Ragamutama.com – , Jakarta – Dana Moneter Internasional (IMF) baru saja merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Jika pada Januari 2025 mereka memperkirakan pertumbuhan sebesar 3,3 persen, kini, pada April 2025, angka tersebut dipangkas menjadi 2,8 persen. Penurunan proyeksi ini berkaitan erat dengan pengumuman kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menanggapi ketidakpastian yang timbul akibat kebijakan tarif tersebut, Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, memberikan tiga rekomendasi penting. “Pertama, negara-negara di dunia perlu segera menyelesaikan ketegangan perdagangan untuk menjaga keterbukaan ekonomi dan menghilangkan ketidakpastian yang ada,” kata Kristalina dalam konferensi pers di Washington DC, seperti yang dikutip dari laman resmi IMF pada hari Minggu, 27 April 2025.
Rekomendasi kedua adalah agar setiap negara berupaya menjaga stabilitas finansial dengan memperkuat kondisi fiskal dan moneter. Kristalina secara khusus mengimbau semua bank sentral untuk terus memantau data inflasi dan tetap menjaga independensi mereka. Pemerintah juga diharapkan dapat memastikan efisiensi anggaran dan keberlanjutan utang.
Selanjutnya, Kristalina menyarankan agar negara-negara melakukan reformasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan laju pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, bahkan sebelum adanya kebijakan tarif dari AS, pertumbuhan ekonomi global sudah menunjukkan tanda-tanda perlambatan, disertai dengan peningkatan utang. “Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mendorong reformasi yang akan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif, memacu kewirausahaan, mereformasi pasar tenaga kerja, dan menciptakan iklim inovasi berbasis teknologi,” tegas Kristalina.
Secara terpisah, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral telah menyepakati rekomendasi yang diberikan oleh IMF. Dalam Pertemuan Musim Semi (Spring Meeting) yang diselenggarakan oleh IMF dan Bank Dunia di Washington DC, Perry menekankan pentingnya ketegasan IMF dalam menghadapi berbagai tantangan global. “IMF memiliki peran strategis dalam menyampaikan sikap yang tegas, terutama dalam merespons tantangan bersama yang berpotensi mengancam stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan global,” ujar Perry dalam keterangan resmi Bank Indonesia, yang dikutip pada hari Minggu, 27 April 2025.
Bank Indonesia juga menyambut baik anjuran dari IMF untuk mendorong perdagangan intra-regional, diversifikasi pasar ekspor, integrasi pasar modal, dan reformasi struktural guna memacu permintaan domestik.
Pilihan editor: Penjelasan PLN mengenai Kasus Pelanggan yang Menunggak Tagihan Listrik hingga Rp 12,7 Juta