Setelah menuliskan belasan artikel tentang pengalaman perjalanan kami mewujudkan impian traveling ke berbagai negara, rasanya sudah cukup banyak yang saya bagikan.
Walaupun sebenarnya masih banyak cerita perjalanan yang belum sempat saya tuliskan, saya memutuskan untuk mengakhiri kisah perjalanan ke luar negeri dalam tulisan ini, agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi para pembaca.
Macau
Macau, serupa dengan Las Vegas, dikenal luas sebagai “Kota Judi.”
Namun, seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya, semuanya bergantung pada sudut pandang masing-masing individu. Sebagai contoh, kami berdua pernah mengunjungi Nan Thian Temple di New South Wales. Sudah jelas bahwa Nan Thian Temple adalah tempat ibadah bagi umat Buddha. Sementara kami berdua adalah penganut agama Katolik Roma.
Apakah kunjungan kami ke Nan Thian Temple berarti kami berpindah agama?
Tentu saja tidak. Kami datang ke sana untuk mengagumi keindahan Nan Thian Temple dan taman bunganya, serta mencoba menikmati rendang yang dibuat dari sayur-sayuran, mengingat bahwa pemeluk agama Buddha umumnya adalah vegetarian.
Kembali ke Topik
Macau memang terkenal dengan aktivitas perjudiannya. Namun, tempat ini juga menjadi tujuan wisata bagi keluarga yang membawa anak-anak mereka.
Bagaimana pemerintah Macau berhasil menarik wisatawan mancanegara? Inilah rahasianya.
Setiap pengunjung yang menginap di hotel di Macau mendapatkan fasilitas tur gratis dari hotel ke dermaga Macau atau dermaga Taipa. Tersedia layanan shuttle bus gratis dari berbagai hotel.
Hotel Emperor, tempat kami menginap, tidak menyediakan brosur city tour seperti yang biasa kita temukan di hotel-hotel di negara lain.
Pangkalan bus shuttle ini berlokasi di dua tempat, yaitu Ferry Macau dan Ferry Taipa.
Ketika bus shuttle yang kami tumpangi menuju salah satu hotel, yaitu Hotel Star World, ternyata hotel tersebut sudah dipenuhi pengunjung yang ingin menyaksikan atraksi yang diadakan.
Kami pun turun di Hotel Star World untuk menikmati pertunjukan tersebut. Tanpa perlu membayar atau berbelanja, siapa pun boleh ikut bergabung menonton.
Musik mulai mengalun, diiringi sorotan lampu yang menari di lantai dasar hotel. Seolah-olah dari dalam bumi muncul sebuah pohon raksasa yang menjulang tinggi ke langit-langit hotel. Sementara itu, di langit-langit hotel terpancar sinar lampu yang menyerupai langit malam dengan bulan dan bintang-bintang yang berkelap-kelip.
Atraksi demi atraksi terus berlanjut hingga akhirnya pohon besar kembali ke dasar hotel. Kami pun kembali ke hotel dengan menumpang shuttle.
Sungguh sebuah kenangan indah bagi kami berdua untuk dapat menikmati berbagai atraksi yang memukau.
Semua ini menghadirkan rasa syukur kepada Tuhan. Karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengunjungi lima benua di dunia ini.
Kesimpulan:
Setiap pengunjung yang membawa anak-anak dapat menikmati wisata gratis di Macau, yang selama ini hanya kita kenal sebagai pusat perjudian terbesar di Asia. Tidak terpikirkan sebelumnya bahwa ada acara gratis untuk berwisata bersama keluarga.
Namun, bagi mereka yang merasa berdosa jika berkunjung ke Macau atau Las Vegas, tentu saja jangan lakukan. Kita traveling untuk menikmati keindahan di berbagai negara dengan hati yang gembira dan penuh rasa syukur kepada Tuhan.
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh sahabat Kompasianer yang telah bersedia membaca tulisan saya.
Semoga sukses selalu dalam meraih impian hidup masing-masing.
Salam sayang dari kami berdua,
18 April 2025.
Salam saya,
Roselina