Jokowi Berwisata di Solo: Strategi Jitu Dongkrak Jumlah Wisatawan?

- Penulis

Kamis, 10 April 2025 - 13:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Euforia libur Idulfitri 2025 menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah daerah, tak terkecuali Kota Surakarta, yang lebih dikenal dengan sebutan Solo. Dinas Pariwisata Kota Solo mengumumkan, selama periode libur Lebaran, dari tanggal 21 Maret hingga 7 April 2025, sebanyak 333.732 wisatawan tercatat telah mengunjungi kota kelahiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.

“Dari total kunjungan tersebut, tiga destinasi yang paling diminati wisatawan adalah Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo Safari, dan Taman Balekambang,” ungkap Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Gembong Hadi Wibowo, pada hari Rabu (9/4/25).

Lebih lanjut, Gembong menjelaskan bahwa angka kunjungan wisatawan pada tahun ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan data pada periode yang sama di tahun 2024, yakni sebesar 7 persen.

“Jika dibandingkan dengan periode yang sama selama 18 hari di tahun 2024, terjadi kenaikan jumlah wisatawan sebesar 7 persen,” jelas Gembong.

Dalam beberapa tahun belakangan, Solo memang aktif mempromosikan berbagai objek wisata baru, salah satunya adalah wisata religi di Masjid Raya Sheikh Zayed. Menariknya, pada libur Lebaran tahun ini, muncul fenomena baru yang disebut sebagai Wisata Jokowi.

Fenomena Wisata Jokowi ini dipicu oleh banyaknya masyarakat, baik warga Solo maupun wisatawan dari berbagai daerah, yang berbondong-bondong mengunjungi kediaman Presiden ke-7 RI tersebut yang terletak di Gang Kutai Utara No. 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari.

Kendati demikian, berdasarkan data sebaran destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi di Solo, Wisata Jokowi belum memberikan dampak yang signifikan dalam menarik wisatawan secara keseluruhan ke kota ini.

Gembong juga menyampaikan pandangannya mengenai fenomena Wisata Jokowi. Menurutnya, diperlukan kajian yang lebih mendalam untuk menentukan apakah suatu tempat layak ditetapkan sebagai destinasi wisata resmi.

“Perlu dikaji lebih lanjut terkait fasilitasnya. Sebuah destinasi wisata idealnya memiliki pengelola yang jelas, yang bertanggung jawab atas operasionalnya. Selain itu, perlu dihitung jumlah wisatawan yang berkunjung secara berkala, serta jam operasional yang teratur,” papar Gembong.

  • Derap Atraksi Prajurit Keraton Solo dan Seretnya Regenerasi
  • Malam Selikuran di Surakarta, Cara Keraton Membumikan Islam

Sementara itu, Deria Adi Wijaya, seorang akademisi Usaha Perjalanan Wisata (UPW) dari Universitas Sebelas Maret (UNS), berpendapat bahwa Wisata Jokowi termasuk dalam kategori konsep wisata tokoh. Ia menjelaskan bagaimana daya tarik seorang tokoh dapat menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung.

Baca Juga :  Ternyata Ini Untungnya Mudik Lebaran ke Sekitar Solo, Banyak Surga Kuliner yang Wajib Kamu Kunjungi

“Walaupun Bapak Jokowi sudah tidak menjabat sebagai presiden, beliau masih memiliki soft power yang kuat untuk menarik minat wisatawan dari luar kota. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, kemarin ada sekitar 1.500 orang yang mengunjungi kediaman beliau,” ujar Deria saat dihubungi oleh kontributor Tirto pada hari Selasa (8/4/25).

Menurut Deria, terdapat beberapa indikator yang harus dipenuhi agar suatu tempat dapat dikategorikan sebagai destinasi wisata, dan Wisata Jokowi secara minimal telah memenuhi indikator-indikator tersebut.

“Indikator-indikator tersebut secara minimal sudah terpenuhi. Namun, sistem kunjungan masih belum terorganisir secara teknis. Mungkin belum ada sistem pendaftaran, sehingga pengunjung dapat datang secara spontan,” jelasnya.

Ia menambahkan, standar operasional prosedur (SOP) kunjungan sudah mulai diterapkan, seperti aturan berpakaian sopan dan rapi, serta jam kunjungan yang telah ditentukan. “Untuk area parkir memang belum tersedia secara memadai, namun pengunjung masih dapat memanfaatkan ruas-ruas jalan di gang masuk rumah Bapak Jokowi. Dari segi keamanan, staf pengamanan Bapak Jokowi sudah sangat kompeten dalam menjaga keamanan kediaman beliau,” kata Deria.

Meskipun demikian, Deria berharap agar para pelaku industri pariwisata dapat memanfaatkan kharisma dan soft power yang dimiliki oleh Bapak Jokowi dengan memperhatikan beberapa aspek, seperti menambah variasi kunjungan. Selain itu, pihak pengelola kediaman Bapak Jokowi juga dapat menyempurnakan SOP kunjungan.

“Saya berharap ini menjadi peluang baru bagi para pelaku industri wisata untuk mengkoneksikan kunjungan Wisata Jokowi dengan destinasi wisata lain yang ada di Solo. Misalnya, dengan membuat paket wisata yang terintegrasi dengan aktivitas wisata lainnya, sehingga dapat memberikan variasi kunjungan yang lebih menarik selain hanya mengunjungi rumah Bapak Jokowi,” kata Deria.

