Inflasi Rendah, Begini Cara Melihat Sektor Saham yang Untung dan Rugi

- Penulis

Senin, 10 Februari 2025 - 08:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Fluktuasi nilai tukar rupiah dinilai dapat berdampak pada inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2025 hanya sebesar 0,76%. 

Kendati inflasi Indonesia saat ini tergolong rendah, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini berpotensi menekan harga barang yang bergantung pada impor.

Economist PT Panin Sekuritas Tbk Felix Darmawan mengatakan meskipun inflasi tahunan hanya 0,76% per Januari 2025, depresiasi rupiah meningkatkan biaya impor dan produksi, terutama bagi sektor yang bergantung pada bahan baku luar negeri. 

Hal ini menciptakan imported inflation, yang pada akhirnya tetap bisa mendorong kenaikan harga barang dan menekan daya beli masyarakat, meskipun secara data inflasi terlihat terkendali dan bahkan berada di bawah batas dari target pemerintah.

Dalam kondisi ini, sektor saham yang bergantung pada impor, seperti otomotif dan manufaktur berbasis bahan baku luar, berpotensi mengalami tekanan.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 per Gram

Sebaliknya, sektor saham yang paling diuntungkan dalam kondisi saat ini ialah perusahaan dengan pendapatan berbasis ekspor. 

Misalnya, pada sektor batubara ada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Kemudian, sektor minyak dan gas meliputi, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA). Sektor minyak kelapa sawit (CPO) ada PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Terakhir, sektor nikel ialah emiten seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

“Pelemahan nilai tukar rupiah memberikan keuntungan bagi mereka karena meningkatkan konversi pendapatan dalam mata uang rupiah. Namun, jangan lupakan faktor lainnya seperti harga komoditas acuan dari masing-masing emiten,” kata Felix kepada Kontan, Jumat (7/2).

Baca Juga :  Libur Lebaran: Trafik Data XL Axiata EXCL Meroket 21 Persen!

Saran Bagi Investor

Dalam situasi ini, investor jangka pendek disarankan fokus pada saham berbasis ekspor yang diuntungkan dari pelemahan rupiah. Sementara itu, investor jangka panjang bisa mulai mengakumulasi saham konsumsi dan teknologi yang valuasinya sedang menarik. 

Pelaku pasar perlu mencermati kebijakan Bank Indonesia, karena jika suku bunga dinaikkan untuk menstabilkan rupiah, sektor properti dan infrastruktur yang berbasis utang besar bisa terkena dampak negatif. 

Sebaliknya, jika suku bunga berpeluang dipangkas maka dapat berdampak positif pada sektor perbankan dan juga properti yang sensitif pada suku bunga. 

Oleh karena itu, strategi investasi harus tetap selektif dengan memilih emiten yang memiliki hedging alami terhadap depresiasi rupiah.

Tonton: Kejatuhan Saham-Saham Emiten Prajogo Pangestu di Tengah Manuver Tak Biasa MSCI

Berita Terkait

IHSG Bangkit: Daftar Saham Pilihan Asing Hari Ini!
Palantir Ungguli Tesla: Analisis Saham Wall Street Era Trump
Produksi Nikel Matte Vale Indonesia (INCO) Turun pada Kuartal I-2025, Ini Penyebabnya
IHSG Menguat Tipis: Saham Emas dan Konstruksi Jadi Penopang Utama!
Wall Street Berfluktuasi: S&P 500 dan Nasdaq Tertekan Isu Tarif Trump
Laba PAM Mineral (NICL) Meroket 1.481% di Kuartal I-2025
ABMM Bagi Dividen Ratusan Miliar: Jadwal Lengkap dan Cara Klaim
Bali Towerindo Bagi Dividen Ratusan Miliar, Catat Tanggal Pentingnya!

Berita Terkait

Rabu, 30 April 2025 - 01:03 WIB

IHSG Bangkit: Daftar Saham Pilihan Asing Hari Ini!

Rabu, 30 April 2025 - 00:20 WIB

Palantir Ungguli Tesla: Analisis Saham Wall Street Era Trump

Rabu, 30 April 2025 - 00:07 WIB

Produksi Nikel Matte Vale Indonesia (INCO) Turun pada Kuartal I-2025, Ini Penyebabnya

Selasa, 29 April 2025 - 23:39 WIB

IHSG Menguat Tipis: Saham Emas dan Konstruksi Jadi Penopang Utama!

Selasa, 29 April 2025 - 23:15 WIB

Wall Street Berfluktuasi: S&P 500 dan Nasdaq Tertekan Isu Tarif Trump

Berita Terbaru

technology

Ampuh! 8 Trik Aktifkan HP Tanpa Tombol Power Rusak

Rabu, 30 Apr 2025 - 01:32 WIB

technology

Yahoo dan OpenAI Bersaing Ketat Akuisisi Chrome?

Rabu, 30 Apr 2025 - 01:20 WIB

finance

IHSG Bangkit: Daftar Saham Pilihan Asing Hari Ini!

Rabu, 30 Apr 2025 - 01:03 WIB