Industri Otomotif Indonesia Waspada Serangan Produk Cina Akibat Tarif Trump

- Penulis

Minggu, 6 April 2025 - 17:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Kebijakan baru Amerika Serikat yang menerapkan tarif impor sebesar 32 persen menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri otomotif Indonesia. Gabungan Industri Alat Motor dan Mobil (GIAMM) mengungkapkan potensi masuknya produk komponen otomotif dari Tiongkok secara besar-besaran ke Indonesia, setelah akses ekspor mereka ke Amerika Serikat dibatasi.

“GIAMM menyoroti ancaman membanjirnya komponen otomotif asal Tiongkok ke pasar Indonesia sebagai dampak langsung dari kebijakan perdagangan yang diterapkan Amerika Serikat,” jelas Sekretaris Jenderal GIAMM, Rachmat Basuki, dalam pernyataan resminya pada hari Minggu, 6 April 2025. Kekhawatiran utama adalah bahwa produk komponen otomotif dalam negeri akan kesulitan bersaing dengan produk Tiongkok yang menawarkan harga yang lebih kompetitif.

“Komponen-komponen murah dari Tiongkok, khususnya yang ditujukan untuk pasar aftermarket, berpotensi menggerogoti daya saing produk-produk lokal,” imbuhnya. Menghadapi ancaman ini, Basuki menekankan pentingnya bagi pemerintah untuk menyusun strategi perlindungan pasar domestik sekaligus memperkuat posisi Indonesia di arena global.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah penerapan hambatan non-tarif untuk menyaring produk impor melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan pemenuhan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kedua mekanisme ini dinilai efektif dalam menahan laju impor barang dari Tiongkok.

Baca Juga :  Cara Merapikan Tulisan di Word Secara Otomatis, Mudah dan Praktis

Sebagai langkah mitigasi dampak tarif impor yang digagas oleh Presiden Donald Trump, GIAMM mengusulkan pendekatan tarif timbal balik sebagai solusi jangka pendek yang adil. “Jika mereka mengenakan tarif tinggi, kita juga perlu menyesuaikan. Tarif dibalas dengan tarif. Namun, kita juga perlu mempertimbangkan opsi lain seperti menurunkan tarif untuk produk Amerika Serikat agar tercipta keseimbangan,” kata Basuki.

Selain itu, ia mendorong pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan diplomasi perdagangan dengan negara-negara mitra. Hal ini krusial mengingat Amerika Serikat adalah negara tujuan ekspor komponen otomotif terbesar kedua setelah Jepang. Meskipun demikian, Basuki tetap optimis terhadap potensi pasar di Amerika. “Selama tarif yang dikenakan terhadap Tiongkok tidak lebih rendah dari yang dikenakan pada kita, produsen dalam negeri masih memiliki peluang untuk bersaing.”

Sebelumnya, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Trump memberlakukan kebijakan tarif timbal balik untuk memperkuat posisi ekonomi internasional dan melindungi pekerja domestik di Amerika Serikat. “Hari ini, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa perdagangan dan praktik ekonomi asing telah menciptakan keadaan darurat nasional,” demikian pernyataan dalam lembar fakta Gedung Putih yang diterbitkan di whitehouse.gov pada 2 April 2025.

Baca Juga :  Kinerja Reksadana Dolar AS di Proyeksikan Positif, Cermati Sejumlah Sentimennya

Beberapa negara, termasuk Indonesia, dinilai telah memanfaatkan Amerika Serikat secara tidak adil dalam perdagangan internasional. Situasi ini menjadi landasan bagi penerapan tarif impor baru oleh Trump untuk barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat.

Menurut pengumuman di laman Gedung Putih, pemberlakuan tarif Trump akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, tarif 10 persen untuk semua negara, akan mulai berlaku pada hari Sabtu, 5 April 2025 pukul 00.01 waktu AS atau eastern daylight time (EDT). Waktu ini setara dengan hari Sabtu, 5 April 2025 pukul 11.01 WIB di Indonesia. Selanjutnya, tarif khusus untuk beberapa negara, termasuk Indonesia, akan berlaku mulai Rabu, 9 April 2025 pukul 11.01 WIB.

Sultan Abdurrahman turut serta dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Pandangan Berbagai Asosiasi terhadap Kebijakan Kenaikan Tarif Impor Trump?

Berita Terkait

Rupiah Terkini: Mengapa Rupiah Anjlok ke Level Rp16.739 dan Apa Artinya?
Prediksi IHSG: Peluang dan Tantangan Setelah Libur Panjang
Lulu Hypermarket Terancam Tutup: Analisis Mendalam Kondisi Industri Ritel Indonesia
Lo Kheng Hong Raup Miliaran Rupiah dari Dividen OCBC Danamon!
Prediksi IHSG Selasa: Bursa Asia Terpuruk, Peluang Rebound?
Rupiah Melemah? Analisis Peneliti UII Ungkap Kemiripan Krisis 1998
Indeks Saham Anjlok: Panduan Lengkap untuk Investor Pemula Hadapi Pasar Bergejolak
Bitcoin Terjun Bebas: Harga Kini di Bawah 78 Ribu Dolar AS!

Berita Terkait

Senin, 7 April 2025 - 17:07 WIB

Rupiah Terkini: Mengapa Rupiah Anjlok ke Level Rp16.739 dan Apa Artinya?

Senin, 7 April 2025 - 16:47 WIB

Prediksi IHSG: Peluang dan Tantangan Setelah Libur Panjang

Senin, 7 April 2025 - 16:31 WIB

Lulu Hypermarket Terancam Tutup: Analisis Mendalam Kondisi Industri Ritel Indonesia

Senin, 7 April 2025 - 15:59 WIB

Lo Kheng Hong Raup Miliaran Rupiah dari Dividen OCBC Danamon!

Senin, 7 April 2025 - 15:55 WIB

Prediksi IHSG Selasa: Bursa Asia Terpuruk, Peluang Rebound?

Berita Terbaru

finance

Prediksi IHSG: Peluang dan Tantangan Setelah Libur Panjang

Senin, 7 Apr 2025 - 16:47 WIB