Kinerja Vale Indonesia (INCO) Diproyeksi Positif di 2025, Cermati Rekomendasi Analis

- Penulis

Kamis, 3 April 2025 - 19:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Prospek cerah membayangi PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Analis memperkirakan, kinerja keuangan perusahaan tambang nikel ini akan semakin solid mulai tahun 2025, seiring dengan dimulainya penjualan bijih nikel (nikel ore).

Momentum positif ini didukung oleh target ambisius INCO untuk merampungkan tiga fasilitas pengolahan nikel (smelter) yang mengadopsi teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dalam rentang waktu 2025-2026.

Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, menyoroti bahwa operasional proyek-proyek baru akan menjadi katalis pertumbuhan kinerja INCO di masa depan.

“Potensi kontribusi penjualan diperkirakan mencapai 1,7 juta wmt saprolite pada tahun 2025, yang berasal dari 1,4 juta wet metric ton (WMT) dari Bahodopi dan 300.000 WMT dari Pomalaa,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, pada Rabu (26/3).

Intip Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) yang Tertekan Harga Nikel

Senada dengan itu, Analyst Buana Capital, Dennis Tay, memprediksi INCO akan mulai membukukan penjualan bijih limonit sekitar 5,3 juta WMT pada tahun 2025. Langkah ini berpotensi mendatangkan tambahan pendapatan sekitar US$ 85 juta selama periode tersebut.

Baca Juga :  Pasar Saham Bergejolak: Investor Ritel Justru Semakin Aktif Membeli

Di sisi lain, bisnis nikel matte diproyeksikan tetap stabil, dengan tingkat produksi tahunan sekitar 70.000 metrik ton (MT). Proyeksi harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) diperkirakan berada di level US$ 12,7 ribu per ton.

“Dari segi biaya, kami meyakini INCO mampu mempertahankan biaya tunai di bawah US$ 10.000 per ton,” imbuhnya.

  INCO Chart by TradingView  

Meski demikian, Oktavianus memberikan catatan bahwa ada potensi kenaikan beban INCO seiring dengan penyesuaian tarif bijih nikel sebesar 4%-9%.

Faktor risiko lainnya yang perlu diperhatikan adalah potensi penurunan harga nikel, terutama jika permintaan baterai kendaraan listrik (EV) mengalami penurunan dan Indonesia tidak melakukan pembatasan produksi. Kondisi ini berpotensi menekan pendapatan INCO.

Laba Vale Indonesia (INCO) Turun di 2024, Cek Prospek Kinerja & Rekomendasi Sahamnya

Baca Juga :  Profil Novi Helmy Prasetya, Mayjen TNI dari Kopassus Jadi Dirut Bulog

Selain itu, peningkatan kebutuhan akan batubara di tengah harga batubara yang cenderung stagnan juga dapat memicu kenaikan beban biaya operasional perseroan.

Terlepas dari tantangan tersebut, Oktavianus tetap optimis bahwa INCO mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,9% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 15,9 triliun pada tahun 2025. “Pendorong utamanya adalah peningkatan produksi dari proyek Bahodopi dan Pomalaa,” jelasnya.

Dennis juga sependapat, memproyeksikan pertumbuhan kinerja INCO, dengan pendapatan diperkirakan meningkat 2,52% yoy menjadi US$ 974 juta. Laba bersih juga diprediksi melonjak 24,13% yoy menjadi US$ 72 juta.

Tarif Royalti Nikel Berpeluang Naik, Vale Indonesia (INCO) Tidak Mau Berspekulasi

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Buana Capital mempertahankan rating hold dengan target harga Rp 2.720 per saham. Sementara itu, Kiwoom Sekuritas Indonesia merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 2.740 per saham.

Berita Terkait

Maybank Indonesia Bagikan Dividen Jumbo Rp 446 Miliar: Simak Jadwalnya!
Investasi Valas: Raih Keuntungan Maksimal, Pelajari Sekarang!
Harga Minyak Stabil: Investor Pantau Dampak Kebijakan Tarif AS Terbaru
Intip 12 Saham Dividen Unggulan: Blue Chip Mana Paling Menguntungkan?
Aktivitas Bisnis Malang Melambat di Awal Tahun 2025: Analisis BI
Investasi Rp1,7 Triliun: Pabrik China Hadir di KEK Batang
Rupiah Terus Melemah? Ini Saran Apindo untuk Pengusaha Indonesia!
5 Ide Bisnis Foto Prewedding Unik dan Menguntungkan

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 06:31 WIB

Maybank Indonesia Bagikan Dividen Jumbo Rp 446 Miliar: Simak Jadwalnya!

Rabu, 16 April 2025 - 06:27 WIB

Investasi Valas: Raih Keuntungan Maksimal, Pelajari Sekarang!

Rabu, 16 April 2025 - 06:03 WIB

Harga Minyak Stabil: Investor Pantau Dampak Kebijakan Tarif AS Terbaru

Rabu, 16 April 2025 - 05:11 WIB

Intip 12 Saham Dividen Unggulan: Blue Chip Mana Paling Menguntungkan?

Rabu, 16 April 2025 - 03:07 WIB

Aktivitas Bisnis Malang Melambat di Awal Tahun 2025: Analisis BI

Berita Terbaru