Kebijakan Investasi Asing Efisien: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

- Penulis

Kamis, 17 April 2025 - 01:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Center for Market Education (CME) menyampaikan pandangannya bahwa pemerintah Indonesia sebaiknya merancang kebijakan investasi asing langsung (FDI) yang lebih mengutamakan pencarian efisiensi pasar atau market efficiency-seeking, daripada sekadar mengejar pasar atau market-seeking.

Alvin Desfiandi, Chief Economist CME sekaligus akademisi Universitas Prasetiya Mulya, menekankan pentingnya proaktifitas pemerintah Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global yang berkelanjutan akibat perang tarif.

Menurutnya, pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah nyata untuk mendorong peningkatan arus investasi asing langsung (FDI) agar menjadi lebih terbuka, efisien, dan inklusif.

Risiko Investasi Naik, Outflow Dana Asing Bayangi Pasar Keuangan Indonesia

“Penting untuk tidak hanya berfokus pada tujuan jangka panjang, tetapi juga pada pencapaian sasaran jangka pendek melalui deregulasi yang tepat sasaran,” ujarnya dalam sebuah presentasi pada hari Rabu (16/4).

Baca Juga :  Pramono Anugerahkan Pengawasan OJK Jabodebek untuk IPO Bank DKI

Saat ini, kontribusi FDI terhadap PDB Indonesia masih di bawah 2%, tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Vietnam yang telah mencapai 4%–5%. Alvin menjelaskan bahwa sebagian besar FDI yang masuk masih berorientasi pada market-seeking.

Indonesia Jadi Pusat Investasi Baru bagi Produsen Mobil Listrik Asing

Alvin berpendapat bahwa pendekatan market seeking cenderung menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi yang berfokus pada efisiensi atau efficiency-seeking, yang berorientasi pada efisiensi biaya dan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas.

Baca Juga :  BI Siapkan Uang Tunai Rp 180,9 Triliun untuk Momen Ramadhan dan Idul Fitri

“Untuk memperkaya ekosistem investasi dan membuka peluang yang lebih luas, kebijakan yang lebih inklusif, termasuk meninjau kembali persyaratan modal minimum, perlu dipertimbangkan dengan serius,” tambahnya.

ASEAN kini menjadi kawasan tujuan investasi global teratas pasca pandemi COVID-19. Sementara arus investasi global mengalami penurunan tajam, yaitu sebesar 33% dari US$ 2 triliun pada tahun 2015 menjadi US$ 1,3 triliun pada tahun 2023, ASEAN justru mencatatkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 92% dari US$ 120 miliar di tahun 2015 menjadi US$ 230 miliar pada tahun 2024.

Berita Terkait

Investor Asing Tarik Rp 11,96 Triliun dari Pasar Modal Indonesia
XL Axiata dan Smartfren Merger: Fokus Inovasi Teknologi Tingkatkan Layanan Pelanggan
Hadapi Resesi: 4 Strategi Jitu Investor Lindungi Aset
Lindung Nilai: Panduan Lengkap Pengertian, Strategi, Risiko, dan Penerapan Efektif
IHSG Menguat: Peluang Investasi Setelah Kenaikan Poin Signifikan?
Mulai Oktober: AS Tarik Biaya Pelabuhan Baru untuk Kapal China
Otorita IKN Luruskan Heboh Tulisan Lorem Ipsum di Tugu Nol IKN
Emas Batangan Laris Manis: Tips Investasi Aman dari Perencana Keuangan

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 07:47 WIB

Investor Asing Tarik Rp 11,96 Triliun dari Pasar Modal Indonesia

Sabtu, 19 April 2025 - 07:35 WIB

XL Axiata dan Smartfren Merger: Fokus Inovasi Teknologi Tingkatkan Layanan Pelanggan

Sabtu, 19 April 2025 - 06:39 WIB

Hadapi Resesi: 4 Strategi Jitu Investor Lindungi Aset

Sabtu, 19 April 2025 - 05:35 WIB

Lindung Nilai: Panduan Lengkap Pengertian, Strategi, Risiko, dan Penerapan Efektif

Sabtu, 19 April 2025 - 02:59 WIB

IHSG Menguat: Peluang Investasi Setelah Kenaikan Poin Signifikan?

Berita Terbaru

urban-infrastructure

Desa Rengel Tuban Diusulkan Jadi Percontohan Koperasi Desa Merah Putih Nasional

Sabtu, 19 Apr 2025 - 07:59 WIB