MALANG, RAGAMUTAMA.COM – Di tengah hiruk pikuk dukungan yang membahana bagi tim Garuda, sebuah kedai kopi bernama Kopi Ortu di Kota Malang, menjelma menjadi episentrum keramaian saat pertandingan berlangsung.
Berlokasi strategis di Jalan Terusan Kawi Nomor 5 Bareng, Kopi Ortu lebih dari sekadar tempat menyeruput kopi; ia telah bertransformasi menjadi wadah bagi para penggila sepak bola untuk menikmati pertandingan dalam semangat kebersamaan yang membara.
Hafid Rozaki, sang pengelola Kopi Ortu, mengungkapkan bahwa tradisi nonton bareng (nobar) ini lahir sejak pandemi Covid-19 menghantam.
“Nobar ini kami adakan sejak pandemi, sebelumnya hanya fokus sebagai coffee shop saja. Setelah pandemi, kami merasa perlu berinovasi. Sekarang, mayoritas pengunjung adalah mahasiswa, meskipun sebelumnya banyak juga siswa sekolah. Masa new normal memaksa kami untuk mereset target pasar,” papar Hafid.
Gelora antusiasme masyarakat terhadap tim nasional Indonesia melonjak drastis, terutama sejak kedatangan pelatih karismatik, Shin Tae-yong.
“Sejak era Shin Tae-yong, animo terhadap timnas sungguh luar biasa. Dulu, orang menonton bola biasa saja, tapi sekarang banyak yang datang mengenakan jersey, menyanyikan lagu kebangsaan bersama. Semangat nasionalismenya terasa lebih kental,” imbuhnya.
Kopi Ortu menjadi salah satu dari segelintir tempat nobar yang memegang lisensi resmi untuk menayangkan pertandingan timnas Indonesia, Liga 1, hingga kompetisi sepak bola internasional.
Pengalaman nobar di Kopi Ortu bukan sekadar menonton pertandingan semata.
“Biasanya untuk event-event besar, kami berkolaborasi dengan sportcaster lokal, yang bertindak sebagai komentator dengan gaya khasnya yang menghibur. Kadang-kadang ada live musik juga, karena kami membuka pintu dua jam sebelum kick off agar suasana tidak sepi,” jelas Hafid.
Dengan mengusung tagline “Family First”, Kopi Ortu memiliki komitmen untuk menjaga suasana kekeluargaan dengan memberlakukan harga tiket masuk yang ramah di kantong.
“Kami berpikir untuk menjangkau semua kalangan, agar semua orang bisa ikut nobar di sini. Harga tiket tersebut sudah termasuk minuman. Kadang-kadang, ada sponsor yang ikut berpartisipasi dengan membagikan hadiah,” tambahnya.
Namun, untuk pertandingan kelompok umur seperti timnas U17 Indonesia yang sedang berlaga di Piala Asia U17 2025, Hafid memutuskan untuk membuka area nobar tanpa memungut biaya masuk.
“Popularitas U17 meningkat karena momentum kemenangan melawan Korea Selatan. Tapi, saya membuka nobar untuk sekadar nongkrong santai, bukan membuat event khusus seperti timnas senior yang memerlukan area khusus dan lisensi,” ujarnya.
Hafid juga menyoroti pengaruh signifikan jam tayang terhadap jumlah penonton.
“Kami punya istilah, jam 7 malam sampai sebelum jam 12 malam itu kami sebut sebagai jam sehat. Di atas jam 12 malam itu jam tidak sehat. Itu sangat berpengaruh terhadap jumlah pengunjung,” terangnya.
Meskipun harus menghadapi tantangan ekonomi dan kenaikan harga bahan baku, Hafid tetap bertekad untuk mempertahankan konsep hangat dan inklusif di Kopi Ortu.
“Dampaknya terasa pada pelanggan. Biasanya yang nongkrong bisa lima kali seminggu, sekarang hanya dua kali. Makanya, kami memaksimalkan strategi di event nobar,” pungkasnya.
Dengan mengandalkan biji kopi berkualitas dari Dampit dan Arjuno, serta dukungan empat layar besar, Kopi Ortu terus menyalakan semangat masyarakat untuk memberikan dukungan kepada timnas Indonesia.
Pada Senin (14/4/2025) malam ini pukul 21.00, Kopi Ortu juga akan menggelar nobar pertandingan timnas U17 Indonesia melawan Korea Utara pada babak perempat final Piala Asia U17 2025.