Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat Signifikan, Gubernur BI Ungkap Pemicunya

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 24 April 2025 - 09:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com   JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit perbankan nasional melambat signifikan. Per Maret 2025, outstanding kredit naik 9,16% secara tahunan, turun dari 10,3% pada Februari. Ini menjadi pertumbuhan terlemah sejak Oktober 2023, di mana saat itu kredit tumbuh 8% secara tahunan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, perlambatan tersebut disebabkan banyak faktor, tapi pelemahan permintaan merupakan penyebab utamanya. Maklum, sektor-sektor tertentu terkena dampak sentimen global, terutama kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Toh, Perry masih optimistis ada sektor yang bisa menopang penyaluran kredit tahun ini bisa tumbuh dua digit, seperti sektor industri, pertambangan, dan jasa sosial.

Laba Turun, Bank Permata (BNLI) Catatkan Pertumbuhan Kredit & Aset di Kuartal I-2025

Hanya saja, laju pertumbuhan kredit diperkirakan akan berada di batas bawah target BI. “Kecenderungan beberapa assesment menunjukkan risiko pertumbuhan kredit 2025 akan menuju ke batas bawah kisaran 11%-13%,” ujar Perry, Rabu (23/4).

Deputi Gubernur BI Juda Agung menegaskan, perlambatan ini belum mencerminkan pelemahan fungsi intermediasi perbankan. 

Baca Juga :  Sidak ke Dua Pasar Induk, Mentan: Jika Ada yang Terbukti Memainkan Harga, Kami Tindak Tegas

Ia menyebut, standar pemberian kredit masih longgar dan likuiditas tetap kuat, tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) yang tinggi di level 26,22%.

Perry juga tak menampik ada beberapa bank yang memiliki likuiditas ketat. Tapi ia melihat bank-bank tersebut tidak hanya mengandalkan DPK, tapi juga mencari sumber pendanaan lain. “Mereka bisa ambil dana dari non DPK, kami lihat memang ada beberapa peningkatan di situ,” ujar Juda.

Kualitas Kredit Bank Terdampak Penertiban Lahan Sawit

Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan melakukan ekspansi kredit sesuai dengan pertumbuhan DPK. Artinya, laju kredit tahun ini tak akan jauh beda dari DPK, meski di kuartal I selisihnya masih signifikan. Per Maret 2025, kredit BCA tumbuh 12,6% dan DPK naik 6,5%.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA membidik pertumbuhan kredit 6%-8%. “Kalau melihat periode kuartalan, kredit BCA per Maret tumbuh 2,1%. Kalau dikali empat kuartal berarti masih 8%. Jadi, capaian ini masih sejalan dengan target,” terang dia.

Baca Juga :  Terancam Gagal Masuk MSCI, Emiten Prajogo Pangestu Anjlok Bikin IHSG Merah

Jahja menegaskan, BCA tak ingin gegabah menyikapi dampak kebijakan tarif AS. Menurutnya, pemerintah Indonesia masih dalam tahap negosiasi dengan AS, sehingga bank masih memilih mencermati perkembangannya.

Senada, Direktur Utama PT Bank Permata Tbk Meliza M. Rusli menekankan pentingnya kehati-hatian di tengah ketidakpastian. 

Penyaluran Kredit Perbankan ke Sektor Infrastruktur Terus Mengucur pada Awal 2025

Permata fokus menjaga neraca sehat, memperkuat digitalisasi, serta menciptakan dampak positif jangka panjang. Hingga Maret 2025, kredit Permata tumbuh 6% secara tahunan menjadi Rp 156,6 triliun, didominasi kredit korporasi Rp 92,2 triliun.

Sementara Citigroupmenurunkan estimasi pertumbuhan kredit dalam negeri tahun ini jadi 6% dari 10%. “Perlambatan perekonomian akan berimbas pada permintaan kredit,” sebut Ferry Wong,Head ofASEAN & Indonesia Research Citigroup Securities.

Berita Terkait

IHSG Sesi I Bangkit ke 6.659, Ada 364 Saham Menguat
UNVR Bangkit, Investor Institusi Kembali Borong Saham Unilever Indonesia
Barito Pacific (BRPT) Alihkan Saham Bisnis Logistik ke Anak Usaha Chandra Asri (TPIA)
Harga Emas Antam Logam Mulia Turun Lagi Rp 22.000 Hari Ini Kamis (24/4)
Harga Emas Antam Terbaru, Kamis (24/4): Turun Rp 22.000 Jadi Rp 1.969.000 per Gram
Harga Emas Dunia Turun 3 Persen, Investor Mulai Beralih ke Saham
Sentimen Positif: Bursa Asia Menguat Setelah Trump Redakan Ketegangan dengan China
TOWR Rights Issue: RUPS Setujui Penerbitan 15 Miliar Saham Baru

Berita Terkait

Kamis, 24 April 2025 - 12:35 WIB

IHSG Sesi I Bangkit ke 6.659, Ada 364 Saham Menguat

Kamis, 24 April 2025 - 10:59 WIB

UNVR Bangkit, Investor Institusi Kembali Borong Saham Unilever Indonesia

Kamis, 24 April 2025 - 10:39 WIB

Barito Pacific (BRPT) Alihkan Saham Bisnis Logistik ke Anak Usaha Chandra Asri (TPIA)

Kamis, 24 April 2025 - 09:51 WIB

Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat Signifikan, Gubernur BI Ungkap Pemicunya

Kamis, 24 April 2025 - 09:39 WIB

Harga Emas Antam Logam Mulia Turun Lagi Rp 22.000 Hari Ini Kamis (24/4)

Berita Terbaru

Urban Infrastructure

ASN Jakarta Wajib Naik Transportasi Umum Setiap Rabu, Ongkosnya Digratiskan

Kamis, 24 Apr 2025 - 12:59 WIB

finance

IHSG Sesi I Bangkit ke 6.659, Ada 364 Saham Menguat

Kamis, 24 Apr 2025 - 12:35 WIB