Kabar membanggakan datang dari UNESCO! Organisasi tersebut baru saja mengukuhkan lima warisan dokumenter dari Indonesia sebagai bagian dari program Memory of the World (MoW). Keputusan ini diumumkan secara resmi dalam Sidang Dewan Eksekutif ke-221 yang berlangsung di Paris, Prancis, pada tanggal 11 April lalu.
Menurut informasi yang dibagikan melalui akun Instagram resmi @arsipnasionalri, Indonesia kini menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah inskripsi terbanyak dalam periode tahun 2024 – 2025 ini.
Dari total 122 warisan dokumenter yang diajukan oleh berbagai negara di seluruh penjuru dunia, Dewan Eksekutif UNESCO memilih sebanyak 74 warisan. Sungguh membanggakan, lima di antaranya merupakan warisan berharga dari Indonesia.
Berikut adalah daftar lengkap lima warisan dokumenter Indonesia yang kini mendapatkan pengakuan dunia:
1. Arsip Tarian Jawa: Tarian Khas Mangkunegaran periode 1861 – 1944
Warisan dokumenter yang sangat berharga ini merupakan hasil pengajuan bersama (joint nomination) dan dilestarikan dengan penuh dedikasi oleh Pura Mangkunegaran dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Arsip ini juga telah terdaftar dalam program Memori Kolektif Bangsa ANRI pada tahun 2023.
Arsip ini mendokumentasikan secara rinci koreografi, notasi gending, serta pertunjukan tari tradisional Mangkunegaran yang diciptakan pada masa pemerintahan Sri Paduka K.G.P.A. Mangkoenagoro IV hingga Sri Paduka K.G.P.A. Mangkoenagoro VII (1861 – 1944).
2. Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesia (SSKK)
Nominasi untuk naskah ini diajukan dan dilestarikan dengan sepenuh hati oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Warisan dokumenter ini, yang memiliki makna mendalam sebagai Ajaran Suci bagi masyarakat dari Kalangan Resi, adalah naskah Sunda Kuno dari abad ke-16 yang mengungkap hubungan politik dan perdagangan antara Kerajaan Sunda dengan berbagai negara di Asia pada era pra-kolonial.
3. Karya-karya Hamzah Fansuri
Warisan dokumenter yang tak ternilai ini diajukan secara bersama-sama dan dilestarikan dengan baik oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Negara Malaysia.
Warisan ini mencakup karya-karya monumental Hamzah Fansuri yang ditulis dalam bentuk puisi syair, yang sangat populer di seluruh Nusantara. Karya-karyanya memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan sastra Melayu sejak abad ke-17, dan menjadi fondasi bagi perkembangan sastra modern.
4. Surat-surat dan Arsip Kartini
Nominasi ini diajukan bersama dan dilestarikan oleh ANRI, National Archives of Netherlands, dan Leiden University Library.
Warisan dokumenter ini berupa surat-surat dan arsip Raden Ajeng Kartini yang menjadi fondasi penting untuk memahami kehidupan dan gagasan Raden Ajeng Kartini (1879 – 1904), serta menjadi inspirasi utama dalam perdebatan di Indonesia dan di dunia internasional mengenai isu-isu pendidikan, feminisme, dan kesetaraan gender.
5. Lahirnya ASEAN: Arsip Pembentukan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (1967 – 1976)
Warisan dokumenter ini merupakan hasil pengajuan bersama dan dilestarikan oleh ANRI, National Archives of Singapore, dan Thai Film Archives. Arsip ini berisi catatan penting mengenai pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara oleh lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Arsip ini menggambarkan peran krusial ASEAN dalam mencegah konflik dan menjaga stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Dengan penambahan ini, Indonesia kini memiliki total 16 warisan dokumenter yang tercatat secara resmi dalam Register Memory of the World UNESCO. Indonesia, bersama dengan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengajuan bersama, memiliki kewajiban besar untuk serius dalam melakukan preservasi dan memastikan kemudahan akses terhadap warisan dokumenter ini bagi seluruh masyarakat dunia.