Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial BI Naik Jadi 5 Persen, Apa Dampaknya ke Sektor Perumahan?

- Penulis

Kamis, 20 Februari 2025 - 08:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Bank Indonesia (BI) meningkatkan besaran Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) menjadi 5 persen dari dana pihak ketiga (DPK) mulai 1 April 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, peningkatan insentif tersebut dilakukan untuk sektor perumahan, termasuk perumahan rakyat.

Adapun besaran insentifnya akan dinaikkan secara bertahap dari Rp 23 triliun menjadi sekitar Rp 80 triliun.

“Peningkatan insentif KLM dari paling besar 4 persen menjadi paling besar 5 persen dari DPK,” ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Sebagai informasi, lewat KLM, bank sentral memberikan insentif berupa pengurangan giro wajib minimum (GWM) atau dana simpanan perbankan di BI apabila menyalurkan kredit ke sektor usaha yang telah ditentukan.

Baca Juga :  Tower Bersama Atur Strategi Utang Hadapi Volatilitas Dolar AS

Dengan kata lain, bank yang memberikan kredit ke sektor tertentu bakal mendapat tambahan likuiditas dengan dikuranginya setoran wajib di bank sentral.

Dengan adanya perubahan ini, maka melalui KLM, bank berpotensi menerima pengurangan GWM hingga 5 persen dari ketentuan yang berlaku sebesar 9 persen terhadap DPK perbankan.

Artinya, bank berpotensi hanya menyetor GWM sebesar 4 persen dari ketentuan KLM.

Untuk diketahui, sejak 1 Januari 2025, KLM diarahkan untuk mendorong kredit perbankan untuk mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

Selama itu, insentif KLM telah disalurkan pada sektor-sektor antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata, serta ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, dan perumahan rakyat, serta UMKM, Ultra Mikro, dan hijau.

Baca Juga :  Era Digitalisasi, BI Catat 1,82 Miliar Transaksi Mobile Banking dalam Sebulan

Tercatat, hingga pekan kedua Februari 2025, BI telah memberikan insentif KLM sebesar Rp 295 triliun.

Pemberian insentif tersebut meningkat Rp 36 triliun dari Rp 259 triliun pada akhir Oktober 2024.

Insentif dimaksud telah diberikan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp 129,2 triliun, bank swasta sebesar Rp 131,9 triliun, bank perekonomian daerah (BPD) sebesar Rp 28,7 triliun, dan kantor cabang bank asing (KCBA) sebesar Rp 4,9 triliun.

Berita Terkait

UMK Merapat! BPJPH Buka 1 Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih
Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!
Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan
IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?
BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?
Kapitalisasi Pasar BEI Berubah: BBCA Ungguli BREN, Analis Beri Rekomendasi Saham
IHSG Berpotensi Naik Turun: Analisis Saham BSDE, SIDO, BRPT Terbaru

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 10:27 WIB

UMK Merapat! BPJPH Buka 1 Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Rabu, 16 April 2025 - 10:03 WIB

Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih

Rabu, 16 April 2025 - 09:39 WIB

Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!

Rabu, 16 April 2025 - 09:31 WIB

IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?

Rabu, 16 April 2025 - 09:11 WIB

BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?

Berita Terbaru

society-culture-and-history

9 Patung Yesus Tertinggi di Dunia: Salah Satunya Megah Berdiri di Indonesia!

Rabu, 16 Apr 2025 - 09:47 WIB