DEPOK, KOMPAS.com – Sebanyak 347 siswa kelas XI SMAN 6 Depok tetap menggelar kunjungan objek belajar (KOB) atau study tour ke Surabaya, Malang, dan Bali meski sempat dilarang gubernur terpilih Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Study tour tersebut bakal berlangsung selama delapan hari, dimulai pada Senin (17/2/2025) hingga Senin (24/2/2025), dengan tujuan mengunjungi perguruan tinggi dan melakukan observasi budaya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengimbau agar rencana kegiatan study tour SMAN 6 tujuan Bali ditiadakan.
Pasalnya, Dedi mendengar keluhan wali murid yang keberatan dengan biaya study tour yang dinilai terlalu besar.
“Saya meminta kepada kepala sekolah SMAN 6 Depok, enggak usah deh study tour-nya,” ucap Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (15/2/2025).
Dedi menyebutkan, biaya study tour yang ditetapkan sekolah sekitar Rp 3,5 juta. Jika ditambah uang jajan, orangtua siswa harus merogoh kocek sebesar Rp 5,5 juta.
Baca juga: Dilarang Dedi Mulyadi, Siswa SMAN 6 Depok Tetap Ikut Study Tour Meski Terhambat Biaya
Menurutnya, penerapan makna study tour bisa dilakukan di berbagai tempat di Depok, tanpa membebani finansial orangtua murid.
“Sampah di Depok menjadi masalah besar, itu bisa menjadi rangkaian studi, di mana anak-anak jurusan biologi atau IPA bisa menggunakan metodologi bakteri sebagai mengurai sampah dengan menggunakan R4 (reduce, reuse, recycle, replace),” terang Dedi.
Mengapa tetap berangkat?
Humas SMAN 6 Depok, Syahri Ramadhan menjabarkan sejumlah alasan mengapa imbauan Dedi seolah tidak digubris pihak sekolah.
Katanya, imbauan Dedi itu disampaikan melalui video Instagram yang viral pada Sabtu (15/2/2025), atau dua hari sebelum para murid berangkat study tour.
Menyikapi imbauan Dedi, pada Minggu (16/2/2025), pihak sekolah menggelar rapat darurat. Dalam rapat tersebut, pihak sekolah mengeklaim mendapat persetujuan dari para wali murid dan komite sekolah untuk tetap memberangkatkan siswa study tour.
“Soalnya kemarin jaraknya cuma satu hari dari video viral milik Pak Dedi ke hari keberangkatan,” ungkap Syahri.
Pihak sekolah mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat terkait hal ini. Dedi bilang, pihaknya bersurat mengenai klarifikasi kronologi persiapan KOB yang telah dirancang sejak akhir tahun lalu.
Adapun pemilihan Surabaya dan Malang sebagai destinasi study tour juga diklaim telah berlandaskan survei peminatan siswa.
“Kami tahu persis nih minat anak-anak melanjutkan studi ke mana, rata-rata larinya ke sana (Jawa Timur) gitu,” tutur Syahri.
Terlebih, kata Syahri, pihak sekolah telah membuat kontrak kerja sama terkait kunjungan akademik dengan empat perguruan tinggi negeri (PTN) di dua kota tersebut.
“Kenapa tidak di Jawa Barat dan sebagainya? Karena memang tadi seperti saya bilang, MoU kita adalah di universitas-universitas di sana,” ucap Syahri.
Pemilihan kunjungan kampus di wilayah Jawa Timur juga disebut telah mempertimbangkan tingkat persaingan siswa untuk kelak mendaftar PTN.
Syahri menjabarkan, peluang siswa SMAN 6 Depok untuk diterima di kampus-kampus wilayah non-Jabodetabek dan Jawa Barat lebih besar.
“Sehingga kalau untuk nilai dalam rangka pendaftaran ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi nilai rapot (di Jabodetabek dan Jawa Barat), kita masih kalah dari sekolah lain,” terang dia.
Bali bukan tujuan utama
Syahri menegaskan, KOB yang direncanakan pihak sekolah sejak awal fokus kunjungan ke empat PTN di Surabaya dan Malang, bukan Bali.
Di sana, mereka akan berkunjung ke empat PTN untuk melakukan kunjungan dan memperoleh sejumlah informasi terkait pendaftaran penerimaan mahasiswa baru.
“SMA Negeri 6 Depok itu memperoleh kemudahan-kemudahan untuk informasi perguruan tinggi dan juga dalam hal pendaftaran,” ujar Syahri.
Selanjutnya, siswa juga akan tinggal bersama penduduk Desa Kungkuk, Batu, Malang selama beberapa hari untuk observasi lingkungan.
“Jadi mereka tinggal di rumah penduduk desa, ikut bertani, ikut beternak, dan sebagainya sekaligus melakukan observasi lingkungan, baik itu sifatnya lingkungan alamnya maupun kebudayaannya,” jelas Syahri.
Sementara, Bali menjadi tujuan terakhir perjalanan wisata yang akan dilakukan satu hari setelah rangkaian kunjungan dan observasi di Jawa Timur.
Syahri mengeklaim, Bali dipilih melalui rapat besar yang telah disepakati berbagai pihak, termasuk wali murid dan pihak travel.
Menurut dia, para siswa atau wali murid yang kesulitan dalam membayar study tour sebesar Rp 3,8 juta itu akan dibantu oleh komite sekolah.
Baca juga: Imbauan Dedi Mulyadi Gagal Batalkan Study Tour SMAN 6 Depok
Pada rangkaian study tour kali ini, sekitar 37 dari 347 siswa dibantu pembiayaannya untuk tetap berangkat mengikuti program ini.
“Ada sebuah budaya baik yang kita pertahankan ketika orangtua murid yang mampu akan membantu yang tidak mampu,” jelas Syahri.
“Bahasanya mungkin subsidi silang dan (kami) selalu seperti itu untuk seluruh kegiatan yang terjadi di sini,” tambahnya.
Ia juga membantah pernyataan Dedi bahwa total biaya atau dana yang perlu dipersiapkan wali murid mencapai Rp 5,5 juta.
Sebab, nominal Rp 3,8 juta sudah termasuk biaya kegiatan, transportasi, akomodasi, dan makanan.
Katanya, pihak sekolah tidak pernah membebani para siswa untuk membawa uang tambahan selama perjalanan.
“Jika para murid tidak membawa uang saku selama delapan hari juga enggak masalah, karena biaya tadi sudah mencakup semuanya,” lanjut Syahri.