IHSG Berpeluang Naik: Kinerja Emiten Positif Jadi Katalis, Waspada Zona Merah!

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 27 April 2025 - 23:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa yang menggembirakan dengan kenaikan signifikan sebesar 3,74 persen selama periode 21 hingga 25 April 2025.

Selain itu, kapitalisasi pasar juga mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu sebesar 3,97 persen dalam kurun waktu yang sama. Para analis memperkirakan bahwa tren positif ini berpotensi untuk terus berlanjut pada minggu-minggu mendatang.

Berdasarkan pengumuman resmi dari BEI pada hari Minggu (27/4), IHSG berhasil mencapai level penutupan di angka 6.678,91. Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan penutupan pada minggu sebelumnya, yang berada di level 6.438,26.

Sementara itu, kapitalisasi pasar di bursa efek tercatat mencapai angka Rp 11,56 triliun, yang mencerminkan kenaikan sebesar 3,97 persen dibandingkan dengan penutupan pada minggu sebelumnya yang sebesar Rp 11,12 triliun.

IHSG Dibuka Hijau, Pasar Cermati Data Ekonomi dan Stabilitas Politik AS

Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, menjelaskan bahwa pergerakan IHSG selama minggu lalu hingga perkiraan untuk minggu depan sangat dipengaruhi oleh momen rilis laporan kinerja keuangan dari berbagai emiten.

Sebagai contoh, pertumbuhan laba BBCA pada minggu sebelumnya berhasil mendorong kenaikan harga saham BBCA sekitar 1,18 persen dalam satu minggu.

“Belajar dari kinerja BBCA, kinerja bank-bank dengan kapitalisasi besar diperkirakan masih akan menunjukkan ketahanan yang baik pada kuartal I 2025, meskipun ada kekhawatiran tentang potensi peningkatan NPL akibat pelemahan nilai tukar rupiah,” kata Valdy.

Baca Juga :  Ini 10 Bandara Tersibuk di Asia Tenggara pada Februari 2025

IHSG diprediksi akan mendapatkan dorongan dari ekspektasi terhadap kinerja keuangan emiten. Terutama kinerja keuangan emiten di sektor perbankan, karena hal ini dianggap sebagai indikasi kondisi perekonomian domestik yang tercermin dari aktivitas penyaluran kredit.

Selain laporan keuangan, sentimen lain yang juga berpotensi memengaruhi pergerakan IHSG di masa depan adalah perkembangan kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh AS. Terdapat kabar bahwa Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk menunda penerapan tarif sebesar 125 persen untuk beberapa produk AS.

Mirae Asset Sekuritas Proyeksi IHSG Bisa Capai 6.600, ANTM Bisa Dilirik

Valdy menambahkan bahwa Phintraco juga mengamati dari sisi global bahwa pasar saat ini sedang menantikan rilis data Michigan Consumer Sentiment dari Amerika Serikat (AS), yang diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Berdasarkan estimasi awal, indeks tersebut diperkirakan akan turun ke level 50,8 pada bulan April 2025. Penurunan ini menandai pelemahan selama empat bulan berturut-turut, dengan total koreksi lebih dari 30 persen sejak bulan Desember 2024.

“Tren ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran terkait perkembangan perang dagang yang terus mengalami fluktuasi sepanjang tahun ini,” imbuhnya.

Di sisi lain, ia melanjutkan, responden konsumen melaporkan sejumlah indikator peringatan yang meningkatkan risiko terjadinya resesi. Hal ini termasuk ekspektasi yang memburuk terhadap kondisi bisnis, keuangan pribadi, pendapatan, inflasi, serta pasar tenaga kerja.

Baca Juga :  Menkeu Pastikan UKT tak Naik dan Beasiswa KIP tak Dipotong

Di tengah penantian terhadap momen rilis kinerja dari berbagai emiten, IHSG menutup akhir pekan dengan penguatan sebesar 0,99 persen ke level 6.678,91 pada perdagangan hari Jumat (25/4). Secara keseluruhan, IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 3,74 persen selama seminggu perdagangan.

Meskipun demikian, secara year to date (ytd), IHSG masih berada di zona merah atau mengalami pelemahan sebesar 5,66 persen sepanjang tahun berjalan sejak awal perdagangan di tahun 2025.

Negosiasi Dagang AS-Tiongkok Jadi Sentimen Positif IHSG, Waspada Koreksi Harga Emas

Pasar saham Indonesia juga masih mencatatkan adanya arus keluar dana asing. Sepanjang periode 21-25 April lalu, pasar saham Indonesia mencatatkan nilai jual bersih atau *net sell* asing sebesar Rp1,15 triliun. (agf)

Tren Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

21 April 2025

Pembukaan 6.455,36

Penutupan 6.429,81

IHSG Dibuka di Zona Hijau Naik 0,19 Persen ke Level 6.450

22 April 2025

Pembukaan 6.456,05

Penutupan 6.533,22

23 April 2025

Pembukaan 6.594,12

Penutupan 6.628,43

24 April 2025

Pembukaan 6.672,75

Penutupan 6.603,38

IHSG Naik 38,21 Poin, NYSE Melonjak 121,47 Poin

25 April 2025

Pembukaan 6.661,40

Penutupan 6.672,33

Berita Terkait

Prediksi IHSG Hari Ini Menguat ke 6.784, Analisis Saham AKRA, BRPT, dan MEDC
Untung Besar di IPO RATU, Siapa Investor yang Rugi?
Waspadai 4 Dampak Negatif Jarang Menggunakan Kartu Kredit Anda
Prediksi IHSG Menguat Senin
IHSG Menguat 3,74% Sepekan Terakhir, Walau Asing Catat Outflow Rp 740 Miliar
IMF Prediksi Ekonomi Global Melambat: Ini 3 Solusi Ampuhnya!
Prospek Saham BBCA: Mungkinkah Tembus Rp 10.000? Analisis Lengkap dari Bos BCA
Akhir Pertemuan IMF-Bank Dunia: Nasib Tarif Global Belum Jelas

Berita Terkait

Senin, 28 April 2025 - 07:23 WIB

Prediksi IHSG Hari Ini Menguat ke 6.784, Analisis Saham AKRA, BRPT, dan MEDC

Senin, 28 April 2025 - 07:03 WIB

Untung Besar di IPO RATU, Siapa Investor yang Rugi?

Senin, 28 April 2025 - 06:31 WIB

Waspadai 4 Dampak Negatif Jarang Menggunakan Kartu Kredit Anda

Senin, 28 April 2025 - 05:51 WIB

Prediksi IHSG Menguat Senin

Senin, 28 April 2025 - 05:11 WIB

IHSG Menguat 3,74% Sepekan Terakhir, Walau Asing Catat Outflow Rp 740 Miliar

Berita Terbaru