Ragamutama.com Setelah gelaran Liga Voli Korea 2024-2025 rampung, pelatih Daejeon JungKwanJang Red Sparks, Ko Hee-jin, berbagi pandangannya dalam sebuah wawancara mendalam.
Perjalanan Red Sparks di musim ini penuh dengan dinamika, hingga akhirnya mereka sukses mengamankan tempat di babak perebutan gelar juara setelah penantian panjang selama 13 tahun.
Di awal kompetisi, tim yang dikenal dengan julukan Red Force ini sempat mengalami masa sulit dengan menelan empat kekalahan beruntun saat berhadapan dengan Suwon Hyundai E&C Hillstate dan Incheon Heungkuk Life Pink Spiders.
Kedua tim tersebut pada akhirnya menjadi rival utama Red Sparks di babak postseason yang penuh tekanan.
Pink Spiders-lah yang kemudian menjadi lawan tangguh Red Sparks dalam pertarungan sengit memperebutkan mahkota juara Liga Voli Korea musim 2024-2025.
Pemain opposite asal Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, menunjukkan performa yang sangat menonjol di sepanjang laga perebutan gelar juara bagi Red Sparks.
Megawati tampil luar biasa dan menjadi salah satu pilar penting yang membawa laga final melawan Incheon Heungkuk Life Pink Spiders hingga pertandingan penentuan kelima.
Atlet kelahiran Jember, Jawa Timur ini, berhasil mengumpulkan 153 poin dalam lima pertandingan, sementara Vanja Bukilic mencetak 115 poin dan dinobatkan sebagai outside hitter terbaik.
Pelatih Ko Hee-jin berulang kali menyatakan betapa beruntungnya ia dapat memiliki pemain asing bertalenta seperti Megawati.
Jadwal Final Four Proliga 2025 – Megawati Reuni dengan Setter Andalan, LavAni Harus Waspada dengan Bhayangkara
Bagaimana tidak? Kehadiran Megawati selama dua musim terakhir telah membantu Red Sparks memecahkan rekor dan keluar dari masa-masa sulit di Liga Voli Korea.
Musim lalu, Megawati membantu Red Sparks kembali ke babak play-off setelah absen selama tujuh tahun, dan musim ini, mereka mencapai hasil yang lebih gemilang dengan melaju ke babak final.
“Saya sangat beruntung,” ujar Ko Hee-jin kepada News1.kr, seperti dilansir BolaSport.
“Merupakan sebuah anugerah bagi seorang pelatih untuk memiliki pemain asing dengan kualitas seperti itu.”
“Berkat kalian, kami berhasil memecahkan kebuntuan,” imbuh Ko.
Pelatih berusia 44 tahun itu kemudian menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dalam sebuah tim.
“Esensi dari komunikasi adalah berbagi segala sesuatu dengan jujur dan terbuka.”
“Jika hanya satu pihak yang berbicara atau hanya menyampaikan apa yang ingin dikatakan, itu bukanlah komunikasi yang sebenarnya,” tegas Ko.
”Saya selalu menganggap diri saya sebagai komunikator yang baik.”
“Namun, setelah kami menerapkan ‘komunikasi yang tulus’ saat itu, tim kami benar-benar mengalami perubahan positif dan kami menciptakan atmosfer tim yang sangat kondusif,” jelasnya.
Seorang ofisial bahkan menambahkan: “Tidak hanya suasana yang positif, tetapi juga terbangun rasa saling percaya yang kuat antara pelatih kepala, staf pelatih, dan seluruh pemain.”
Ko Hee-jin mencontohkan dampak positif dari komunikasi yang baik, yang terlihat jelas pada pertandingan ketiga babak final ketika Red Sparks sudah tertinggal dua set.
“Ketika Anda sudah kalah dalam dua pertandingan di kejuaraan dan kemudian tertinggal dua set di pertandingan ketiga, sangat wajar jika mental Anda sedikit terpengaruh,” kata Ko.
“Namun, kami berhasil berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Kami memiliki semangat tim yang luar biasa, sehingga mampu bangkit dan menyatukan kekuatan dalam situasi sulit tersebut,” ujarnya.
“Saya semakin menyadari betapa pentingnya bagi seorang pelatih untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para pemain dan membangun kerja sama tim yang solid.”
“Saya merasa sangat bahagia menjadi pelatih yang memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pertandingan yang sangat berkesan, yang mungkin tidak akan pernah saya alami lagi sepanjang karier kepelatihan saya.”
“Kenangan ini akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi saya sebagai pelatih di masa depan,” pungkas Ko Hee-jin, mengenang musim yang tak terlupakan pada 2024-2025.
Ko Hee-jin Jarang Meneteskan Air Mata Meski Meraih Banyak Gelar sebagai Pemain, tetapi Air Matanya Tumpah saat Ditinggal Megawati