Ragamutama.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan publik bersiap mengumumkan laporan keuangan kuartal I/2025. Akankah kinerja keuangan ini mampu mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
Beberapa emiten telah merilis kinerja mereka pekan ini. Sebagai contoh, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan laba bersih Rp14,1 triliun pada kuartal I/2025, meningkat 9,8% secara tahunan (year on year/yoy).
Emiten perbankan lainnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), membukukan laba bersih Rp904 miliar di kuartal I/2025, naik 5,1% yoy.
Di sektor berbeda, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), perusahaan data center afiliasi Otto Toto Sugiri, meraih laba bersih Rp418,8 miliar, melonjak 193,72% yoy.
PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), emiten komponen otomotif Grup Astra, menorehkan laba bersih Rp505,57 miliar, meningkat 6,43% yoy.
Sementara itu, PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN), perusahaan perkebunan sawit milik Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, membukukan laba bersih Rp45,45 miliar di kuartal I/2025, meningkat tajam sebesar 883,32% yoy.
: : IHSG Diproyeksi Uji Support 6.600 Hari Ini, Cek Saham ASII, KLBF, INDF
Seiring dengan pengumuman kinerja keuangan tersebut, IHSG menunjukkan kinerja positif pekan ini. Pada penutupan perdagangan Jumat (25/4/2025), IHSG ditutup menguat 0,99% di level 6.678,91. Secara keseluruhan, IHSG naik 3,74% dalam sepekan.
Meskipun demikian, IHSG masih berada di zona merah, melemah 5,66% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) sejak perdagangan perdana 2025.
: : IHSG Masih Rawan Koreksi, Cermati Saham ACES, BRMS, hingga UNVR
Pasar saham Indonesia masih mengalami arus keluar dana asing. Sepanjang pekan ini, tercatat net sell asing sebesar Rp1,15 triliun.
Beberapa emiten lagi akan merilis laporan keuangan mereka dalam beberapa pekan mendatang.
Angga Septianus, Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas, menyatakan bahwa investor menantikan kinerja keuangan emiten tersebut. IHSG akan dipengaruhi oleh ekspektasi kinerja keuangan yang menjanjikan dari emiten.
“Terutama, kinerja keuangan emiten di sektor perbankan, karena menjadi indikator perekonomian domestik, dilihat dari penyaluran kredit,” jelas Angga kepada Bisnis pada Jumat (25/4/2025).
Ia menambahkan bahwa pada kuartal I/2025, beberapa emiten menghadapi tantangan kondisi global yang berdampak pada permintaan perdagangan, yang pada akhirnya memengaruhi perputaran ekonomi dan daya beli domestik.
Selain laporan keuangan, sentimen lain yang akan memengaruhi IHSG adalah perkembangan kebijakan tarif impor AS. China dikabarkan mempertimbangkan penundaan tarif 125% untuk beberapa barang AS.
Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, mengatakan bahwa pergerakan IHSG pekan ini juga dipengaruhi oleh rilisan kinerja keuangan emiten. Pertumbuhan laba BBCA, misalnya, telah mendorong kenaikan harga sahamnya. Saham BBCA naik 1,18% dalam sepekan.
“Melihat kinerja BBCA, kinerja bank-bank berkapitalisasi besar diyakini masih relatif solid di kuartal I/2025 meskipun dibayangi oleh kecenderungan peningkatan NPL [nonperforming loan] akibat pelemahan nilai tukar rupiah,” tulis Valdy dalam risetnya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.