Rafale dari Perancis Akan Tiba Pada 2026
Ini yang kemungkinan besar “membangunkan” telinga setiap penumpang.
Kecepatan maksimal pesawat yaitu 660 kilometer per jam di ketinggian 6.706 meter.
Selain itu, Super Hercules juga dapat memuat 8 palet atau 97 tandu, 128 pasukan tempur, dan 92 pasukan terjun payung.
Sedangkan fitur Super Hercules C-130J meliputi aspek peningkatan perlindungan bahan bakar, serta sistem penanganan kargo yang ditingkatkan.
Terdapat perbaikan sistem yang mencakup flight station yang lebih canggih dan sistem avionik digital terintegrasi penuh.
Super Hercules C-130J juga dilengkapi tampilan layar head-up, serta navigasi canggih yang mencakup sistem navigasi inersia ganda dan GPS.
Baca juga: Ini Spesifikasi Black Hawk, Helikopter Militer AS yang Tabrakan dengan Pesawat Komersial
Fakta berikutnya adalah pesawat Super Hercules C-130J telah menjalankan beberapa misi kemanusiaan.
Salah satu yang mendebarkan adalah mengangkut bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Palestina di Gaza.
Perjalanan misi kemanusiaan ke daerah konflik itu dilalui Super Hercules C-130J tanpa hambatan karena ketangguhannya.
Jadi, tidak salah jika ada yang menyebut Super Hercules C-130J pesawat “Badak”.