Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Bank Indonesia (BI) memberikan proyeksi optimis terkait performa penjualan ritel di bulan Maret 2025. Indikatornya adalah Indeks Penjualan Riil (IPR), yang diperkirakan akan mencapai angka 236,7, menandakan pertumbuhan sebesar 0,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Menurut keterangan resmi BI, pendorong utama pertumbuhan penjualan ritel ini berasal dari peningkatan signifikan dalam beberapa kategori, termasuk suku cadang dan aksesori kendaraan, barang-barang yang berhubungan dengan budaya dan rekreasi, serta sektor makanan, minuman, dan tembakau.
“Secara bulanan, kami memperkirakan penjualan ritel pada Maret 2025 akan mengalami kenaikan sebesar 8,3 persen (month to month/mtm). Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam pernyataan resminya pada hari Sabtu (19/4/2025).
1. Lonjakan Penjualan Didorong oleh Momen Ramadan dan Idul Fitri
Sebagian besar kelompok produk menunjukkan tren peningkatan penjualan yang positif. Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan paling menonjol meliputi perlengkapan informasi dan komunikasi, makanan, minuman, dan tembakau, serta subkelompok sandang.
“Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat selama bulan Ramadan dan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Selain itu, strategi diskon dan promosi yang diterapkan oleh para peritel juga turut berkontribusi,” jelasnya.
Potret Konglomerat di Balik Gemerlap Ritel Modern Indonesia 2025
Lanskap Konglomerat Pemilik Jaringan Ritel Modern Terkemuka di Indonesia 2025
2. Momentum Peningkatan Penjualan Terlihat Sebelum Ramadan
Tren peningkatan penjualan sebenarnya sudah terasa bahkan sebelum bulan Ramadan tiba. Data BI mencatat IPR pada Februari 2025 mencapai 218,5, menunjukkan pertumbuhan tahunan (yoy) sebesar 2,0 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 yang hanya sebesar 0,5 persen.
Menurut analisis BI, lonjakan IPR ini didorong oleh kinerja yang solid dari kelompok barang budaya dan rekreasi, penjualan bahan bakar kendaraan bermotor, serta peningkatan pada subkelompok sandang. Dari perspektif bulanan (mtm), penjualan ritel pada Februari 2025 tumbuh 3,3 persen, pemulihan yang signifikan dari penurunan sebesar 4,7 persen pada bulan sebelumnya.
BI menambahkan bahwa peningkatan penjualan di bulan Februari terutama didukung oleh subkelompok sandang, kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta penjualan bahan bakar kendaraan bermotor.
“Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam persiapan menyambut bulan Ramadan dan perayaan HBKN Idul Fitri,” tambahnya.
3. Proyeksi Penurunan Tekanan Inflasi pada Mei 2025
Bank Indonesia juga memproyeksikan adanya penurunan tekanan inflasi dalam tiga bulan mendatang, khususnya pada bulan Mei 2025. Proyeksi ini didasarkan pada Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) yang tercatat sebesar 148,3, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencatat angka 159,6.
Sementara itu, untuk periode enam bulan ke depan, atau pada bulan Agustus 2025, tekanan inflasi diperkirakan akan relatif stabil. Data BI menunjukkan IEH untuk bulan Agustus 2025 berada di level 155,5, hampir tidak berbeda dengan periode sebelumnya yang mencapai 155,4.
Analisis: Inflasi Maret Sentuh 1,65 Persen, Apa Saja Faktor Utama Pemicunya?
Mengupas Tuntas: Faktor-faktor yang Mendorong Inflasi Maret hingga Mencapai 1,65 Persen