Kembangkan Logam Tanah Jarang (LTJ), Simak Rekomendasi Saham PT Timah (TINS)

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 30 April 2025 - 05:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS), emiten terkemuka di sektor produksi timah, diperkirakan memiliki prospek cerah di tahun 2025. Optimisme ini muncul di tengah dinamika harga komoditas yang seringkali bergejolak di pasar global.

Seperti yang telah diketahui secara luas, TINS baru-baru ini mengumumkan ambisinya untuk merambah sektor mineral logam tanah jarang (LTJ), atau yang dikenal juga dengan istilah rare earth element. Langkah awal adalah pengembangan Pilot Plant LTJ yang berlokasi strategis di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Saat ini, fokus utama TINS tertuju pada upaya revitalisasi dan modifikasi Pilot Plant yang ada. Tujuannya adalah menjadikan fasilitas ini sebagai pusat pengolahan monasit yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pengembangan LTJ.

PT Timah Tbk (TINS) Menjelajahi Potensi Mineral Logam Tanah Jarang, Target Utama untuk Aplikasi Magnet

Dengan inisiatif ini, TINS memiliki harapan besar untuk menciptakan nilai tambah yang signifikan melalui industrialisasi LTJ. Pemanfaatan mineral ikutan dari kegiatan penambangan timah menjadi kunci dalam strategi ini.

Perlu dicatat bahwa LTJ memiliki peran krusial dalam berbagai industri strategis, termasuk produksi magnet permanen, baterai hybrid, perangkat elektronik, dan katalis.

Indy Naila, Investment Analyst dari Edvisor Provina Visindo, menyampaikan pandangannya bahwa permintaan terhadap timah diprediksi tetap tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional. Hal ini akan menjadi fondasi yang kuat bagi keberlanjutan bisnis yang dijalankan oleh TINS.

Baca Juga :  Manufaktur Indonesia Kompetitif: Ini Kata Kemenkeu Terbaru

Langkah strategis TINS dalam melakukan ekspansi ke sektor mineral LTJ juga layak mendapatkan apresiasi. Inisiatif ini akan mendukung upaya hilirisasi produk timah di dalam negeri. Lebih jauh lagi, LTJ akan menjadi bahan baku penting dalam industri magnet, elektronik, dan baterai.

“Ekspansi ke sektor ini berpotensi menjaga margin TINS, karena efisiensi operasional akan meningkat dan pendapatan juga berpotensi mengalami kenaikan,” jelasnya pada hari Selasa (29/4).

PT Timah Tbk (TINS) Menjelajahi Potensi Mineral Logam Tanah Jarang, Target Utama untuk Aplikasi Magnet

Namun demikian, kinerja TINS juga akan dipengaruhi oleh fluktuasi harga timah yang masih cukup tinggi di tengah ketidakpastian situasi perang tarif.

Selain itu, ancaman penambangan timah ilegal di wilayah Bangka Belitung dapat menyebabkan ketidakstabilan pasokan timah dan merugikan TINS dari sisi finansial maupun operasional.

Secara terpisah, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, berpendapat bahwa harga komoditas pertambangan, termasuk timah, memiliki potensi untuk pulih dalam waktu dekat.

  TINS Chart by TradingView  

Hal ini sejalan dengan meredanya tensi perang tarif, karena AS telah membuka pintu negosiasi dengan mitra-mitra dagangnya yang terkena dampak kebijakan tarif impor.

Baca Juga :  JP Morgan Ungkap: Tarif Trump Ancam Resesi Ekonomi Global!

Jika sentimen positif ini terus berlanjut, ada kemungkinan besar kondisi ekonomi global akan kembali stabil dan mendorong peningkatan permintaan terhadap timah. “TINS akan diuntungkan, terutama dari sisi ASP (Average Selling Price) yang meningkat,” ujarnya pada hari Selasa (29/4).

Timah (TINS) Mengungkap Potensi Penyesuaian Perdagangan Timah Pasca Pemberlakuan Tarif Trump

Nafan merekomendasikan strategi akumulasi beli saham TINS, dengan entry level di kisaran Rp 1.000—1.040 per saham, serta target harga di level Rp 1.060 per saham, Rp 1.150 per saham, dan Rp 1.205 per saham. 

Indy juga memberikan rekomendasi speculative buy saham TINS, dengan target harga di level Rp 1.300 per saham.

Dalam beberapa waktu terakhir, harga saham TINS mengalami lonjakan yang signifikan. Meskipun pada penutupan perdagangan hari Selasa (29/4), harga saham TINS mengalami penurunan sebesar 0,85% ke level Rp 1.165 per saham.

Namun, dalam kurun waktu satu minggu terakhir, harga saham TINS mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,88%. Harga saham emiten yang merupakan bagian dari holding BUMN pertambangan MIND ID ini juga melonjak sebesar 38,69% dalam satu bulan terakhir.

Berita Terkait

Aset Kripto: Solusi Jitu Perkuat Nilai Tukar Rupiah?
PGAS: Laba Bersih Merosot Tajam Hampir 50% di Kuartal Pertama 2025
Rekomendasi Saham BMRI: Analisis Lengkap Sebelum Membeli
Hari Buruh Besok: Airlangga Kumpulkan Pengusaha Industri Padat Karya
Terungkap: Profil Lengkap Striker Ekonomis Incaran Persija, Statistiknya Mengejutkan!
Wall Street Menguat: Laba Perusahaan dan Tarif Pacu Kenaikan
Huayou Gelontorkan Rp 335 Triliun: Investasi Besar Dongkrak Ekonomi Indonesia?
Kenapa Dirut Hartadinata Pilih Investasi Emas Batangan?

Berita Terkait

Rabu, 30 April 2025 - 08:19 WIB

Aset Kripto: Solusi Jitu Perkuat Nilai Tukar Rupiah?

Rabu, 30 April 2025 - 07:55 WIB

PGAS: Laba Bersih Merosot Tajam Hampir 50% di Kuartal Pertama 2025

Rabu, 30 April 2025 - 07:07 WIB

Rekomendasi Saham BMRI: Analisis Lengkap Sebelum Membeli

Rabu, 30 April 2025 - 07:03 WIB

Hari Buruh Besok: Airlangga Kumpulkan Pengusaha Industri Padat Karya

Rabu, 30 April 2025 - 06:15 WIB

Terungkap: Profil Lengkap Striker Ekonomis Incaran Persija, Statistiknya Mengejutkan!

Berita Terbaru

travel

Sardinia Italia: Inilah Pantai Terbaik Dunia Tahun 2025!

Rabu, 30 Apr 2025 - 08:31 WIB

finance

Aset Kripto: Solusi Jitu Perkuat Nilai Tukar Rupiah?

Rabu, 30 Apr 2025 - 08:19 WIB

politics

Purnawirawan TNI AD: Tolak Campuri Wacana Pemakzulan Gibran

Rabu, 30 Apr 2025 - 08:15 WIB

Education And Learning

UTBK 2025: Kecurangan Sistemik Lembaga Bimbel Terungkap?

Rabu, 30 Apr 2025 - 08:11 WIB