Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Kabar terbaru menyebutkan bahwa Intel dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) telah mencapai kesepakatan awal untuk membentuk kemitraan strategis. Kemitraan ini bertujuan untuk mengoperasikan fasilitas produksi chip canggih di wilayah Amerika Serikat (AS). Informasi ini disampaikan oleh sumber terpercaya yang terlibat langsung dalam diskusi intensif terkait kesepakatan tersebut.
Kesepakatan yang diperkirakan terealisasi pada Kamis, 3 April 2025, ini merupakan langkah signifikan bagi kedua raksasa teknologi dalam menghadapi dinamika persaingan di industri semikonduktor global. TSMC, yang dikenal sebagai produsen chip kontrak terkemuka di dunia, dikabarkan akan memegang sekitar 20 persen saham dalam perusahaan patungan yang baru dibentuk ini.
1. Intel hadapi tekanan dari pemerintah AS
Pemerintah AS, melalui berbagai saluran termasuk Gedung Putih dan Departemen Perdagangan, dilaporkan secara aktif mendorong terwujudnya kesepakatan antara Intel dan TSMC. Desakan ini muncul seiring dengan tantangan yang dihadapi Intel dalam mempertahankan posisinya yang kompetitif di pasar chip yang semakin ketat.
“Kami terus mencari cara untuk memastikan bahwa industri semikonduktor Amerika Serikat tetap solid dan berdaya saing tinggi,” ungkap seorang pejabat pemerintah yang menolak disebutkan identitasnya. Sementara itu, perwakilan dari Intel maupun TSMC memilih untuk tidak memberikan komentar resmi terkait potensi kolaborasi ini.
China Berhasil Kembangkan Chip Kuantum Tercepat di Muka Bumi!
China Berhasil Kembangkan Chip Kuantum Tercepat di Muka Bumi!
2. Strategi Intel untuk bangkit dari krisis
Dalam beberapa tahun terakhir, Intel telah berupaya keras untuk merebut kembali dominasinya di industri chip. Sebagai bagian dari upaya tersebut, pada bulan Maret lalu, perusahaan menunjuk Lip-Bu Tan, seorang tokoh senior dengan pengalaman luas di industri chip, sebagai CEO baru. Penunjukan ini diharapkan dapat memberikan arah baru bagi perusahaan yang tengah berjuang.
Sepanjang tahun 2024, Intel mencatatkan kerugian bersih yang signifikan, mencapai 18,8 miliar dolar AS (setara dengan Rp311,3 triliun). Ini merupakan kerugian pertama yang dialami perusahaan sejak tahun 1986. Akibatnya, harga saham perusahaan mengalami penurunan drastis sebesar 60 persen sepanjang tahun lalu, meskipun sempat menunjukkan pemulihan ringan sebesar 12 persen pada tahun ini.
Erick Thohir Tantang Intel Bangun Industri Semikonduktor di RI
Erick Thohir Tantang Intel Bangun Industri Semikonduktor di RI
3. Investasi besar di industri chip AS
TSMC sendiri telah mengumumkan rencana investasi besar-besaran, dengan alokasi dana mencapai 100 miliar dolar AS (atau Rp1,6 kuadriliun) untuk membangun lima fasilitas produksi chip baru di wilayah AS. Langkah strategis ini merupakan bagian integral dari upaya perusahaan untuk memperluas kapasitas produksinya dan memenuhi permintaan pasar global yang terus meningkat.
“Kami melihat potensi yang sangat besar dalam industri chip Amerika Serikat dan berkomitmen untuk terus berinvestasi secara signifikan di sektor ini,” ujar seorang eksekutif TSMC dalam sebuah konferensi pers yang diadakan bulan lalu, seperti yang dilansir oleh Reuters.
Kemitraan potensial antara Intel dan TSMC diharapkan dapat memperkuat ekosistem semikonduktor di AS, sekaligus mengurangi ketergantungan negara tersebut pada rantai pasokan dari luar negeri. Dengan adanya kolaborasi ini, prospek masa depan industri chip di AS terlihat semakin menjanjikan.
AS Larang 140 Perusahaan China Akses Teknologi Chip Canggih
AS Larang 140 Perusahaan China Akses Teknologi Chip Canggih