KOMPAS.com – Cesc Fabregas masuk jajaran pelatih hebat karena bisa menemukan ruang bagi talenta seperti Nico Paz. Situasi tersebut mirip dengan situasi Lippi dan Zidane di Juventus.
Pelatih legendaris Italia, Marcello Lippi, turut membahas tim promosi Serie A 2024-2025, Como 1907 dalam sebuah sesi interviu dengan La Gazzetta dello Sport pada Kamis (27/2/2025) silam.
Lippi yang membawa Italia juara Piala Dunia 2006 terkesan dengan progres yang ditunjukkan Como arahan Cesc Fabregas.
“Luar biasa, tim yang hebat. Di awal musim mereka sempat kesulitan, tetapi sekarang mereka tidak takut pada siapa pun,” tutur Lippi dilansir Tuttomercatoweb dari La Gazzetta dello Sport.
Como besutan Fabregas tetap setia kepada permainan agresif meskipun jadwal mempertemukan mereka dengan tim raksasa.
Baca juga: Cesc Fabregas Lesatkan Como, Disebut Perpaduan Conte dan Mourinho
Lihat saja bagaimana Como 1907 menunjukkan perlawanan sengit kepada Juventus pada pekan ke-24 Liga Italia 2024-2025 silam
Como memang kalah 1-2 dalam laga itu. Namun, sampai Randal Kolo Muani membuat gol penalti pada menit ke-89, tim asuhan Fabregas benar-benar menempatkan Juventus dalam kesulitan.
Permainan apik saat bersua Juve itu tampak jelas telah menebalkan kepercayaan diri Como.
Setelah itu, tim berjulukan I Lariani menuai dua kemenangan beruntun saat melawan Fiorentina (2-0) dan Napoli (2-1).
Como pun perlahan bisa menjauh dari zona degradasi Liga Italia 2024-2025. Skuad beralias Il Lariani kini menduduki posisi 13 klasemen dengan koleksi 28 angka.
Pasukan Fabregas kini berselisih tujuh angka dari zona relegasi. Penampilan berani Como tak bisa dilepaskan dari kontribusi sang talenta belia, Nico Paz.
Baca juga: Transformasi Como 1907, dari Bangkrut Jadi Kekuatan Baru
Nico Paz saat ini menjadi pemain di skuad Como dengan angka keterlibatan gol terbanyak.
Pemain yang direkrut dari Real Madrid pada musim panas 2024 silam itu telah mengemas enam gol plus empat assist di pentas Serie A musim ini.
Aksi Nico Paz yang merupakan junior Lionel Messi di timnas Argentina, menarik perhatian dari Lippi.
Talenta spesial Nico Paz mengingatkan Lippi kepada situasi ketika dirinya menukangi Juventus.
Sewaktu membesut Juventus, Lippi dituntut untuk mengakomodasi keberadaan pemain dengan talenta spesial bernama Zinedine Zidane.
Kolaborasi Lippi dan Zidane di Juventus berlangsung pada kurun 1996 sampai 2001.
Lippi kala itu dituntut menciptakan keseimbangan tim dengan tetap menyertakan Zidane, yang dikenal sebagai gelandang kreatif nan flamboyan, tetapi kurang punya naluri bertahan.
Secara tersirat, kini Lippi memuji Fabregas yang dirasa bisa menemukan tempat terbaik untuk Nico Paz di Como.
“Nico Paz? Seorang pelatih hebat selalu bisa menemukan tempat untuknya, seperti yang saya lakukan dengan Zidane,” ucap Lippi menjelaskan.