RAGAMUTAMA.COM – Korea Selatan tengah menghadapi bencana kebakaran hutan berskala besar yang melanda wilayah timur negara itu. Salah satu kerugian terbesar dalam peristiwa ini adalah hangusnya Kuil Gounsa, salah satu situs keagamaan bersejarah yang telah berdiri lebih dari 1.000 tahun.
Pejabat Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan, Ko Ki-dong, mengumumkan bahwa total area terdampak kebakaran mencapai 14.694 hektare. Kebakaran ini dipicu oleh kombinasi angin kencang, cuaca kering, dan kabut tebal, yang membuat pemadaman menjadi sangat sulit.
Sebanyak lebih dari 6.700 petugas pemadam kebakaran diterjunkan untuk mengendalikan kobaran api. Fokus utama pemadaman saat ini berada di Distrik Uiseong, Provinsi Gyeongsang Utara, wilayah yang terdampak paling parah. Hingga saat ini, setidaknya empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.
Kuil Gounsa, yang terletak di Distrik Uiseong dan dikenal sebagai pusat sejarah dan budaya keagamaan Korea, turut menjadi korban amukan api. Menurut seorang biksu dari kuil, “Tidak ada bangunan yang tersisa di pelataran kuil.”
Helikopter pemadam sempat memastikan bahwa api di kuil berhasil dipadamkan, namun sayangnya, seluruh struktur telah habis terbakar.
Meski begitu, sebanyak 41 benda warisan budaya, termasuk patung Buddha batu dan lukisan keagamaan, telah berhasil diselamatkan dan dipindahkan ke tempat aman sebelum api melalap kuil.
Pemerintah Korea Selatan telah menetapkan status darurat di empat daerah terdampak, dan memerintahkan ribuan warga untuk segera mengungsi. Salah satu lokasi yang turut terancam adalah desa tradisional Hahoe di kota Andong, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO.
Perdana Menteri Han Duck-soo menyebut dalam pertemuan darurat bahwa penyebab kebakaran utama di Uiseong berasal dari aktivitas perawatan kuburan keluarga, sebuah kebiasaan yang umum dilakukan warga. Ia menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan keselamatan guna mencegah kejadian serupa.
“Sebagian besar kebakaran hutan disebabkan oleh tindakan manusia yang ceroboh,” tegasnya.
Kebakaran ini dinilai sebagai yang terbesar ketiga dalam sejarah negara tersebut. Sebelumnya, kebakaran terparah terjadi pada April 2000, dengan luas lahan terbakar mencapai hampir 24.000 hektare di wilayah pantai timur Korea Selatan.
Pihak berwenang terus berupaya memadamkan api, sambil menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi kebakaran susulan, terutama di tengah kondisi udara yang sangat kering dan angin yang berembus kencang.