TRININGORONTALO.COM, Boalemo–Kondisi wisata kuliner Tilamuta di Boalemo, Gorontalo, saat ini memprihatinkan. Wisata kuliner yang dulunya menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan ini kini rusak parah dan membutuhkan perbaikan segera.
Wisata Kuliner Tilamuta ini berada di Desa Pentadu Barat, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo rusak parah dan sudah tidak terurus lagi.
Dari hasil pantauan, sudah banyak sekali fasilitas yang rusak, mulai dari gazebo yang roboh bahkan kayu-kayu yang berada di pinggiran pantai juga sudah lapuk.
Baca juga: Syarat Adopsi Anak yang Ditemukan di GORR Gorontalo, Begini Aturannya
Baca juga: Polairut Sebut Gorontalo Utara dan Pohuwato Jadi Wilayah Terbanyak Praktik Bom Ikan
Selain itu, banyaknya sampah yang berceceran di sekitaran wisata tersebut juga memperparah kondisi dari tempat itu.
Halim Alif salah satu warga mengatakan bahwa tempat tersebut sudah tidak layak lagi untuk disebut wisata.
“Saya cukup prihatin ya melihat kondisi dari tempat itu, karena semuanya sudah rusak dan sudah tidak terurus lagi,” ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (15/2/2025).
Selain itu ia juga menyoroti terkait tidak adanya lagi para pedagang yang berjualan di wisata tersebut.
Baca juga: Studi Terbaru! Studi Terbaru Menemukan Nyanyian Paus Mirip Bahasa Manusia
Baca juga: Warga Desa Mohungo Gorontalo Protes Sampah Menumpuk di Saluran Air, Khawatir Berdampak Banjir
“Ini kan wisata kuliner, seharusnya ada warga yang berjualan disitu, tapi hingga saat ini sudah tidak ada lagi penjual,” ujarnya.
Halim juga mengharapkan adanya perbaikan untuk wisata tersebut.
“Saya rasa ini sangat merugikan, tempat ini kalau bisa dibilang cukup strategis karena berada di pinggir pantai, jadi bagi pihak terkait harusnya segera melakukan perbaikan,” tuturnya.
Diketahui wisata ini dibangun pada Desember 2022, akan tetapi baru berjalan satu tahun sudah tidak ada sama sekali pengunjung.
Hal ini disampaikan langsung oleh Marni Kasim salah satu penjual yang dulunya berdagang di area tersebut.
“Kalau masih awal-awal ramai sekali, tapi seiring berjalannya waktu, sudah tidak ada lagi pengunjung, jadi kami pun merasa rugi kalau tetap berjualan di wisata itu,” ungkapnya.
Marni mengatakan bahwa pada bulan Juni 2023 wisata tersebut sudah tidak ada lagi yang mengunjunginya.
Kata Marni, tempatnya yang jauh dan kurangnya minat pembeli jadi faktor utama penyebab tidak adanya pengunjung.
“Kalau saya pada saat itu jualannya itu ayam geprek, dan yang lainnya hanya seperti warung yang berjualan barang harian, tentunya ini tidak menarik bagi para pengunjung,” jelasnya.
Dengan harapan tinggi Marni mengatakan agar nantinya wisata tersebut dapat diperbaiki kembali dan dapat disusun secara baik lagi.
Baca juga: Jokowi Mengaku Dipaksa Beri Sambutan HUT Ke-17 Gerindra, tak Berani Nolak karena Permintaan Prabowo
Baca juga: Mengaku Dipaksa Hasil KLB Gerindra untuk Nyapres 2029, Prabowo: Sebetulnya Aneh
“Kalau tempat ini diperbaiki nanti, saya harap agar para penjualnya dapat dilatih dulu untuk bagaimana menjual berbagai macam dagangan yang variatif,” pungkasnya.(*/Nawir)