RAGAMUTAMA.COM – Di Jepang semakin banyak orang tua yang menghadapi kesulitan dalam menemukan tempat tinggal yang layak, meskipun mereka memiliki cukup uang.
Sebuah masalah besar yang muncul adalah penolakan dari tuan rumah karena faktor usia dan ketidakmampuan untuk memberikan jaminan.
Hal ini mencerminkan tantangan besar yang sedang dihadapi negara tersebut terkait dengan penuaan populasi dan peningkatan jumlah rumah tangga yang tinggal sendirian.
Pada musim panas 2024, seorang pria berusia 88 tahun di Tokyo yang berusaha mencari apartemen baru, merasa kecewa karena hampir tidak ada tuan tanah yang bersedia menyewakan kepada orang-orang seusianya.
“Tidak ada yang mau menyewakan kepada orang tua,” kata seorang agen real estat kepadanya, mencerminkan ketakutan umum terhadap risiko yang mungkin ditimbulkan oleh penyewa lansia yang dikutip dari Nikkei Asia.
Namun, kisah ini bukanlah satu-satunya. Seorang pria lain, yang memiliki 60 juta yen dalam tabungan dan apartemen mewah dua kamar tidur di distrik Minato, Tokyo, juga menghadapi penolakan yang sama meskipun dia memiliki kekayaan yang cukup untuk membayar sewa.
Tanpa anak-anak, pria ini berencana untuk menjual apartemennya dan menikmati sisa hidupnya, dengan tabungan yang totalnya mencapai 100 juta yen.
Meski memiliki semua yang dibutuhkan secara finansial, dia tetap ditolak oleh pemilik properti. Masalahnya adalah dia tidak bisa memberikan informasi kontak seorang sponsor di bawah usia 70 tahun jika terjadi keadaan darurat. “Saya tidak mengenal siapa pun yang cukup muda untuk dipercaya mengurus properti dan hidup saya,” katanya.
Lalu, bagaimana dengan masalah ini di tingkat makro? Data pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sekitar 6,7 juta rumah tangga di Jepang hanya dihuni oleh satu orang, dan jumlah tersebut terus meningkat, terutama di kalangan orang yang berusia di atas 65 tahun.
Bahkan, proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030, jumlah rumah tangga tunggal ini akan mencapai 8 juta.
Meskipun ada cukup banyak rumah kosong di Jepang untuk menampung orang-orang seperti ini 9 juta rumah kosong pada akhir 2023 masih banyak tuan tanah yang enggan menyewakan properti mereka kepada orang tua. Setengah dari rumah kosong tersebut adalah rumah sewaan.
Ryo Yamamoto, seorang pakar perumahan yang berfokus pada mencari tempat tinggal untuk orang tua, menjelaskan bahwa ketakutan utama pemilik rumah adalah risiko penyewa lansia yang mungkin meninggal dunia tanpa ada yang bertanggung jawab atas sewa yang belum dibayar.
Menurut survei tahun 2021 yang dilakukan oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata, 66% tuan tanah menolak untuk menyewakan kepada orang tua, dengan 90% alasan yang diberikan berkaitan dengan kekhawatiran terhadap kematian atau kecelakaan yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
Profesor Katsuhiko Fujimori dari Universitas Nihon Fukushi, yang ahli dalam perawatan kesehatan sosial, menekankan bahwa peningkatan jumlah rumah tangga tua yang tinggal sendirian akan semakin memperburuk masalah ini. “Ketika semakin banyak orang tua yang tinggal sendiri, masalah sewa rumah akan semakin membesar,” ungkapnya.
Namun, tidak semua cerita berakhir buruk. Seorang pria berusia 73 tahun dari Tokyo, yang baru saja bercerai pada Agustus 2024, berhasil menemukan tempat tinggal baru pada bulan Desember.
Meskipun memiliki hanya 3 juta yen pasca-cerai dan sempat ditolak oleh perumahan sosial karena kekurangan dana, pria ini akhirnya menemukan tempat untuk tinggal, meskipun dengan proses yang cukup rumit.
Menurut undang-undang Jepang 2017, ada organisasi nirlaba yang dapat bertindak sebagai jaminan bagi penyewa lansia. Namun, banyak dari organisasi ini yang kehabisan sumber daya karena permintaan yang tinggi.
Seorang karyawan sukarelawan mengungkapkan, “Kami kekurangan tenaga dan dana untuk melakukan negosiasi dengan pemilik rumah atau melakukan kunjungan rutin ke penyewa yang lebih tua.”
Agar masalah ini bisa diatasi, Profesor Fujimori menekankan pentingnya solidaritas sosial dan dukungan dari pemerintah.
“Masyarakat harus peduli satu sama lain, dan pemerintah harus memberikan dukungan finansial untuk organisasi yang dapat membantu mengelola dan memantau tempat tinggal orang tua,” kata Fujimori, memberikan harapan bahwa dengan kerjasama yang baik, tantangan besar ini dapat diatasi.