Ragamutama.com JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan Indeks Manufaktur (PMI) menunjukkan kinerja sektor pengolahan yang tetap ekspansif pada kuartal I/2025, mencapai 51,67%.
Angka ini menunjukan peningkatan tipis sebesar 0,09 poin persentase dibandingkan kuartal IV/2024 yang tercatat 51,58%.
Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi BI, menjelaskan bahwa kinerja positif ini didorong oleh sebagian besar komponen yang berada dalam fase ekspansi.
“Volume Total Pesanan, Volume Persediaan Barang Jadi, Volume Produksi, dan Total Jumlah Tenaga Kerja menunjukkan tren positif,” jelasnya dalam siaran pers pada Sabtu (26/4/2025).
Lebih detail, kinerja PMI BI terutama didorong oleh komponen Volume Total Pesanan yang mencapai 52,94%, melanjutkan tren peningkatan dari 52,89% pada kuartal sebelumnya.
: Ekonom Tak Heran Bank Indonesia Tahan BI Rate di 5,75%, Demi Tahan Modal Asing
Sementara itu, Jumlah Tenaga Kerja menunjukkan angka ekspansif sebesar 50,49% pada kuartal I/2025, pulih dari kontraksi yang terjadi sejak kuartal II/2024.
Meskipun demikian, diperkirakan Jumlah Tenaga Kerja akan kembali menurun pada kuartal II/2025, mendekati zona kontraksi di angka 50%.
Berdasarkan Sub-Lapangan Usaha (Sub-LU), mayoritas Sub-LU berada dalam fase ekspansi, dengan Industri Makanan dan Minuman mencatat indeks tertinggi sebesar 53,78%.
Temuan ini sejalan dengan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan pada sektor Industri Pengolahan, dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 0,67%.
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya mencatatkan indeks 50,65%, sementara Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional berada di angka 52,66%.
Industri Alat Angkutan (52,97%) dan Industri Furnitur (52,95%) juga menunjukkan ekspansi, meskipun lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
Kinerja Industri Furnitur diperkirakan akan terus menurun pada kuartal berikutnya, menuju zona kontraksi di level 47,8%.
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi—komoditas ekspor utama ke Amerika Serikat—masih berada di zona kontraksi sebesar 49,27% pada kuartal I/2025. Kontraksi yang lebih dalam diperkirakan akan terjadi pada kuartal berikutnya, mencapai 46,5%.
Namun demikian, kinerja keseluruhan LU Industri Pengolahan diproyeksikan tetap terjaga dan ekspansif, tercermin dari proyeksi PMI BI sebesar 51,92%.
Denny menjelaskan proyeksi tersebut didasarkan pada perkiraan bahwa mayoritas komponen pembentuk PMI akan berada dalam fase ekspansi, dengan Volume Produksi sebagai indeks tertinggi.
Selanjutnya diikuti oleh Volume Total Pesanan, Volume Persediaan Barang Jadi, dan Total Jumlah Tenaga Kerja. Sementara itu, Penerimaan Barang Pesanan Input diperkirakan membaik meskipun masih dalam fase kontraksi.
Sebagian besar Sub-LU juga diproyeksikan berada dalam fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Kayu, Barang dari Kayu, Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya, disusul Industri Pengolahan Tembakau dan Industri Logam Dasar.