Ragamutama.com JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) berhasil mencatatkan peningkatan performa bisnisnya sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan usaha TOTL mencapai Rp 3,09 triliun pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan kenaikan tipis sebesar 1,99% secara tahunan atau year on year (YoY) dibandingkan dengan perolehan Rp 3,02 triliun di tahun 2023.
Menariknya, di tengah peningkatan pendapatan, beban pokok pendapatan TOTL justru mengalami penurunan, dari Rp 2,65 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 2,54 triliun di tahun 2024.
Sebagai dampaknya, laba kotor perusahaan melonjak menjadi Rp 546,92 miliar pada tahun lalu, naik signifikan sebesar 48,52% yoy dari Rp 368,23 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, TOTL membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 265,42 miliar di tahun 2024. Pencapaian ini naik tajam sebesar 53,70% yoy dari Rp 172,68 miliar pada tahun sebelumnya.
Total Bangun Persada (TOTL) Raih Kontrak Baru Rp 5,08 triliun Sepanjang 2024
Dengan kinerja yang solid tersebut, laba per saham dasar TOTL tercatat sebesar Rp 77,84 per 31 Desember 2024, meningkat dari Rp 50,64 per 31 Desember 2023.
Corporate Secretary Total Bangun Persada, Anggie S. Sidharta, menjelaskan bahwa peningkatan kinerja TOTL pada tahun lalu terutama didorong oleh carry over proyek dari tahun 2023 yang masih memiliki nilai cukup besar.
“Selain itu, pertumbuhan pendapatan dan laba TOTL juga dipengaruhi oleh upaya efisiensi dan optimalisasi pada kinerja serta pengelolaan biaya operasional di setiap lini,” ujarnya kepada Kontan, pada hari Rabu (26/3).
Sebelumnya, TOTL telah menyampaikan bahwa perseroan menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 5 triliun pada tahun 2025. Target ini sedikit lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 5,08 triliun.
Target yang cenderung konservatif tersebut disebabkan oleh ekspektasi bahwa tantangan global dan domestik pada tahun 2025 masih akan tinggi dan memberikan dampak signifikan terhadap dinamika industri konstruksi.
Hingga Februari 2025, TOTL telah berhasil mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 1,23 triliun. Perolehan nilai kontrak baru tersebut berasal dari proyek pembangunan gedung fasilitas umum, sektor industri, dan pusat data (data center).
“Perolehan ini setara dengan sekitar 24,6% dari target yang ditetapkan untuk tahun ini,” ungkap Anggie.
TOTL Chart by TradingView
Lebih lanjut, Anggie menuturkan bahwa TOTL belum memiliki rencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) dalam waktu dekat.
Sebagai informasi tambahan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan izin kepada para emiten untuk melaksanakan buyback saham tanpa perlu menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai langkah antisipasi terhadap volatilitas pasar modal.
“Hal ini memang telah menjadi perhatian perusahaan, namun saat ini belum ada informasi lebih lanjut terkait pelaksanaan aksi korporasi ini dalam waktu dekat,” pungkasnya.