  • Jokowi soal Tudingan Ijazah Palsu: Fitnah Murahan yang Diulang
  • Merayakan dan Merekatkan Solo Melalui Festival Jenang

Wisata Tak Hanya Menarik, Tapi Juga Menahan Meskipun Kota Solo semakin dikenal dengan berbagai destinasi wisata baru, Deria mengakui bahwa Solo masih seringkali menjadi kota tujuan wisata alternatif atau sekadar kota transit, dan belum menjadi pilihan utama bagi wisatawan untuk menginap dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini berbeda dengan Kota Yogyakarta, yang masih menjadi primadona bagi para wisatawan.

Menurut Deria, perbedaan ini disebabkan karena Yogyakarta tidak hanya memiliki destinasi wisata yang menarik, tetapi juga menawarkan wisata yang bersifat “menahan” wisatawan. Salah satu contoh yang ia sebutkan adalah wisata malam seperti Sendratari Ramayana.

Baca Juga :  Pemulihan Pariwisata Vietnam Paling Tinggi di Asia Tenggara

“Ada dua jenis daya tarik wisata, yaitu tourist attraction yang menarik dan wisata yang bersifat menahan wisatawan. Yogyakarta memiliki keunggulan dalam hal ini. Yogyakarta memiliki manajemen pariwisata yang cukup baik dengan destinasi yang bersifat menahan, sehingga mendorong wisatawan untuk tinggal lebih lama di Yogyakarta,” papar Deria.

Ia menambahkan, “Salah satu contoh yang cukup populer di Yogyakarta adalah Sendratari Ramayana Prambanan. Setidaknya, wisatawan akan menginap minimal satu malam di Yogyakarta karena ada agenda untuk menonton Sendratari Ramayana.”

Menurut Deria, Solo juga perlu mencari alternatif wisata malam yang bersifat menahan wisatawan. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memperbaiki pengelolaan wayang orang Sriwedari.

“Selain menciptakan wisata alternatif seperti Wisata Jokowi, Solo juga perlu memiliki tourist attraction yang bersifat menahan. Idealnya, wisata tersebut bersifat harian dan diadakan pada malam hari. Solo harus mulai mencari alternatif. Harus daily, bukan hanya weekend,” kata Deria.

Deria kembali menekankan bahwa selain potensi Wisata Jokowi, Solo juga perlu meningkatkan variasi wisata malam yang bersifat menahan wisatawan. Dengan demikian, diharapkan pendapatan bagi Pemerintah Kota Solo juga akan meningkat.

“Ini yang seharusnya kita dorong lagi. Wayang Sriwedari memiliki citra yang kuat. Dulu, masyarakat berbondong-bondong datang untuk menikmati Wayang Orang Sriwedari. Ini yang perlu kita pikirkan kembali, setidaknya harus ada daya tarik wisata yang menahan wisatawan yang bersifat reguler dan daily. Karakteristik wisatawan yang berkunjung juga berbeda-beda, dan mungkin ini bisa menjadi pembelajaran. Dengan adanya soft power Bapak Jokowi, ini bisa menjadi alternatif kunjungan ke Solo,” kata Deria.

Deria menambahkan, para wisatawan yang berkunjung ke Solo terkadang merasa bingung dalam memilih tujuan wisata, terutama pada malam hari. Jika Solo ingin menciptakan tontonan malam yang representatif dan menarik bagi wisatawan, maka itu harus digarap dengan baik agar memberikan dampak positif terhadap pendapatan kota.

  • Belajar Merasa Cukup Bersama Komunitas Joli Jolan
  • 10 Penginapan Murah di Solo Mulai Rp100 Ribu untuk Lebaran 2025
  • Menikmati Wisata Perahu Kali Pepe saat Perayaan Imlek di Solo

Berita Terkait

Petualangan Seru: Jelajahi Alam Bali dengan ATV di Ubud
7 Pantai Menawan di Semarang: Liburan Tak Terlupakan
Temukan Jalur Tersembunyi ke Bledug Kramesan Grobogan dengan Panduan Google Maps
Liburan Hemat: 7 Destinasi Wisata Seru Dekat Stasiun Yogyakarta
Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Seru yang Wajib Dicoba
Bali Ikut Terapkan Biaya Turis: Ini Daftar Destinasi Dunia Lainnya!
Wisata Air Hidden Gem Klaten: Healing & Mancing, Hanya 20 Menit!
Banyuwangi: Pesona Surga Bawah Laut dengan Ragam Spot Memukau

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 12:15 WIB

Petualangan Seru: Jelajahi Alam Bali dengan ATV di Ubud

Jumat, 18 April 2025 - 12:03 WIB

7 Pantai Menawan di Semarang: Liburan Tak Terlupakan

Jumat, 18 April 2025 - 11:08 WIB

Temukan Jalur Tersembunyi ke Bledug Kramesan Grobogan dengan Panduan Google Maps

Jumat, 18 April 2025 - 09:39 WIB

Liburan Hemat: 7 Destinasi Wisata Seru Dekat Stasiun Yogyakarta

Jumat, 18 April 2025 - 08:40 WIB

Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Seru yang Wajib Dicoba

Berita Terbaru

travel

Petualangan Seru: Jelajahi Alam Bali dengan ATV di Ubud

Jumat, 18 Apr 2025 - 12:15 WIB

travel

7 Pantai Menawan di Semarang: Liburan Tak Terlupakan

Jumat, 18 Apr 2025 - 12:03 WIB