Laba BBNI Naik Tipis: Analis Ungkap Strategi Investasi Kuartal I 2025

Avatar photo

- Penulis

Senin, 28 April 2025 - 20:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengumumkan perolehan laba sebesar Rp 5,38 triliun, sebuah pertumbuhan tipis sebesar 1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Walaupun demikian, performa ini tampaknya kurang memuaskan ekspektasi investor.

Indikasi kurangnya antusiasme ini terlihat dari pergerakan saham BBNI yang terkoreksi pada perdagangan hari Senin (28/4). Harga saham BBNI mengalami penurunan sebesar 0,24% dibandingkan penutupan akhir pekan, berada di level Rp 4.190 per saham.

Namun, jika ditilik dari performa sebulan terakhir, saham BBNI menunjukkan tren yang cukup positif. Tercatat, saham bank dengan logo angka 46 ini telah meningkat sebesar 3,97% dalam kurun waktu tersebut.

Menurut analisis terbaru dari Mirae Asset Sekuritas, yang disampaikan oleh Handiman Soetoyo dan Richard Ananda Gunawan, laba bersih yang diraih BBNI secara garis besar sudah sesuai dengan proyeksi konsensus, yakni mencapai 23,2% dari target kinerja sepanjang tahun 2025.

Saham BBNI dan BBTN Kompak Melemah Hari Ini (15/4), Simak Rekomendasi Analis

Walaupun demikian, mereka mengidentifikasi potensi peningkatan risiko, terutama terkait dengan pertumbuhan pinjaman dan keberlanjutan tingkat Net Interest Margin (NIM). Mereka menyoroti bahwa persaingan di sektor pinjaman korporasi semakin sengit, yang berpotensi menurunkan yield pinjaman apabila pertumbuhan dipacu secara agresif.

Baca Juga :  Dampak Kebijakan Impor Trump: Ancaman Resesi bagi Pasar Saham Indonesia

“Penurunan suku bunga SOFR dan JIBOR turut memberikan tekanan pada yield pinjaman korporasi,” tulis mereka dalam laporan riset yang diterbitkan pada hari Senin (28/4).

Sementara itu, mereka berpendapat bahwa kondisi likuiditas yang mengetat dapat memicu peningkatan lebih lanjut pada Cost of Fund (CoF). Pihak bank juga mengisyaratkan bahwa Cost of Credit (CoC) berpotensi sedikit naik dari 0,9% untuk menyesuaikan dengan proyeksi FY25 di sekitar angka 1,0%, seiring dengan berkurangnya pembalikan dan percepatan pertumbuhan pinjaman.

“Mengingat minimnya katalis positif dalam jangka pendek, kami mempertahankan pandangan netral hingga cenderung negatif terhadap saham ini dalam waktu dekat,” imbuh mereka.

Asik! BBNI Umumkan Bakal Bagi Dividen Senilai Rp 13,9 Triliun

Meskipun demikian, mereka mencatat bahwa konsensus secara umum masih mempertahankan rekomendasi beli, dengan target harga 12 bulan sebesar Rp 5.517, yang mengindikasikan potensi kenaikan sebesar 32,0%.

Baca Juga :  Daftar Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini 29 Maret 2025, Tembus Rp 1,8 Juta

Di sisi lain, analis dari Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, dalam riset terbarunya merekomendasikan untuk tetap hold saham BBNI dengan target harga Rp 4.500 per saham, yang mencerminkan valuasi 1,1x PBV sepanjang tahun 2025.

Dalam konteks ini, mereka meyakini bahwa manajemen baru BBNI akan terus berupaya meningkatkan sistem manajemen risiko, terutama untuk segmen wholesale dan UKM, dengan tujuan untuk memungkinkan penyaluran kredit yang lebih besar ke aset-aset dengan imbal hasil yang lebih tinggi di masa yang akan datang.

Lebih lanjut, mereka menekankan bahwa likuiditas akan tetap menjadi perhatian utama dalam jangka pendek, mengingat rasio LDR selama kuartal I/2025 mencapai 93,1%, yang berpotensi mempertahankan CoF pada level yang tinggi dalam kondisi yang ada saat ini.

“Risiko utama yang mempengaruhi rekomendasi kami mencakup CoC dan CoF yang lebih tinggi dari perkiraan, yang berpotensi semakin menekan NIM,” pungkasnya.</

Berita Terkait

Analisis Saham UNVR: Momentum Kebangkitan Unilever Setelah Terpuruk?
Direksi Cucu Usaha Semen Indonesia Wafat Saat Hadiri Danantara
CEO Ducati Bela Bagnaia Setelah Kalah dari Quartararo
Disiplin Fiskal Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berkelanjutan
Reksadana Saham: Peluang Investasi Setelah Volatilitas Pasar Mereda?
Saham GOTO: Analis Ungkap Prediksi Kinerja Keuangan Terbaru!
KSAL Minta Penghapusan Utang BBM Rp 2,25 Triliun TNI AL ke Pertamina
EMTK Bagi Dividen Jumbo: Investor Kantongi Rp 2,01 Triliun

Berita Terkait

Senin, 28 April 2025 - 22:07 WIB

Analisis Saham UNVR: Momentum Kebangkitan Unilever Setelah Terpuruk?

Senin, 28 April 2025 - 20:15 WIB

Laba BBNI Naik Tipis: Analis Ungkap Strategi Investasi Kuartal I 2025

Senin, 28 April 2025 - 19:59 WIB

CEO Ducati Bela Bagnaia Setelah Kalah dari Quartararo

Senin, 28 April 2025 - 19:23 WIB

Disiplin Fiskal Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berkelanjutan

Senin, 28 April 2025 - 19:19 WIB

Reksadana Saham: Peluang Investasi Setelah Volatilitas Pasar Mereda?

Berita Terbaru

travel

Checklist Lengkap: Barang Wajib Bawa Liburan ke Thailand!

Senin, 28 Apr 2025 - 21:47 WIB