Ragamutama.com Sang legenda voli Korea, Kim Yeon-koung, mengukir akhir karir impian dengan merebut gelar juara Liga Voli Korea dan menyabet penghargaan pemain terbaik.
Kim Yeon-koung, yang dikenal luas sebagai idola dan sekaligus rival dari Megawati Hangestri Pertiwi, menunjukkan kehebatannya sebagai opposite andalan di kancah voli Korea Selatan, tempat Megawati bersinar bersama Daejeon JungKwanJang Red Sparks.
Persaingan ketat yang memuncak hingga pertandingan pamungkas akhirnya dimenangkan oleh Kim bersama timnya, Incheon Heungkuk Life Pink Spiders.
Pink Spiders sukses menaklukkan JungKwanJang Red Sparks dalam babak final yang menegangkan, hingga ditentukan pada laga terakhir.
Meskipun demikian, Red Sparks berhasil menggagalkan ambisi Kim untuk mengamankan gelar juara lebih cepat dalam format kompetisi best-of-five yang sengit.
Daftar Penghargaan Individu Liga Voli Korea – Meski Megawati Tak Terpilih, Dua Pemain Red Sparks Mendapatkan Penghargaan
Sempat terlihat akan memenangkan persaingan dengan mudah dalam tiga pertandingan awal, Pink Spiders justru dikejutkan oleh kebangkitan luar biasa dari Red Sparks yang nyaris melakukan reverse sweep.
Pada pertandingan penentuan, Red Sparks kembali hampir membalikkan keadaan, namun Pink Spiders berhasil meraih kemenangan dramatis pada set kelima dengan skor 15-13.
REKAP FINAL LIGA VOLI KOREA 2024-2025 Pink Spiders 3-2 Red Sparks Leg Pemenang Skor 1 Pink Spiders 3-0 (25-21, 25-22, 25-19) 2 Pink Spiders 3-2 (23-25, 18-25, 25-22, 25-12, 15-12) 3 Red Sparks 3-2 (21-25, 34-36, 25-22, 25-19, 15-11) 4 Red Sparks 3-2 (25-20, 24-26, 36-34, 22-25, 15-12) 5 Pink Spiders 3-2 (26-24, 26-24, 24-26, 23-25, 15-13)
Kim langsung dinobatkan sebagai pemain terbaik (MVP) pada fase krusial kejuaraan tersebut.
Penghargaan yang diterima Kim dalam seremoni penghargaan Liga Voli Korea 2024-2025 yang digelar pada Senin (14/4/2025) di Seoul, Korea Selatan, adalah pemain terbaik musim reguler, menegaskan dominasinya sepanjang musim.
Dilansir RAGAMUTAMA.COM dari Newsis.co.kr, seluruh dari 31 media yang memiliki hak suara dalam proses pemilihan, sepakat memberikan suara mereka untuk Kim sebagai pemain terbaik.
Bagi masyarakat Korea Selatan, Kim memang merupakan figur sentral yang sangat dihormati dalam dunia voli.
Kim berhasil ‘menggendong’ tim nasional putri Korea hingga menjadi tim yang disegani pada masanya, serta mengharumkan nama bangsa dengan meraih gelar juara di Liga Jepang, Liga Turki, hingga Liga Champions Eropa.
Saking besarnya pengaruh Kim, tim-tim Liga Voli Korea berinisiatif mengadakan tur perpisahan bagi sang Ratu Voli, dengan bergantian menyambutnya dalam laga kandang di penghujung musim reguler.
Meskipun menerima dukungan yang luar biasa, Kim mengaku tetap diliputi keraguan ketika babak final ternyata berlangsung jauh dari perkiraan mudah.
“Setelah memenangkan pertandingan kedua final, lalu kalah pada pertandingan ketiga dan keempat, saya merasa akan sangat aneh jika pada akhirnya saya kalah,” ujar Kim.
Mantan pemain terbaik Olimpiade ini pernah merasakan pahitnya kegagalan juara setelah berada di posisi yang menguntungkan.
Sebagai catatan, pada musim 2022-2023, Pink Spiders yang diperkuat oleh KYK menjadi satu-satunya tim putri dalam sejarah Liga Voli Korea yang gagal meraih juara setelah memenangkan dua pertandingan pertama di final.
Kim pun merasa sangat bersyukur bahwa kerja kerasnya membuahkan hasil yang ia impikan.
“Surga memberikan saya hadiah karena mengetahui betapa kerasnya saya telah berusaha,” kata Kim, yang diketahui menganut keyakinan Kristiani.
“Saya bermain dengan baik saat menghadapi JungKwanJang. Saya bersyukur bisa menampilkan permainan yang bagus pada akhirnya.”
Kim tetap menjadi tokoh sentral di Pink Spiders.
Di usia 37 tahun, pemain yang berposisi sebagai outside hitter ini berhasil menjadi pencetak poin terbanyak bagi Pink Spiders, menempati peringkat kedua dalam statistik serangan sukses di Liga, dan juga menduduki peringkat kedua dalam hal receive.
Kim juga memberikan pujian atas penampilan gemilang Megawati.
Megawati memainkan peran penting dalam pencapaian Red Sparks yang hampir meraih gelar juara musim ini, berkat kekuatan serangannya yang dahsyat.
Keberhasilan Mega sebagai opposite memang tidak terduga sebelumnya. Terlebih lagi, ketika Megawati pertama kali datang, sempat muncul keraguan terhadap kebijakan kuota khusus pemain Asia.
Kim juga mengakui bahwa ledakan performa Megawati membuatnya terkejut.
Sebagai informasi tambahan, ketika Kim dan timnas Korea menghadapi Indonesia di Asian Games 2018, spiker utama tim Merah Putih adalah Aprilia Manganang, sementara Megawati masih menjadi pemain pelapis.
“Saya sempat bertanya-tanya apakah dia (Mega) benar-benar sehebat itu,” ucap Kim dalam kesempatan lain, seperti yang dilansir dari Star News Korea.
“Tahun lalu dia sudah tampil bagus, tetapi musim ini dia telah berkembang menjadi pemain yang jauh lebih menakutkan dan meningkatkan level Liga Korea.”
“Saya rasa banyak orang yang terkejut dengan penampilannya.”
“Tentu saja, senang melihatnya bermain di liga kita, tetapi saya rasa dia akan cukup menakutkan ketika bermain untuk Indonesia.”
Setelah menyelesaikan karir profesionalnya, Kim mengungkapkan rencana barunya untuk menjadi penasihat bagi Pink Spiders di masa depan.
Kim juga berencana menggelar pertandingan persahabatan pada bulan Mei mendatang dengan mengundang para pemain voli bintang dunia.
Megawati Gagal Meraih Gelar Opposite Terbaik Liga Voli Korea, Meski Mengantarkan Red Sparks ke Final dengan Perjuangan Keras