SIKKA, KOMPAS.com – Tim gabungan mengamankan sebuah mobil pikap dengan nomor polisi EB 8608 BL di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (13/2/2025) malam.
Kepala Sub Seksi Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Multimedia Polres Sikka, Ipda Yermi Soludale, menjelaskan bahwa pikap tersebut diamankan saat dalam perjalanan dari Kabupaten Nagekeo menuju Sikka.
Baca juga: Dampak ASF, Harga Babi di Sikka Turun Drastis
“Mobil pikap ini mengangkut delapan ekor babi. Pemilik mobil YF (28) warga Kecamatan Waigete,” ungkap Yermi kepada Kompas.com di Maumere, Jumat (13/2/2025).
Menurut keterangan YF, babi-babi tersebut rencananya akan dijual di Kabupaten Sikka.
Namun, Yermi menegaskan bahwa pengangkutan hewan tersebut tidak dilengkapi dengan surat keterangan dari dokter hewan.
“Dokter hewan bersama petugas mengarahkan agar pemilik hewan melakukan karantina di Maumere,” tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan, menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak babi antarwilayah.
Baca juga: Ciri-ciri Babi di Pasuruan yang Mendadak Mati, Muncul Bintik-bintik Ungu
Hal ini mengingat tingginya kasus kematian ternak babi di Kabupaten Sikka akibat wabah flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
“Sejak Januari hingga 13 Februari 2025, babi mati sebanyak 232 ekor,” kata Satriawan.
Ia juga berharap semua pihak dapat bekerja sama dalam melakukan pencegahan agar ASF tidak meluas, terutama dalam pengawasan lalu lintas ternak.