RAGAMUTAMA.COM – Cuaca ekstrem yang dipenuhi udara kering dan hembusan angin kencang menjadi pemicu kebakaran besar di Los Angeles, California, pada 7 November.
Kebakaran tersebut meluas dengan cepat, memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka demi keselamatan.
Menurut laporan NBC News, api mulai menyala pada pagi hari sekitar pukul 7:10 waktu setempat dan dengan cepat melahap area seluas lebih dari 500 hektar.
Beberapa kawasan terkena dampaknya, termasuk distrik mewah Pacific Palisades. Ancaman kebakaran yang terus memburuk membuat Departemen Pemadam Kebakaran California segera mengeluarkan perintah evakuasi wajib, menyebut situasi itu sebagai ancaman langsung terhadap kehidupan.
Jalan-jalan di sekitar lokasi kebakaran berubah menjadi pemandangan yang penuh kepanikan. Warga bergegas keluar rumah, banyak yang bahkan meninggalkan kendaraan mereka dan memilih berjalan kaki demi menghindari bahaya.
Petugas pemadam kebakaran segera diterjunkan, dibantu dengan pesawat yang berusaha memadamkan api dari udara. Namun, angin kencang yang dikenal sebagai Santa Ana dengan kecepatan hingga 160 km/jam membuat upaya pemadaman menjadi sangat sulit.
Sebelum kejadian, National Weather Service (NWS) telah mengeluarkan peringatan risiko tinggi kebakaran hutan untuk sebagian besar wilayah Los Angeles. Sayangnya, kondisi kering yang ekstrem memperburuk situasi. Dalam waktu tiga jam saja, api telah menyebar seluas lebih dari 310 hektar—setara dengan luas tiga lapangan sepak bola per menit.
Walikota Los Angeles, Karen Bass, bergerak cepat dengan memerintahkan langkah darurat untuk memobilisasi berbagai departemen kota dalam mengatasi kerusakan infrastruktur. Pemadaman listrik melanda lebih dari 17.000 rumah dan bisnis akibat angin kencang yang menumbangkan pohon-pohon dan menjatuhkan cabang ke saluran listrik.
“Angin kencang adalah musuh besar dalam situasi ini. Tidak hanya menyebarkan api, tetapi juga menyebabkan gangguan besar pada jaringan listrik,” ujar Walikota Bass.
Ironisnya, pada hari yang sama, Presiden Joe Biden berada di Los Angeles untuk mengumumkan rencana pembangunan dua monumen nasional baru. Namun, karena situasi darurat, acara tersebut pun terpaksa dibatalkan.