Ragamutama.com – , Jakarta – Tepat pada tanggal 26 April 2005, dua dekade silam, Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Tol Cipularang) secara resmi dioperasikan, membuka lembaran baru dalam konektivitas antarwilayah. Jalan tol vital ini didirikan untuk menghubungkan dua pusat kegiatan penting di Jawa Barat, yakni Bandung dan Purwakarta, sekaligus meningkatkan kelancaran lalu lintas antara Jakarta dan Bandung.
Pengerjaan proyek Jalan Tol Cipularang dilaksanakan dalam dua fase. Fase pertama berhasil diselesaikan dan mulai beroperasi pada tahun 2003, sementara fase kedua tuntas pada April 2005. Investasi total untuk pembangunan jalan tol ini mencapai Rp 1,6 triliun, yang pendanaannya menggunakan model Contractor Pre Financing (CPF), seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum pada saat itu, Joko Kirmanto.
Peresmian jalan tol ini dilakukan secara langsung oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam upacara peresmian tersebut, Presiden SBY didampingi oleh Joko Kirmanto dan Direktur Utama Jasa Marga saat itu, Syarifudin Alambai.
Dalam pidatonya, Presiden SBY menekankan bahwa pembangunan Jalan Tol Cipularang merupakan elemen kunci dari program ambisius pemerintah untuk membangun jaringan jalan tol sepanjang 1.700 kilometer, sebuah program yang sebelumnya telah dirumuskan dalam forum Infrastructure Summit. Beliau menyoroti krusialnya infrastruktur yang memadai dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut SBY, “dengan adanya pengembangan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat secara signifikan.” Beliau juga mewanti-wanti bahwa tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, investasi akan sulit didapatkan, kolaborasi antarwilayah akan terhambat, dan dinamika ekonomi nasional akan melemah. Lebih lanjut, beliau menegaskan, “kondisi ini akan menyebabkan ekonomi Indonesia kurang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara tetangga.”
Pembangunan Jalan Tol Cipularang pada masa itu memiliki signifikansi strategis, bukan hanya untuk mendukung aktivitas ekonomi domestik, tetapi juga dalam rangka menyambut penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika atau KAA ke-50. Jalan tol ini berfungsi sebagai jalur utama bagi delegasi tamu negara yang menghadiri perayaan KAA, yang mempertemukan negara-negara Asia dan Afrika dalam momen bersejarah.
Syarifudin Alambai menjelaskan bahwa pemanfaatan Jalan Tol Cipularang untuk akses tamu KAA bertujuan untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam lima dekade terakhir. Peringatan KAA ke-50 tersebut mengusung tema “Reinvigorating the Bandung Spirit: Working Towards a New Asian-African Strategic Partnership.”
Dalam konferensi yang diselenggarakan di Jakarta Convention Centre dan Gedung Merdeka, Bandung, sebanyak 89 kepala negara atau kepala pemerintahan hadir bersama dengan perwakilan dari 10 organisasi regional dan subregional serta 11 organisasi internasional. Konferensi tersebut menghasilkan sebuah inisiatif penting yang dikenal sebagai New Asian-African Strategic Partnership (NAASP).
Gerin Rio Pranata turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Megawati dan SBY dalam Kisah Jembatan Suramadu Penghubung Jawa – Madura